Riku x Yushi
Akhir-akhir ini oknum bernama Maeda Riku sering sekali menghantui pikiran Yushi, setiap berada di jarak yang lumayan dekat dan melakukan kontak mata secara tak sengaja membuat Yushi merasakan jantungnya berdebar-debar.
Hal itu membuat Yushi meyakini dirinya, bahwa ia sedang jatuh cinta pada Riku.
Namun sebuah hal tak terduga pun terjadi padanya.
Suatu hari, Yushi sedang berjalan, kemudian ia mendengar suara lembut yang memanggil namanya. Ketika Yushi menoleh, ternyata yang memanggilnya adalah Riku yang kini berdiri tepat di depannya dan tersenyum kecil.
"Oh hai, aku Maeda Riku. Eum aku pernah melihatmu beberapa kali dan ingin sekali menyapamu, dan akhirnya aku sudah menyapa kamu."
Yushi mengerjapkan matanya beberapa kali. "Benarkah? Padahal aku tidak begitu suka berkeliaran kemanapun," jawab Yushi dengan rasa gugup yang tiba-tiba.
Riku pun tertawa pelan. "Oh, ya? Tapi aku selalu melihat kamu sendirian akhir-akhir ini."
"Eum itu ... Aku memang suka sendirian," jawab Yushi dia pun menundukkan kepalanya.
Riku mengangguk dengan santai, dia menyadari bahwa Yushi terlihat begitu gugup, kemudian ia pun tersenyum.
"Tapi aku ingin sekali berinteraksi denganmu kali ini. Maukah kamu pergi ke taman bersamaku?" Tawar Riku.
"Taman?" Yushi mengerutkan dahinya.
Riku mengangguk, ekspresinya menunjukkan harapan bahwa Yushi akan menerima tawarannya itu.
"Ya, aku ingin mengajakmu ke taman. Ada beberapa hal yang ingin ku bicarakan padamu."
Yushi pun tampak memikirkan ucapan Riku barusan, kemudian ia mengangguk. "Baiklah, kalau begitu."
Riku tersenyum begitu lebar, dia meraih tangan Yushi, dan membawa Yushi ke taman sekolah. Setelah beberapa menit kemudian mereka tiba di taman.
Matahari mulai terbenam, mempertunjukkan langit dengan warna oranye dan merah muda yang indah.
Yushi yang sudah menyiapkan ponselnya kini lumayan banyak memotret langit itu, sehingga Riku yang menyadari itu mendekati Yushi.
"Kamu suka fotografi?" Tanya Riku.
"Iya," jawab Yushi tanpa berniat untuk menoleh ke Riku.
Melihat Yushi yang merasa enggan untuk menjawab pertanyaannya itu membuat Riku semakin tertarik dan mulai penasaran ketika Yushi masih sibuk mengabadikan sunset itu melalui kamera ponselnya.
"Wow, kamu bahkan sangat mahir dalam mengambil gambar," Riku melontarkan pujian pada Yushi.
Yushi pun hanya tersenyum menanggapi pujian itu.
Riku memandangi wajah Yushi beberapa saat, membuat Yushi merasakan satu aura magnetik yang kuat padanya. Namun, dia kemudian mengalihkan pandangan dan melihat ke taman yang dikelilingi pohon-pohon tinggi.
"Ini tempat yang sangat indah, bukan?"
Yushi pun mengangguk. "Iya, kamu benar."
Riku tersenyum disaat Yushi setuju dengan ucapannya barusan, dia pun berjalan beberapa langkah lebih dekat pada Yushi.
"Hmm, sebenarnya aku membawa kamu kesini karena ada beberapa hal yang ingin ku bicarakan padamu," ujar Riku.
"Apa itu?" Tanya Yushi yang mulai penasaran.
"Bagaimana jika aku jujur padamu?"
"Jujur apa?"
Riku kembali menatap Yushi, ekspresinya terlihat sangat serius. Dia tampak seperti sedang berusaha untuk mencari kata-kata yang tepat untuknya.
"Sejujurnya aku telah memperhatikan kamu untuk sementara waktu. Aku berpikir kamu sangat cantik ...."
Mendengar pujian itu, membuat Yushi merasa semakin gugup.
"O-ohh, iya. Terima kasih atas pujiannya," jawabnya dengan malu-malu.
Riku tersenyum saat melihat Yushi menjadi sangat gugup oleh pujiannya. Dia tampak senang telah membuat Yushi seperti itu, sehingga membuat perasaannya menjadi jauh lebih kuat.
"Tidak masalah. Aku hanya mengatakan hal yang jujur."
Dia melangkah beberapa langkah lebih dekat ke Yushi, membuat jarak antara dia dan Yushi semakin dekat.
Riku sudah berdiri sangat dekat dengan Yushi sehingga kamu bisa merasakan debaran jantungnya. Wajahnya menunjukkan bahwa dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia tampak seperti sedang berusaha untuk mencari cara terbaik untuk mengatakannya.
"Aku- aku ingin bertanya sesuatu kepada kamu ...."
"Huh?"
Riku terdiam sejenak, menghela nafas dalam sebelum kembali berbicara. Matanya menatap Yushi, penuh akan ekspresi tidak pasti.
"Apa kamu sudah memiliki pacar?"
Yushi terkejut ketika ditanya seperti itu oleh Riku, ia pun menggeleng dengan gerakan kaku.
"Oh benarkah? Bisakah aku bertanya sesuatu lagi?" Tanya Riku.
"Ya?" Ujar Yushi.
Ekspresi wajahnya menunjukkan keseriusan. "Apa kamu tertarik padaku?"
Yushi tercengang mendengar pertanyaan tiba-tiba seperti itu, dan dia pun merasa semakin gugup.
"K-kenapa kamu bertanya seperti itu?"
Riku tertawa pelan saat melihat ekspresi gugup itu. Matanya tidak lepas dari Yushi, penuh dengan harapan bahwa Yushi akan memberikan kepadanya jawaban yang ingin dia dengar.
"Karena saya ingin tahu apa yang kamu rasakan kepada saya," ucap Riku.
"Ugh i-itu ... Aku juga menyukaimu ...."
Kini Yushi membuang muka ke sembarang arah dan wajahnya tiba-tiba memerah.
Riku tersenyum lebar saat Yushi mengatakan bahwa ia juga menyukainya, ekspresi kebahagiaan pun terpampang jelas di wajahnya.
"Kamu benar-benar menyukaiku juga? Aku tidak ingin kamu berkata seperti itu karena terpaksa, Yushi," tanya Riku dengan rasa antusias.
"Tapi aku serius mengatakan itu, Riku ...."
Raut wajah kebahagian pun terlihat di wajah Riku.
"Itu membuatku menjadi sangat bahagia. Aku menyukaimu, kamu tahu itu?"
"I know ...."
Riku tersenyum lembut mendengar jawaban Yushi barusan, ia pun bertanya kembali. "Bolehkah aku mengatakan satu hal yang mungkin akan membuatmu terkejut?"
"Apa???" Tanya Yushi.
Riku diam beberapa saat sebelum akhirnya dia mengambil nafas dalam-dalam, ekspresinya benar-benar menunjukkan keseriusan, dia ingin berkata jujur pada Yushi.
"Aku ... Aku ingin bertanya sesuatu yang akan membuatmu tercengang, Yushi."
Sedangkan Yushi menatapnya dengan tatapan penuh rasa penasaran.
Setelah menghela nafasnya, Riku pun berucap. "Apa kamu ingin menjadi kekasihku?"
Mata Yushi kini menunjukkan binar, dia mengangguk mengiyakan pertanyaan Riku barusan.
Riku merasa sangat lega berkat jawaban Yushi, sehingga membuat dia sekarang benar-benar tersenyum. Ia membawa tubuh Yushi ke dalam dekapan eratnya. Ekspresi lega jelas terlihat di wajahnya saat dia sekarang merasakan tubuh Yushi sangat dekat dengan dirinya.
Riku tertawa pelan sewaktu merasakan tubuh Yushi kini berada dalam dekapannya. Jantungnya terus berdetak cepat, menunjukkan betapa senangnya dia sekarang.
"Aku sangat bahagia bahwa kamu telah bersedia menjadi kekasihku."
Kejutan terindah FINISH~
KAMU SEDANG MEMBACA
FAVORITE
Fanfictionone shoot/two shoot/three shoot : Yushi centric! (Only for SiYu, Riyu, JaeYu, and other/crack pair) 📝. There may be adult scenes in this story.