4 : PAPA & PAPI (?)

189 11 0
                                    

WATTDEEE THUKHON

! M P R E G!

BAKAL UP TIAP HARI KALAU RAME, GAK RAME GUA NGAMBEK!!

BERCANDA

-HAPPY KIYOWO-




BARAT//JOONG ARCHEN AYDIN

NATHACA//DUNK NATACHAI

=••=

“Bar, mana anak saya?”

Baru saja Barat membukakan pintu rumahnya pagi hari ini, sudah di sambut pertanyaan dari ayah kandungnya. Ia datang bersama dengan laki-laki manis berwajah bulat, yakni istri ayahnya. EH MAKSUDNYA SUAMIII

Ya benar sekali, ayah Barat yang bernama Abraham menikah dengan seorang laki-laki bernama Arel. Arel juga adalah laki-laki yang bisa mengandung sama seperti Natha, dan Barat anak kandung dari mereka berdua. Oh jangan lupakan Barat yang mempunyai adik perempuan.

“Tidur di atas,” balas Barat membuat Abraham mengangguk, ia langsung masuk begitu saja ke rumah Barat.

Abraham melihat-lihat sekeliling, ia pun duduk di ruang tamu sembari menunggu menantu kecilnya bangun. Bersama Arel—kekasihnya. Arel lalu beranjak ke dapur untuk melihat apakah anak-anaknya sudah makan? Ternyata belum, ia langsung membuka kulkas dan memasak apa yang ada disana.

“MAS!!!!” teriak Natha dari kamarnya yang berada di lantai dua. “Iya sayang!!” balas Barat ikut berteriak, lalu ia berlari ke kamarnya.

Natha mengerucutkan bibirnya, sembari memegang perutnya. Barat khawatir, ia takut terjadi sesuatu kepada calon buah hatinya. Barat langsung menghampiri Natha dan bertanya kenapa?

“Perutnya sakit sayang? Apanya yang sakit?” tanya Barat. “Ade gamau pakai ini, mau pakai kaos besar punya kamu,” balas Natha lalu melepas pakaian tidur nya.

Barat pun mencarikan kaos miliknya, ia memberikan kaos berwarna abu dan celana atas paha agar suaminya nyaman. “Ada papa sama papi di bawah,”

Natha berbinar saat tahu jika ayah mertuanya berada disini, mengetahui gerak gerik Natha. Barat langsung mencekal lengan Natha, lalu berucap. “Jangan lari-lari, sayang. Babby nya nanti pusing,” ucap Barat membuat Natha mengangguk.

Ia menundukkan kepalanya, ia lupa kalau ia tengah mengandung. Ia lalu berjalan ke lantai satu dengan sedih, ia merasa ia bukanlah orang yang bisa menjaga calon buah hatinya dan Barat.

Saat sampai di lantai satu, Natha tetap menundukkan kepalanya dengan bibir yang melengkung ke bawah membuat Abraham dan Arel khawatir. “Ada apa, kecil?” tanyanya membuat Natha langsung berhamburan ke pelukan mertuanya.

“Hiks, Nat—natha gabisa jaga...hiks!” tangisnya membuat Abraham  yang di peluknya bingung, sementara Barat yang baru saja sampai langsung khawatir mengapa kesayangannya bisa menangis seperti ini.

“Anda apakan istri saya?” tanya Barat dingin menatap ayahnya.

Abraham langsung mengambil bantal lalu ia lemparkan ke arah Barat. “Tiba-tiba saja menangis, dari tadi sudah badmood. Bilang gak bisa jaga, gak bisa jaga apa?” tanya Abraham bingung.

“Adee gabisa jaga ade bayi, hiks. Ade sering lupa, nanti...nanti kalau ade bayinya nangis gimana, papa? Huaaa” tangis Natha semakin pecah di dalam dekapan Abraham. Sementara Arek dari arah dapur yang mendengar itupun langsung berlari dan bertanya demikian.

“Kamu mengandung, sayang?” tanya Arel lembut sembari mengelus surai halus milik Natha.

Sementara Natha mengangguk pelan, ia kemudian di bantu duduk oleh Abraham.
“Kenapa gak bilang kalau Natha hamil, Bar? Mencoba menutupi?”

“Kemarin check, belum sempet ngabarin kalian.” Balas Barat membuat kedua ayahnya mengangguk. “Natha mau makan kue? Tadi papi ada belikan?” tanya Arel membuat Natha bersemangat.

“MAU!!! AYOO, PAPI~” girangnya lalu mereka berdua menuju dapur, sedangkan Barat dan Abraham menunggu makanan matang.

Di dapur, Natha sibuk makan kue. Sementara Arel memasak dengan lihai, sungguh menawan. Arel berpakaian rumahan dengan menggunakan kaos cream polos dan celana putih pendek, di tambah kulitnya yang putih membuat auranya terlihat cantik.

“Tha, masih mual?” tanya Arel sembari memasak.

Natha menggeleng. “Udah enggak, Pi. Cuman, Natha agak gabisa tidur. Kaya rasanya overthinking terus.”

“Wajar, biasanya orang hamil memang banyak overthinking nya. Tapi coba di kurangi ya, nanti malah stres dan pengaruh ke janin,” ujar Arel lalu menatap menantunya dengan penuh kasih sayang.

Ia mengelus pipi tembam milik Natha sembari berucap. “Perempuan di bandingkan laki-laki itu resikonya lebih besar laki-laki, sayang. Untung dari gen kamu sudah memang bisa mempunyai rahim, tapi di kuar sana.”

“Ada beberapa laki-laki yang bisa hamil namun tak memiliki rahim, jadi janinnya berkembang, tapi seiring berjalannya waktu janin itu akan tumbuh besar dan dia pasti memenuhi perut. Ada kasus laki-laki hamil meninggal mengandung karena janinnya nendang jantung terus menerus.”

“Karena si janin tidak memiliki tempat, jadi dia bebas bergerak. Dan malah mengenai semua organ, tapi untuk kamu. Jaga kesehatan baik-baik ya, jangan sampai kelelahan. Oke?” lanjut Arel sembari menyiapkan makanan ke atas meja.

“Oke, Papi. Terimakasih ya,” balas Natha membuat Arel mengangguk manis.

=••=

ILUSTRASI BARAT MEGANG HASIL USG PERTAMA KEMARIN!!

ILUSTRASI BARAT MEGANG HASIL USG PERTAMA KEMARIN!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ILUSTRASI PERUT NATHA MEMBESAR!!!

ILUSTRASI PERUT NATHA MEMBESAR!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[JOONGDUNK] TOUCH ME, DADDY! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang