Chapter III 𝐒𝟏 "Bintang?"

1 0 0
                                    

𝐇𝐚𝐥𝐨, 𝐬𝐚𝐲𝐚 𝐭𝐮𝐫𝐮𝐭 𝐛𝐞𝐫𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐚𝐭𝐚𝐬 𝐰𝐚𝐤𝐭𝐮 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐤𝐚𝐫𝐲𝐚 𝐬𝐚𝐲𝐚. 𝐒𝐚𝐲𝐚 𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩 𝐤𝐚𝐫𝐲𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐲𝐚 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐢𝐧𝐢 𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐡𝐢𝐛𝐮𝐫 𝐩𝐚𝐫𝐚 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧.

𝐌𝐚𝐚𝐟 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐚𝐝𝐚 𝐤𝐞𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐭𝐚, 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐮𝐜𝐚𝐩, 𝐝𝐢𝐚𝐥𝐨𝐤 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐬𝐞𝐬𝐮𝐚𝐢, 𝐬𝐞𝐫𝐭𝐚𝐬 𝐤𝐚𝐭𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐘𝐏𝐎 𝐚𝐭𝐚𝐮𝐩𝐮𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐛𝐮𝐧𝐠.

𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝐈𝐈𝐈

𝐌𝐞𝐦𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐤𝐢𝐬𝐚𝐡......

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

Ciel terbangun di sebuah kamar yang nampak seperti berada di dalam sebuah pohon, suasana damai serta sejuk berhasil membuat pikiran Ciel lebih tenang. Tidak lama setelah Ciel bangun dari pingsannya, ada gadis yang terlihat seumuran dengan dirinya masuk kedalam kamar tersebut.

"Ternyata anda sudah bangun. Apakah ada yang sakit?"-Tanya sang gadis yang duduk di sudud tempat tidur yang saat ini di tempati oleh Ciel.

"Ya, saya tidak apa-apa kok."-Jawab Ciel yang terus menatap sang gadis.

"Baguslah kalau begitu. Emmm... Tolong berhenti menatapku seperti itu, itu cukup mengganggu."-Protes sang gadis yang merasa tidak nyaman saat Ciel terus menatapnya.

"Ah- maaf, aku hanya kagum karna anda terlihat cantik."-Ciel menggaruk tengkuk lehernya yang sebenarnya tidak gatal.

Wajah gadis tersebut sedikit merona dikarenakan malu. Ciel memandang gadis itu lagi dan mulai bingung karna sang gadis yang mulai memerah padam tepat di kedua pipinya.

Ciel meraih pipi sang gadis dan mengusapnya pelan, tidak lupa ia juga mengecek suhu tubuhnya karna takut kalau gadis di depannya ini tiba-tiba saja demam. Ali, melihat kejadian itu dari penglihatan Ciel dan perlahan mengambil alih tubuh Ciel.

Matanya perlahan berubah menjadi merah darah, tatapannya ikut berubah. Sang gadis terkejut ketika melihat perubahan tersebut, ia langsung menjaga jarak aman dari orang di hadapannya.

"Hei, kenapa kau menjaga jarak? A-pasti karna kau sadar siapa saya? Ya, itu tidak lah penting bagiku saat ini yang penting sekarang .... jauhi tuanku dan jangan macam-macam."- Ali menunjukan tatapan tajam dan wajah yang setengah menggelap, sifatnya berbeda jauh dengan Ciel.

Gadis itu sedikit merinding karena intimidasi yang Ali berikan, ia menghela nafas berat lalu mencoba untuk tetap tenang.

"Siapa kau sebenarny?"-Tanya sang gadis dengan nada curiga.

"Maaf atas kelancangan saya karna tidak memperkenalkan diri. Perkenalkan nama saya adalah Ali."-Jawab Ali dengan nada sopan.

Dalam jangka waktu sekitar 2-3 jam, mereka ber-2 hanya saling menatap dengan tatapan yang tidak mengenakaan.

Ali tidak dapat banyak bergerak karna saat ia bergerak sedikit saja, gadis itu semakin waspada.

"Kenapa engkau sangat mewaspadaiku? Bukankah sikapmu itu berlebihan, saya di sini juga karena tidak sengaja menemukan desa ini."-Keluh Ali yang mulai bosan.

𝙻𝐨𝚜𝚝 𝙸𝚗 𝚃𝚑𝚎 𝚄𝚗𝚔𝚎𝚗𝚘𝚠𝚗 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang