! Skip, 4 bukan kehamilan Natha !
—happy kiyowo—
Sebuah riyuh piyuh yang memenuhi seluruh penjuru rumah, rumah besar bertingkat dia milik Barat dan Natha kedatangan orangtua mereka. Ramai sekali, damai, nyaman dan menyenangkan.
“Ih udah keliatan nih perutnya, gemes banget ya sis pasti cucu kita nanti,” ujar Tari —ibunda kandung Natha yang tengah asik mengelus perut putih milik Natha dan berbincang dengan Arel.
Arel mengangguk setuju, ia pun ikut tersenyum. “Kira-kira cucu kita nanti cewek apa cowok ya, sis?” tanya Arel membuat Tari tambah excited.
“Lucuan kalau cewek gak sih? Nanti pasti gemoi semok gitu,” balas Tari membuat Arel tertawa.
Sementara sang empu, Nathaca Keinan yang tengah berbaring di sofa pasrah perutnya du unyel-unyel oleh kedua orang itu. Lalu Abraham dan Gafah—ayah kandung Natha menghampiri mereka.
“Woi kasian itu anaknya,” ucap Abraham sembari menunjuk ke arah Natha.
Gafah menggeleng heran. “Kalian ini kalau udah ketemu hebohnya kaya orang sekampung.”
“Oh iya, Ham. White anak cewek lo kemana?” tanya Gafah yang menanyakan White Raulava—adek Barat plus anak kandung dari Abraham dan Arel.
“Biasa, Fah. Dia maba, udah gak pernah tinggal di rumah tuh bocah. Pulang cuman makan, mandi, uang terus ke kampus lagi. Dia tidur di kos temennya, gamau dia sewa kos an.” Balas Abraham membuat Gafah mengangguk mengerti.
Tari bertanya. “White tuh ngambil apa to? Kayanya sibuk banget.”
“Ngambil kedokteran, dia pengen jadi dokter katanya. Makanya, belajar gada sela sedikitpun. Kasian aslinya liat dia begitu apalagi dia bontot kesayangan ku,” balas Arel membuat Tari terkekeh.
“Jadi ngambil kedokteran sama kaya kamu dong, Rel?” tanya Tari karena Arel juga adalah seorang dokter.
Arel mengangguk menyetujui. “Iya, tapi dia gak mau jadi dokter bedah kaya aku.”
“Kenapa?”
“Tidak tahu, dia ingin menjadi dokter gigi. Katanya, kalau ponakannya lahir biar giginya di check terus sama dia,” balas Arel membuat Natha melebarkan matanya.
“Firasat buruk nanti anak aku di kasih permen terus sama White biar giginya pada ompong, biar si White bisa meriksa gigi ponakannya terus,” celetuk Natha membuat semuanya tertawa.
“Bayangin aja udah se seru itu,” ujar Gafah di setujui mereka, selain Natha.
Natha menggeleng tidak setuju. “Memang seru, tapi dunia banyak jahatnya, Ayah. Banyak sekali manusia yang tidak menyukai hubungan seperti ini.”
“Memang betul, Natha. Tahta kita harus tinggi jika ingin melakukan hubungan seperti ini,” balas Gafah membuat Abraham mengangguk.
“Di dunia kalau gak punya kuasa ya bakal di tindas walaupun dia berperilaku normal.”
=••=
“SAYANG!!” pekik Natha di ambang pintu sembari merentangkan tangannya.
Barat menyambut dengan senyuman hangat, ia langsung mendekap tubuh mungil itu. “Hap, sekarang kita kalau pelukan bertiga ya, dek.”
“Iya, adek udah gabisa mepet nih. Kehalang dede bayii nyaa,” ucap Natha membuat Barat mengusak rambutnya gemas.
“Sudah makan, hm?” tanya Barat membuat Natha menggeleng.
Natha menggenggam ibu jari Barat, lalu membawa Barat ke ruang makan. “Lihatlah, ini tadi aku bantuin bunda sama papi masak. Aku sengaja belum makan, mau nungguin kesayangan aku dulu soalnya!!” balas Natha excited.
“Kasian, dua bayi daddy kayanya laper nih. Ayo makan,” ajak Barat lalu Natha mengangguk setuju.
Mereka berdua makan dengan tenang, di selingi canda tawa. Terlihat bahagia sekali di ruangan itu, tawa Natha yang selalu ingin Barat lihat, dan kasih sayang Barat yang selalu ingin Natha rasakan.
“Mas, aku pernah berfikir aku gak bakal bisa nerima pernikahan ini. Eh tiba-tiba malah muncul si bocil hasil dari keringat kita,” ujar Natha membuat Barat tertawa sangat lepas.
Inilah pemandangan yang selalu mereka berdua rasakan, bersama, dan terus bersama selamanya. Nanti di kemudian hari, akan ada si kecil yang menemani mereka, melengkapi keriangan kehidupan mereka.
=••=
Nder, maaf gabisa banyak ya. aku sakit, besok aku double up.
votmen ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
[JOONGDUNK] TOUCH ME, DADDY!
Teen Fiction! 𝐌 𝐏 𝐑 𝐄 𝐆! ! 𝐁 𝐗 𝐁 ! Konsonan langit yang meredup kala semuanya berteriak "harus" perjodohan gila macam apa ini?! Laki-laki dan laki-laki mana bisa? Bisa, jika semua sudah berkehendak. Sesosok bayi mungil yang akan menjadi penerang bagi...