BAB 15

105 13 22
                                    

Kai membuka pintu apartemen dengan hati-hati
dan menemukan dokter Beomgyu sedang duduk di
ruang tamu sedang menyesap kopi dan menonton
televisi.

Dokter Beomgyu tersenyum penuh pengertian ketika
menatap Kai.

Saat itu jam 8 pagi. Kai sengaja meminta Soobin
memulangkannya pagi-pagi sebelum Jeno bangun.
Semalam Pun ia berangkat setelah yakin Jeno
sudah tertidur pulas.

"Jeno belum bangun." jawab dokter Beomgyu
tenang, menjawab pertanyaan di mata Kai.

Kai menarik napas lega,

"Dokter menginap di sini?" tanyanya pelan.

Beomgyu mengangguk,

"Suster Gea memintaku menemani untuk berjaga-
jaga, dan aku tidak keberatan. Toh aku tidak ada acara
apa-apa,"

Beomgyu tersenyum lembut kepada Kai,
"Kuharap semalam menyelesaikan segalanya."

Pipi Kai memerah mendengar ucapan Dokter
Beomgyu yang penuh arti itu.

"Dia agak marah tadi pagi saat saya buru-buru pulang
demi Jeno." bisik Kai pelan.

Beomgyu terkekeh sambil meletakkan cangkir
kopinya.

"Dia memang begitu, tak usah pedulikan. Aku yakin
sebenarnya dia bahagia kau telah memberinya
kesempatan,"

Suara dokter Beomgyu berubah serius, "Dan setelah
semalam pun kau tetap pada keputusanmu Kai?"

Kai tercenung mendengar pertanyaan itu. Sejenak
ia ragu, tapi lalu menganggukkan kepalanya mantap.

"Saya harus terus bersama Jeno, dia membutuhkan
saya." jawabnya lembut.

"Kau selalu memikirkan orang lain, bagaimana dengan
dirimu sendiri?" tanya dokter Beomgyu tiba-tiba.

Dengan masih tersenyum Kai menjawab,

"Saya tidak apa-apa dokter, saya merasa bahagia
karena semua orang bahagia."

Semua orang bahagia selain kau dan Soobin. Pikir
Beomgyu miris ketika Kai berpamitan ke kamar
untuk berganti pakaian.

Beomgyu tahu kalau Kai sama tersiksanya dengan
Soobin. Dan dia ingin berteriak marah kepada
Kai, memarahi ketidak-egoisan pria itu, sekaligus
bertanya sampai kapan Kai akan mendedikasikan
hidupnya untuk kepentingan orang lain?
Untuk kebahagiaan orang lain?

Beomgyu merasakan dorongan kuat untuk memaksa
Kai berbuat egois, mementingkan kepentingannya
sendiri, berusaha meraih kebahagiaannya sendiri. Tapi
dia tahu Kai, dengan kebaikan hatinya yang luar
biasa itu tidak akan mau melakukannya.

Dan tiba-tiba Beomgyu teringat pertemuannya dengan
Soobin ketika lelaki itu baru pulang dari eropa
beberapa hari lalu. Mata Soobin saat itu tampak
penuh tekad, setengah gila dan menyala-nyala.

"Kalau dia tidak bisa memilihku, maka aku akan
memaksanya memilihku."

Wajah Beomgyu memucat mendengar nada final
dalam ucapan Soobin waktu itu.

"Astaga Soobin, kau tidak sedang berencana
melakukan tindakan kasar dan pemaksaan untuk
memiliki Kai kan?"

Berbagai pikiran buruk melintas di pikirannya. Seperti
kemungkinan Soobin menculik Kai dan
membawanya pergi. Atau kemungkinan Soobin akan
menyingkirkan Jeno dengan cara kasar.

ltu semua bisa dilakukan Soobin dengan kekejaman
dan kekuasaannya. Dan Beomgyu takut Soobin
kehilangan akal sehatnya dan memutuskan
melakukan salah satu dari hal yang ditakutinya itu.

A Romantic Story About Kai [SOOKAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang