Have fun...
-------------Entah keberanian darimana aku tetap masuk sekolah pada hari ini. Walau memang aku menderita di tempat ini, tapi pelajaran tetap menjadi nomor satu untukku. Aku harus membawa dua tas ke sekolah. Malam tadi aku hanya tidur di pinggir toko yang sudah tutup. Sepertinya hari akan bertambah buruk mulai hari ini.
"Halo Rei!"
Baru saja aku memikirkannya, Gio dan komplotannya sudah mendatangiku saat jam istirahat. Gio merangkulku dan bertindak seolah kami bedua teman.
"Maaf, aku udah gak punya apa lagi Gio."
"Hah? Yakin?"
"Yang kemarin itu sudah duitku semua. Itu juga termasuk tabunganku juga."
"Tch, payah!"
Gio menarik kerah bajuku, menyeret dan melemparkanku ke dinding belakang kelas. Aku hanya bisa terduduk merasakan sakit di sekujur tubuhku. Luka-luka lebam kemarin belum sembuh dan sepertinya akan bertambah. Gio menendang dan menginjak perutku.
"Gw tuh mau jajan! Masa iya lu gak ada duit sih!"
"Arghhh maaf, aku beneran gak ada Gio."
"Ton geledah."
"Balas!"
Suara itu...suara yang kemarin malam ku dengar saat terjun dari jembatan.
"Balas mereka semua Rei!"
"Caranya?"
"Lihatlah mereka."
Aku membulatkan mata, semua orang yang berada di kelas ini berhenti selayaknya patung. Sama sekali tidak ada yang bergerak. Saking tak percayanya, aku sampai membersihkan kacamataku dan memang semuanya berhenti.
"Cepat lakukan, kau hanya punya waktu 15 detik!"
"Hah? Ba...baiklah!"
Aku sadar kalau aku menggunakan kekuatan fisikku, mereka sama sekali tak akan bergeming. Aku mengambil sapu yang biasa digunakan untuk piket kelas. Satu persatu anak buah Gio dan juga Gionya sendiri aku pukul menggunakan sapu yang ku ambil. Aku mengayunkan sapu itu dengan sekuat tenaga.
"Good job Rei. Continue!"
Waktu kembali bergerak, Gio dan kawan-kawan langsung mengaduh kesakitan. Pandangan Gio langsung menatap tajam ke arahku, aku baru teringat kalau aku masih memegang sapu. Alhasil nasibku berujung di belakang sekolah. Lagi-lagi aku dikeroyok oleh beberapa orang. Membuat aku tidak bisa masuk ke dalam kelas. Walau begitu, aku masih bersikeras untuk kembali, tapi di tengah perjalanan aku jatuh pingsan.
Saat aku tersadar, aku sudah berada di ruang UKS. Aku mencari seseorang, tapi sama sekali tak ada siapapun hanya ada aku di sini. Aku melihat ada makanan, minuman dan juga kertas di nakas tepat di samping ranjangku.
"Kamu pasti belum makan kan? Dimakan ya :)"
Aku tersenyum, ternyata masih ada orang baik yang bersimpati padaku. Pasti orang ini yang membawaku ke sini. Tapi...siapa? Sudahlah lebih baik aku makan, aku baru ingat kalau aku belum makan sejak malam tadi.
Aku sedang memikirkan sesuatu. Saat dikelas suara aneh itu muncul, lalu keadaan kelas menjadi diam. Lebih tepatnya waktu seperti berhenti. Tapi, kenapa tadi saat aku dibawa ke belakang sekolah dia tidak datang lagi? Apa itu cuma halusinasiku saja?
"Jangan asal bicara kutu buku!"
Aku terkejut, suara itu muncul lagi di telingaku.
"Ka..kamu...kamu sebenarnya siapa?"
"Simpel saja, saat ini aku adalah kau Rei. Apa kau lupa waktu saat terjun kemarin? Kau menyetujui tawaranku, untuk menyatu denganmu?"
"Me..menyatu? Maksud kamu apa hah?!"
"Lihat di sana ada cermin, coba kau kesana dan bercermin. Nanti kau akan tahu jawabannya."
Aku segera dengan cepat menuju meja yang berada di depan. Saat alu bercermin, aku langsung tahu maksud dia menyatu denganku.
"Ma...mata kiriku..."
"Kau orang yang terpilih Rei."
Bola mata kecil yang biasanya berbentuk bulat hitam, kini berubah menjadi sebuah jam berwarna gelap. Jadi...ini semua bukan sekedar mimpi atau halusinasi semata?
"Terpilih? Apa maksudmu terpilih? Terpilih untuk jadi apa?"
"Generasi selanjutnya dari raja iblis."
"Hah!!! Gak...gak mungkin! Kamu pikir aku percaya dengan omonganmu itu hah! Omonganmu barusan hanya ada di cerita fiksi belaka!"
"Setelah tadi kau lihat mereka berhenti, masih belum mempercayaiku? Baiklah. Sekarang coba kau lempar cermin itu. Pikirkan kalau kau memiliki kekuatan super untuk memberhentikan waktu seperti tadi."
Dengan ragu aku melakukan omongannya barusan. Cermin yang harusnya langsung terjatuh ke lantai, tiba-tiba berhenti di udara. Ini sungguhan...kekuatanku sungguhan.
"Oke sepertinya cukup. Aku akan berkomunikasi dan memberi arahan lewat tampilan yang nanti muncul. Jika aku berkomunikasi secara langsung seperti ini, itu hanya menguras energiku. Oh iya cepat ambil cermin itu kembali sebelum jatuh."
"Oh iya!"
Aku segera mengambil kembali cermin yang tadi kulempar. 15 detik berlalu dan waktu kembali normal. Tiba-tiba muncul layar besar di hadapanku. Dan memunculkan sebuah penjelasan.
Pause, skill pertama yang kau punya. Dengan kekuatan ini kau bisa memberhentikan waktu sesuka hatimu. Tapi untuk saat ini kau hanya bisa menggunakannya dengan durasi 15 detik. Kau bisa menjadikan durasinya menjadi tanpa batas, apabila kau melakukan kejahatan.
"Apa?! Melakukan kejahatan!"
Status, di sini kau bisa melihat kekuatan, kecepatan, reflek, pertahanan dan kecerdasan. Semua rendah kecuali kecerdasan yang terbilang cukup tinggi. Kau bisa meningkatkan statusmu dengan berlatih, tapi apabila kau mau menaikkannya secara drastis kau bisa melakukan kejahatan.
Lagi dan lagi ada kata kejahatan di sana.
Quest unlock! Mempermalukan dan balas dendam ke Gio dan kawan-kawan.
Aku menelan ludah dengan susah payah. Aku mengerti kenapa sejak tadi aku diminta untuk melakukan kejahatan. Kejahatan yang dimaksud adalah perbuatan melenceng manusia. Itu semua dilakukan demi menjadi raja iblis. Mendadak aku seperti berubah menjadi seorang MC di cerita-cerita fiksi.
Untuk membuktikan semua ini, aku harus mulai ke hal yang kecil dulu.
"Aku akan mencoba mencuri barang."
To be continued