#10

154 123 65
                                        

💝🍂☘️🍂☘️💝

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.......
💝🍂☘️🍂☘️💝

"Jangan berbohong kalau hanya untuk membuatnya senang. Kasian, kalau dia ternyata berharap bagaimana? PHP itu namanya"
- Risa Anesta -
.
.
.
.

Weekend pagi ini sangat cerah, cahaya matahari menyapa dari balik dedaunan. Sinarnya membias menyilaukan mata. Angin semilir turut serta hadir, mengibas rambut perempuan cantik yang sedang duduk di gazebo. Senyum manis yang merekah menghiasi wajahnya itu nampak cerah seperti langit pagi ini.

Perempuan itu adalah Risa, ia tengah duduk di gazebo depan rumah Dinda. Menunggu Dinda yang sedang bersiap-siap. Keduanya sudah berjanjian akan membeli alat untuk anak-anak panti hari ini.

Dinda berjalan mengendap-endap mendekati Risa, "Dorr .... Hahahaha kaget juga haha," usilnya diakhiri suara tawa yang nyaring di telinga.

Risa menoleh kaget, tangan mungilnya itu ingin ia layangkan kepada Dinda. Namun Dinda mencegahnya."Hehe jangan dong. Becanda tauk," balasnya disertai cengiran khasnya.

Risa kembali menurunkan tangannya. Ia turun dari gazebo dan menghadap ke arah Dinda dengan bibir yang dimanyukan. "Kamu tuh ya Din," kesalnya.

Bukannya minta maaf, Dinda justru makin tertawa nyaring saja melihat kelakuan Risa. Menurutnya bukan ekspresi marah yang ia lihat, tapi justru terlihat seperti ekspresi imut dimatanya. Sedangkan Risa masih dalam mode kesalnya itu melangkahkan kakinya terlebih dahulu.

Melihat itu akhirnya Dinda menyusul, tangannya merangkul pundak Risa dari belakang. "Maaf ya hehe, jangan marah dong. Janji deh nggak gitu lagi," ucapnya seraya mengacungkan jari kelingkingnya.

Risa menautkan jari kelingkingnya, "Aku nggak marah kok tadi becanda juga hehe. Tapi janji ya kamu jangan gitu lagi! Awas ya Din. Kaget tauk! Untung nggak punya penyakit jantung. Kalau sampai iya. Bagaimana?" ucap Risa

Mendengar kalimat Risa itu, rasanya Dinda ingin tertawa saja. Akan tetapi ia urungkan, takut badmood beneran. "Siap boss," balas Risa disertai tangan yang bersikap hormat menghadap ke Risa.

Risa tertawa melihat kelakuan absurd sahabatnya ini, "Sudah-sudah ayo."

Pagi itu tawa riang mengiringi langkah keduanya. Rasanya semakin bersemangat menyambut weekend ini. Keduanya berjalan ke garasi mobil Dinda dan segera menuju ke toko peralatan untuk membeli kebutuhan alat anak-anak panti asuhan yang ternyata sudah habis.

🍒🍒🍒

"Din, yakin ini tokonya? Rame banget nihh," keluh Risa melihat sekumpulan manusia di sana.

"Ya bener dong ini. Udah ayok ah. Lagipula di toko yang biasa udah habis stoknya. Terus kita cari toko yang lainnya juga nggak ada loh," ajak Dinda sedikit menarik lengan Risa untuk berjalan lebih cepat.

Langit yang Tak Kembali (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang