❤️ 03 ¹ ❤️

143 17 1
                                    

Lama termenung dalam pikirannya sendiri, Jimin tersentak oleh bibir Yoongi yang menempel pelan tepat di bibirnya.

Jimin blank. Ciuman pertamanya.

Yoongi masih diam, melihat perubahan ekspresi Jimin dari melamun, kaget hingga detik ke tujuh mata Jimin sayu dan terpejam.

Oh, Jimin yang polos menyerahkan dirinya.

Yoongi menekan bibirnya pelan, menggerakkan bibirnya untuk merasakan tekstur lembut labium yang dulu sempat mengisi pikiran kotor Yoongi.

Lidah Yoongi ikut bekerja, menjilat bibir plumpy sewarna persik itu dengan perlahan, Jimin menegang saat bibirnya dipaksa terbuka oleh ibu jari Yoongi yang kini menyelinap di sela sapuan lidahnya.

Yoongi melepas lumatannya namun ibu jarinya masih bekerja; mencari lidah Jimin yang kaku, mulai menekan dan mengeksplorasi isi mulut si manis, empat jari lain mengapit pipi dan rahang Jimin.

Mata Jimin yang semula terpejam lemas kini mengerut di ujungnya seiring dengan mulut Jimin yang mengerucut karena jelajah ibu jari Yoongi yang seperti memaksa Jimin untuk menghisapnya.

Semua ekspresi Jimin tak lepas dari pandangan Yoongi yang semula datar kini mulai menajam, menahan gairah hanya karena perubahan ekspresi si manis.

Tangan bebas Yoongi meraih sisi tengkuk Jimin dan membawanya mendekat tanpa perlawanan. Ibu jarinya masih sibuk bergulat dengan lidah Jimin.

Bibir Yoongi menyentuh tepat di cuping telinga Jimin. "Park Jimin. Adikku yang manis...adik yang hyung sayangi,"

Bisikan Yoongi sangat pelan, serak juga berat.

"...kini menjadi Jimin yang menggairahkan, menjadi Jimin yang hyung suka.."

Park Jimin meremang. Ia membuka mata perlahan dan menemukan mata Yoongi yang memandangnya dengan cara berbeda.

Apakah itu cinta?

Sementara disisi Min Yoongi, tatapan mata polos dan penuh harap dari si manis benar-benar menyedot habis akal sehatnya, mata itu membuatnya ingin berbuat lebih; semacam rasa egois.

"Jiminie... hyung suka seseorang yang berpenampilan seksi -sepertimu saat ini." Tangan pucat nan besar Yoongi menurunkan kerah o-neck dari kaos longgar Jimin hingga memperlihatkan sedikit sebelah bahunya yang sempit.

Jemari Yoongi menari di sana, halus.

"Hyung suka seseorang dengan suara yang merdu-"
Tangan Yoongi dari bahu bergerak ke dada, mengelus dan menekan puting Jimin dari balik kaos. Itu mengundang lenguhan Jimin yang tertahan.
" -seperti desahanmu saat ini."

"Dan, Jiminie, hyung paling suka seseorang yang menggairahkan dengan tangan nakal-"

Yoongi ambil tangan Jimin dan membawa telapak kecil itu untuk menyentuh ereksi yang menggembung dibalik celana trainingnya. Menuntun Jimin untuk mengelus dan meremas dengan tak berirama.
" -seperti tanganmu saat ini,"

Seiring dengan bisikan dan perbuatan cabul Yoongi terhadap tangannya, Jimin yang sedari tadi menahan nafas kini rakus meraup oksigen ke paru-parunya.

Tangannya yang bergetar tidak mengusik Yoongi sedikitpun, malah dibuat Yoongi semakin meremas kuat. Membuat Jimin mati kutu, tidak tahu apa yang akan dan harus ia lakukan dalam situasi seperti ini.

Ini diluar rencana Jimin, sejujurnya Jimin hanya ingin mengungkapkan perasaan cintanya yang semakin sesak menghimpit dadanya, kalau ditolak itu adalah resiko yang siap Jimin ambil. Kalau dijadikan kekasih, itu jackpot bagi Jimin. Jimin benar-benar tak sangka untuk menjalin hubungan dengan Min Yoongi, ujiannya berat sekali.

Min Yoongi yang menurutnya adalah pria dewasa, bijaksana dan juga selalu bertutur baik padanya kini seolah menghilang, menjadi Min Yoongi yang sarat dengan intimidasi dan tak terbantahkan; seperti yang selalu para member lain keluhkan. Ini pertama kalinya Jimin melihat sisi lain Min Yoongi.

"Bagaimana Jiminie..."

Yoongi beri kecupan kupu-kupu di sekitar belakang telinga Jimin, ibu jarinya kini menekan-nekan bibir Jimin yang kini mengilat.

" -apa kau sudah siap untuk menjadi seseorang itu untuk Yoongi hyung-mu ini? Hmm??"

Jimin polos, awam soal bercinta, tapi dia tidak bodoh untuk tahu kemana arah Yoongi bicara.

"Hh..hhyung- aku-" Jimin tercekat, pikirannya menolak perbuatan semacam ini namun lidahnya kelu untuk menolak.

Yoongi paham Jiminnya sedang dilema, Yoongi mau tahu seberapa besar nyali bocah ini untuk mengambil keputusan.

Yoongi tak akan paksa, dia sungguh menyayangi Jimin sebagai adiknya, itu dia buktikan dengan perhatian dan sikapnya selama ini.

Jimin adalah satu-satunya member yang bisa merasakan betapa hangatnya Min Yoongi ....namun jika Jimin mau mengimbangi cara dan pandangan Yoongi dalam 'bercinta', Yoongi juga tak akan sia-siakan.

Yoongi mengakhiri semua sentuhannya dengan kecupan di kening Jimin, itu membuat Jimin sedikit rileks.

"Tidak apa-apa Jiminie... Ingat. Hyung menyayangimu. Hyung hanya ingin kau tahu, bagaimana cara hyung untuk berkomitmen. Jika kau keberatan, hyung tak akan memaksamu. Hyung akan bersikap biasa untukmu... maafkan perbuatan hyung barusan ya..."

Min Yoongi dimata Jimin menjadi berjuta kali lebih berkharisma saat mengatakannya. Jimin jadi semakin jatuh hati, semakin tenggelam dalam pesona Yoongi yang banyak dielu-elukan oleh para Yoongi stan. Melupakan sisi menyeramkan Yoongi yang tadi sempat membuatnya takut.

Keterdiaman mereka pecah oleh pelukan tiba-tiba dari Jimin. Yoongi tersenyum miring lalu tertawa kecil, Park Jiminnya yang manis masuk dalam perangkapnya.

"Jiminie mau hyung... Jiminie cinta Yoongi hyung..."

Yoongi balas pelukan itu gemas. "Kau tak akan menyesal, Jiminie?"

"Jiminie percaya Yoongi hyung tak akan menyakitiku."

"Hyung tak akan menyakiti hatimu, Jimin..." tapi hyung tak janji untuk tidak menghancurkan analmu, anak manis. Bukankah begitu cara kerja bercinta?

Yoongi lepas pelukan dan meraih tengkuk Jimin, ia melumat bibir plum itu penuh puja. Jimin yang belum terbiasa hanya diam, pasrah menerima.

Yoongi tidak suka submisif yang pasif, Yoongi memang senang mendominasi namun Yoongi butuh balasan, meskipun hanya sebatas desahan.

Beri kecuali untuk saat ini, untuk Jimin saja.

Yoongi akan kenalkan siapa sebenarnya Min Yoongi pada Jiminnya yang manis.

Pelan-pelan bocah lugunya ini pasti mengerti, Jimin anak yang pintar, Yoongi percaya itu.

Tangan Yoongi tak tinggal diam, ia arahkan pada kedua bongkahan pantat sintal Jimin yang kini duduk diatas pangkuan atas bimbingannya.

Jimin mendesis, persis ular. Yoongi akan mengeluarkan desahan manis itu dari sana.

"Pelajaran pertama untuk Jiminie yang manis adalah jangan malu untuk mendesah. Ayo.. keluarkan lenguhan manismu, Jiminie..." Yoongi bicara sembari tangannya sibuk menguleni bagian belakang Jimin dan bibirnya menyusui leher Jimin.

"Aaahhh..."

"Anak pintar..."

.

.

.

Part 2?

Perjalanan [YoonMin 21]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang