Haii.
Ulang yaaa. Trouble dikitt
Makasih atas vote, komen, dan reading nyaa.
Maapkan typo dan ketidakmenarikannya.
Happy reading..
»»————> Next <————««
"Ohh Al udah bangun." sambut seorang pemuda yang tadi tidak Heesa sadari keberadaannya.
Heesa mengernyit.
'Al? Inikan Heesa. Heesa ga pernah dipanggil Al. Kok dia manggilnya Al sih?!' protesnya dalam hati.
Tidak bisa protes secara langsung dia, rasanya berbisik saja susah. Tubuhnya terasa sakit semua. Apalagi rasa pening menjalarinya sejak tadi.
Pemuda yang menyambutnya tadi juga tidak lagi angkat bicara.
Lama terdiam dalam hening panjang,
Seorang dokter pria masuk kedalam ruangan Heesa. Memeriksa tubuh remaja itu. Lalu menghela nafas, seolah membuang beban.Tampaknya dokter itu lega. Melihat keadaan Heesa yang katanya sudah lebih baik. Setelah dua jam yang lalu sempat henti jantung, sampai keajaiban terjadi.
"Syukurlah, terimakasih dok." pemuda tadi membungkuk sopan.
Heesa sama sekali tidak mengenalnya. Siapa dia? Heesa merasa pernah melihatnya, tapi Ia lupa. Apa Ia amnesia ringan setelah kejadian na'as itu?
"Sama-sama. Setelah tuan muda Alvond pulih, akan dipindah ke bangsal pribadi." jelas sang dokter.
Deg.
Jantung Heesa sepertinya hampir copot. Mendengar nama yang disebutkan dokter itu.
Apa ini? Tuan muda Alvond? Itu nama Abang angkatnya! Kenapa bisa sampai sini? Apakah abangnya itu satu kamar dengannya?
Oh, namun tidak mungkin. Kamar ini memang dapat ditempati tidak hanya satu pasien karena luas. Tapikan disini yang sakit dia, kenapa yang dibilang pulih dan pindah bangsal Abangnya. Mungkinkah Abangnya juga sakit? Atau Alvond memang menemaninya?
Membingungkan. Otak kecil Heesa tidak bisa mencernanya. Mana yang benar?
Untuk memastikan, Heesa melirik kesana kemari. Mungkin ada atensi Alvond disekitarnya. Tapi, tidak ada! Kamar yang luas dan berperalatan lengkap ini, hanya memiliki lima penghuni. Yaitu Heesa, seorang pemuda tadi, dan Dokter beserta dua asistennya. Tidak ada orang lain!
"Karena pemeriksaan sudah usai, saya pamit undur diri." Dokter berpamitan.
Setelah dokter keluar dari kamar Heesa, Pemuda yang menjadi teman Heesa satu-satunya di ruangan ini mendekat.
"Apa kau haus?" tanyanya. Ini kalimat retoris! Tidak perlu ditanyakan. Tentu saja haus. Hanya saja, Heesa saat ini sedang mencoba mengingat sesuatu.
Setelah dilihat dari dekat, barulah Heesa sadar.
Pemuda ini adalah Gallen Roonan Amardha. Kakak bungsu Alvond.
Pemuda inilah yang paling dekat dengan Alvond. Darimana Heesa tahu? Tentu saja dari cerita Alvond. Abangnya itu sangat terbuka padanya.
Lalu sekarang Heesa bingung lagi. Kenapa Gallen disini. Dan kenapa Alvond tidak ada didekatnya jika memang tadi Alvond ada? Situasi apa ini?
Gallen duduk disamping Heesa. Lalu memberikan segelas air mineral, lengkap dengan sedotan. Lalu mengarahkan sedotannya pada mulut Heesa. Heesa sih menerima saja. Toh, tenggorokannya kering.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heesa Alvond
RandomJika orang lain yang polos, lucu, pendek, chubby, manis dan menggemaskan dimasuki oleh sosok kejam penyandang leader Mafia bawah, tidak untuk remaja ini. Margheesa. Remaja imut, pendek, chubby, manis dan agak tengil ini justru sebaliknya. la kira...