🤍 04 🤍

77 16 1
                                    

Esok harinya.

Jadwal mereka kosong. Yoongi bangun dengan termenung, menatap Jimin yang masih tidur meringkuk dalam gulungan selimut; masih telanjang.

Wajah Jimin benar-benar tak pernah terlihat buruk, Jimin tanpa riasan adalah gambaran kecantikan natural dan saat tidur, Jimin malah terkesan lebih imut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajah Jimin benar-benar tak pernah terlihat buruk, Jimin tanpa riasan adalah gambaran kecantikan natural dan saat tidur, Jimin malah terkesan lebih imut. Manis.

Juga menggairahkan sekarang, karena pemandangan di baliknya adalah tubuh dengan bekas ‘memar’ kemerahan yang hampir penuhi pundak dan leher si manis.

Buka selimutnya kalau berani, kalian akan temukan hal yang sama di pantat dan paha dalam seorang Park Jimin.

Yoongi mengelus pipi Jimin, mengelap bekas air mata yang mengering di ujung mata sampai garis hidung. Ngomong-ngomong Yoongi tak menyesal telah menguras air mata Jimin semalam.

Tangan Yoongi turun ke bibir bengkak dengan sedikit bagian robek milik Jimin; itu salah satu alasan Jimin menangis. Senyum miring Yoongi terbit mengingat bibir bawah itu yang semalam sempat ia gigit saking gemesnya dengan sosok polos Jimin. 

Alasan lain?

Banyak, mungkin.

Yoongi memang tak menyesali. Entah bagaimana dengan Jimin nanti.

Pada dasarnya memang Yoongi belum pernah menaruh rasa suka; jatuh cinta, terhadap siapapun sepanjang hidupnya.

Kehidupan keras Min Yoongi selama ini mungkin telah mengeraskan hatinya pula, Yoongi masa bodoh dengan itu. Selama ini Yoongi merasa baik-baik saja tanpa perasaan menye-menye seperti itu.

Yoongi merasa bahagia hanya dengan musiknya kini.

Setelah perbuatannya semalam,
Yoongi mungkin akan terima konsekuensi kalau-kalau Jimin menjauhinya, tidak apa-apa toh Yoongi juga bingung bagaimana cara menolak Jimin dengan tidak menghancurkan perasaannya.

Tapi jika Jimin masih kekeh dengan perasaannya, itu menguntungkan bagi Yoongi. Mana ada buaya yang menolak diberikan daging segar?!

Jimin terbangun, menggeliat perlahan.

Hyung…”

Hyung mengganggu tidurmu ya?”

Jimin menggeleng pelan. 

Jimin masih mengumpulkan nyawa, meringis ngilu, anal yang perih tak terkira hanya karena dia merubah posisi berbaringnya.

Melihat hyung kesayangan, Jimin tersenyum manis. Melupakan pesakitannya. “Jadi, apakah kita sekarang adalah sepasang kekasih, hyung?”

Yoongi tertawa kecil akan pertanyaan polos Jimin. “Apa perlu diperjelas lagi, Jiminie…?”

“Aku hanya ingin mendengar sebuah kejelasan, hyung…” Setelah aku menyerahkan diri, masa hyung tak mau mengakui :( 'kan kejam. Tolong katakan kita pacaran hyung. Jerit Jimin dalam angannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perjalanan [YoonMin 21]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang