Jelita senyum liat Papa yang pajang foto pernikahan ala ala mereka di samping foto pernikahan Mama sama Papa.
Foto pernikahan Mama sama Papa kelihatan romantis, suci, Mama sama Papa gandengan natap ke kamera sambil senyum lebar, tapi foto pernikahan ala ala Papa sama Jelita yang Papa cetak beda.
Papa cetak foto waktu kejantanan Papa masuk lubang Jelita, gaun pernikahan Mama yang Jelita pakai diangkat ke atas, Papa sama Jelita ngeliat ke kamera tapi mereka gak senyum, Jelita masang muka keenakan sedangkan Papa masang muka cabul yang dulu gak pernah Jelita liat waktu Mama masih hidup.
Foto pernikahan Mama dan Papa suci, sedangkan foto pernikahan Jelita dan Papa penuh dosa.
"Orang percetakan gak curiga Pah waktu Papa cetak ini?" Tanya Jelita sambil peluk Papanya dari samping mereka sibuk mandangin foto pernikahan mereka.
"Mereka gak kenal kita, mereka mikirnya kamu istri Papa beneran, kata mereka Papa beruntung dapat istri muda, imut, cantik macam kamu yang gak malu diajak foto beginian." Jawab Papa sambil rangkul pinggang Jelita.
***
"Nenek senang liat kalian dekat lagi." Kata nenek waktu Jelita sama Papa datang ke rumah nenek untuk peringatan kematian Mama.
Ada Om, Tante, dan sepupu Jelita juga di sana, mereka makan malam bareng, Jelita duduk di sebelah Papa.
"Juan, Mama tahu Rita baru tiga bulan yang lalu meninggal, tapi kalau kamu butuh seorang istri dan Ibu baru untuk Jelita, Mama dan yang lainnya gak bakal menghalangi kamu untuk menikah lagi." Kata nenek yang bikin sendok di tangan Jelita jatuh.
"Jelita gak butuh Mama baru!"Teriak Jelita marah ke neneknya.
Tante melotot gak senang liat Jelita Teriak ke nenek.
"Kamu bisa aja gak butuh Mama baru karena kamu udah besar, tapi Papa kamu tetap butuh seorang istri, siapa yang bakalan penuhin kebutuhan Papa kamu kalau bukan istri barunya? Papa kamu masih muda, hidupnya masih panjang, gak mungkin kan kamu mau Papa kamu menduda selamanya, memangnya kamu gak mau Papa kamu bahagia?"
"Aku mau Papa bahagia, aku bisa bikin Papa bahagia!"
"Bahagia sama anak dan bahagia sama istri itu beda Jelita, kamu belum paham karena kamu belum menikah, Papa kamu itu punya kebutuhan yang harus dipenuhi."
Jelita mau buka mulut balas omongan Tantenya tapi tangan Jelita tiba tiba dipegang sama Papa dibawah meja makan, Papa berhentiin Jelita karena takut Jelita keceplosan gara gara kebawa emosi.
"Mama dan Kakak ipar gak perlu khawatir, aku baik baik saja dan aku gak ada niat buat menikah lagi, buat saat ini aku cuma mau fokus sama pekerjaan ku dan Jelita." Kata Papa menengahi.
"Tapi mau sampai kapan Juan?" Tanya kakek ikut nimbrung.
Kenapa semua orang malah mendadak mendesak Papa buat nikah lagi?
Jelita taruh kasar sendoknya ke meja bikin semuanya natap ke arah Jelita, "Jelita gak nafsu makan." Kata Jelita sambil berdiri, Jelita kabur ke luar rumah nenek, gak mau dengar pembahasan soal Papa yang disuruh menikah lagi sama kakek dan nenek.
Jelita gak butuh Mama baru, Jelita sudah besar, Jelita gak butuh Mama baru di hidup Jelita, Jelita justru mau jadi Mama, jadi Mama untuk adik Jelita dan anak Papa, untuk apa Papa menikah lagi kalau ada Jelita? Jelita bisa kasih kehangatan ke Papa kaya yang Mama kasih, Jelita bisa bikin Papa bahagia, Jelita juga bisa kasih Papa anak, Jelita masih muda, rahim Jelita subur, Jelita bisa kasih kakek dan nenek cucu yang banyak kalau mereka mau.
Tapi Jelita gak bisa ngomong langsung ke kakek dan nenek, karena kalau Jelita jujur, Papa bisa dalam bahaya, Papa bisa dipenjara, karena di sini gak seharusnya Papa jadikan anak kandungnya sebagai istri kecilnya, sebagai pengganti istrinya yang sudah mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
JELITA & PAPA 🔞
RomanceHubungan Papa dan Jelita renggang sejak Mama meninggal, Jelita mau hubungan mereka jadi dekat lagi walaupun caranya salah.