: CHAPTER_08

75 10 1
                                        

HAI SEMUANYA! SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA, AAMIIN!

TANDAI TYPO PRENN⚠️

••••

"Sakit, Dam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Sakit, Dam. Uugghhh..."

"Tahan, sayang...."

"Please, Dam. This really hurts. Aku tidak kuat."

"Setelah ini tidak akan sakit lagi, okay? Trust me. Nanti lebih enakan."

Dara memeluk Damian semakin erat, merasakan sakit yang teramat sangat. Matanya pun juga terpejam erat bersamaan dengan napas yang memburu.

Krak!

"DAMIAN!!" Refleks tangan Dara menjambak rambut Damian kuat ketika Damian tiba-tiba menekan pergelangan kakinya. Rasa sakit yang teramat sangat membuat teriakan Dara lolos memekakkan telinga.

"SAKIT, DAM! KAU SENGAJA, HAH?!!"

Damian melepaskan tangan Dara yang menjambaknya. Kepalanya sangat sakit dengan serangan tak terduga itu. Damian meringis, merasakan denyutan di kepalanya. Namun sakit yang dia rasakan sepertinya tidak sesakit yang Dara rasakan saat ini. Damian yang duduk di samping Dara, perlahan membawa wanitanya ke dalam dekapan, mengelus kepala Dara perlahan dan menenangkannya.

"Maaf, aku terlalu kasar." Mata Damian melirik pergelangan kaki kanan Dara yang keseleo. Hal itu terjadi karena Dara terpleset saat di dapur dan berakhir jadi seperti ini. Beruntung di kejadian itu Damian masih di rumah Dara sehingga dia bisa langsung menolong Dara dan mengurut kakinya supaya tidak semakin membengkak.

"Makanya lain kali hati-hati."

Dara mendorong Damian, membuat pelukan pria itu terlepas darinya. "Aku lagi kesakitan dan kau malah mengomeliku?"

"Aku mengomel demi kebaikanmu."

Dara berdecih, tidak lagi membalas. Dia masih meringis sakit pada pergelangan kakinya. Andai saja dia tidak ceroboh, mungkin dia tidak akan kesakitan seperti ini. Sial!

"Ayo ke kamar. Kau harus istirahat." Damian mengulurkan tangan kanannya dibawah kedua lutut Dara dan tangan kiri dibelakang punggung Dara. Detik berikutnya Dara sudah dalam gendongan Damian. Refleks kedua tangan Dara melingkar di leher Damian sebagai pegangan.

"Aku berat, 'kan?"

Damian melirik Dara sembari kakinya terus menaiki satu persatu anak tangga menuju lantai dua. "Kau diet?"

Kali ini Dara membawa pandangannya pada Damian. "Darimana kau tahu?"

Sudah Damian duga, karena saat ini Dara terasa lebih ringan dari biasanya. Dan juga ada beberapa perubahan di tubuh Dara yang Damian tangkap. Lehernya lebih jenjang dari sebelumnya, bagian rahangnya juga lebih tirus, dan yang paling membuat Damian agak terkejut saat melihat bagian perut Dara yang lebih kecil bahkan sempat beberapakali dia lihat tulang rusuk Dara. Bayangkan seberapa kecil perutnya.

Forever Yours [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang