Mahes melajukan motornya dengan kecepatan penuh, ia berusaha untuk menyusul ketertinggalannya. Mahes berhasil meninggalkan Rasya, Rasya mulai menambah kecepatan motornya untuk membalap Mahes.
Mahes sengaja melambatkan kecepatan motornya memberikan Rasya kesempatan untuk mengucapkan sesuatu.
"Lo hebat juga, tapi gue gak akan kalah sama lo buat dapetin tuh cewek!"
"Dan gue gak akan biarin lo buat rebut dia dari gue!"
Mahes kembali menancap gasnya meninggalkan Rasya yang masih kesal karena Mahes tak mudah menyerah, Sorak demi sorak terdengar saat Mahes mulai mendekati garis start mereka. Andra berteriak heboh melihat Mahes berhasil mengalahkan Rasya.
"Sesuai perjanjian, lo gak bisa ganggu kita lagi."
"Gue bukan orang yang suka ngeingkar janji, so congratulations on your win." ucap Rasya meninggalkan Remaja Atris.
"Wait, lo gak ada niatan buat ngenalin gue sama cewe itu?" tanya Rasya, Mahes mendekatinya menepuk pundak remaja itu.
"That girl is mine." bisik Mahes berniat untuk memanas-manasi Rasya.
"Okay," Rasya beranjak pergi dari tempat itu, di susul oleh teman-temannya.
Andra berlari merangkul Mahes, ia mengajak remaja itu bertosan karena sudah berhasil mengalahkan Rasya.
"Btw, lo suka sama Muti bang?" ledek Gilang karena dirinya sedikit mendegar bisikan Mahes.
"Enggak lah anjir! males banget gue, demi Zayyan aja." jawab Mahes.
"Yakin bro?" tanya Johan dengan nada meledek.
"Yakin seribu persen. Nih ya mau di dunia ini cuma ke sisa tuh cewe gue gak akan mau sama dia."
"Ngeri, tau tau jadian." ledek Arta membuat mereka tertawa.
"Amit-amit."
"Ga boleh terlalu benci, nanti sayang." ledek Aksa, membuat Mahes menatap dirinya tajam.
"SETUJU!" heboh Davin dan Athar.
"Nih ya kalau kata orang, benci itu bisa jadi cinta," ledek Andra yang langsung berjalan menghampiri motornya karena sudah sangat malam dan ia berniat untuk pulang.
"Dengerin," kata Davin.
"That girl is mine." ucap Gilang meledek, membuat teman-temannya yang lain tertawa. Mahes mendecak sebal, seharusnya ia tidak memanas-manasi Rasya.
"PJ, Pj aja si." kata Aksa meledek. Athar dan Arta yang melihat Mahes sudah kesal hanya merangkul remaja itu. Mengajaknya untuk kembali kerumah masing-masing.
Zayyan dengan teliti membalut luka yang ada di tangannya, ia melihat jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Kenapa Gilang belum pulang? apakah Mahes berhasil mengalahkan Rasya?
"Zayyan!" Zayyan terkejut saat pintu kamarnya di dobrak oleh Gilang, remaja itu memutar bola matanya malas.
"Mahes menang co!" heboh Gilang, Membuat Zayyan tersenyum. Syukurlah kalau Mahes berhasil memenangkannya.
"Dan lo tau ga? masa ya pas si Rasya itu minta di kenalin sama Muti, si Mahes bisikin dia kaya gini That girl is mine apa gak bar-bar co? padahal mereka gak ada hubungan." ujar Gilang menceritakan semuanya kepada Zayyan. Zayyan tertawa, ternyata Mahes bisa mengatakan hal itu.
"SERIUS? GILA GILA,"
"Yakan? Bakal ada coupel baru ga sii?"
"Gapapa anjir, seru! kita bisa makan gratis." ucap Zayyan di setujui oleh Gilang. Mata gilang terpaku pada luka balutan Zayyan, ia hanya melirik dan Zayyan mengangguk. Gilang berpindah posisi menjadi di sebelah kiri remaja itu merebahkan dirinya, kapan semua ini akan berakhir?
![](https://img.wattpad.com/cover/367931385-288-k961236.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SELF HEALING [ TERBIT ]
Fiksi UmumOPEN PRE-ORDER SAMPAI TANGGAL 8 FEBUARI 2025. ⚠️ TYPO BERTEBARAN. Hidup gue kayanya tentang lelucon sampai-sampai semesta berulang kali menaruh semua yang ia ingin lihat dari ku. ⚠️WARNING!!⚠️ Cerita ini tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan re...