34 | i love you so

2K 376 173
                                    

Kylandra menggigit bibir gelisah. Matanya bergulir ke atas, menatap angka yang terus berganti, lalu berpindah ke pintu lift yang masih tertutup rapat.

Mengasingkan diri selama seminggu. Menenggelamkan diri pada pekerjaan. Dan bahkan membiarkan seorang laki-laki melakukan pendekatan dengannya tak hayal membuat Kylandra bisa mengusir Keelan dari pikiran maupun hidupnya. Kylandra tak menyangka ia akan berada di sini. Menunggu lift berhenti di lantai unit apartemen pria itu.

Setelah semua yang ia lakukan untuk menjauh dari Keelan ... bagaimana mungkin ia kembali lagi ke titik ini?

Perjanjian mereka telah berakhir. Kylandra yakin Keelan mengingat hal itu meskipun mereka tak pernah membahasnya. Kylandra pergi karena memang sudah saatnya ia pergi. Ia pergi karena itu yang terbaik untuk mereka. Kenapa Keelan malah bersikap sulit di saat Kylandra sudah membuat semuanya mudah untuk mereka berdua?

Mundur pun tak mungkin ia lakukan. Keelan telah membuat kekacauan. Ia harus tahu permainan apa lagi yang hendak pria itu mainkan. Keelan tidak bisa bersikap semena-mena seperti ini.

Suara denting lift terdengar, diikuti dengan pintu lift yang terbelah dua. Kylandra terpaksa mengiakan permintaan Keelan untuk bertemu di apartemen pria itu. Mereka tidak bisa bertemu di luar sebab atensi tengah mengarah pada mereka. Kylandra juga tidak menginginkan Keelan di apartemennya karena kemungkinan ibunya mencarinya di sana sangat kuat.

Kylandra masih mengabaikan panggilan ibunya. Papanya belum menelpon karena sepertinya menunggu Kylandra yang menemuinya. Sementara adiknya bersikap pengertian dengan memberi Kylandra waktu untuk sendiri.

Kylandra tidak memantau situasi di internet. Tetapi Luna melaporkan jika sembilan puluh persen orang-orang mendukung hubungannya dengan Keelan. Huh! Hubungan? Tidak pernah ada hubungan antara mereka bahkan saat perjanjian itu disepakati. Keelan benar-benar bersikap seenaknya. Dia merasa bisa memutuskan kapan meresmikan hubungan mereka dan kapan menganggap hubungan mereka hanya kesenangan fisik semata.

Kylandra mendesah, menyugar rambutnya ke belakang. Dadanya kembali bergemuruh oleh rasa kesal. Seharusnya Kylandra tidak mengabaikan Keelan sejak awal. Seharusnya ia tidak bersikap pengecut karena tidak yakin akan sanggup menghadapi Keelan dan menyelesaikan kesepakatan mereka di hadapan pria itu secara langsung.

Langkah Kylandra berhenti begitu sampai di depan pintu apartemen Keelan. Apapun yang sedang direncanakan Keelan—yang jelas, Kylandra ingin pria itu berhenti bermain-main. Permainan sudah tidak menyenangkan lagi. Ini saatnya mereka kembali ke tempat masing-masing dan menjalani hidup seperti semula.

Seperti mereka sepakati di awal, begitu perjanjian ini selesai, mereka tidak akan pernah mengenal satu sama lain lagi

Begitu tekadnya membulat. Kylandra menekan bel. Ia berdiri tegak dengan punggung lurus. Sikap yang selalu ia tunjukkan sebagai bentuk pertahanan diri. Keelan bukan apa-apa. Pria itu tidak akan bisa mempengaruhinya lagi. Pria itu tidak akan bisa mengendalikan hatinya lagi. Entah apa yang Keelan inginkan darinya, Kylandra memastikan pria itu tak akan mendapatkannya.

Tidak semua apa yang pria itu inginkan bisa dia dapatkan.

Tidak semua ora—jantung Kylandra seperti dipaksa berhenti saat pintu mengayun terbuka. Udara sekitarnya tersedot hingga ia tidak bisa bernapas. Matanya tak berkedip tatkala sosok itu berdiri di hadapannyya. Tinggi, tampan, memesona. Tatapan mereka saling mengunci untuk seperkian detik.

Kylandra tidak pernah membenci dirinya sendiri lebih dari ini. Namun eksistensi Keelan menyeretnya ke dalam ruang gelap. Kylandra berusaha melarikan diri. Berusaha kabur di ruang yang berisi kenangannya dengan Keelan.

Sayangnya, ia tak berhasil. Sebab orang yang mengisi kenangan itu ada di depannya. Dan itu menyentakkan Kylandra pada fakta ... ia belum melupakan Keelan. Mungkin ia tidak akan pernah bisa melupakan pria itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

(Don't) Play With FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang