⚠️ FOLLOW DULU SEBELUM BACA ⚠️
❗ VOTE & KOMEN❗
Yuk baca sinopsisnya dulu...
"Cinta itu obat dari segala penyakit bagi mereka yang percaya" - Risa Anesta
"Cinta itu tak harus dimiliki dan tak semua perpisahan dapat dijelaskan" - Raka Pramesta
.
.
.
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
....... 💝🍂☘️🍂☘️💝
"Setiap karya itu bisa jadi hasil imajinasi diri, namun bisa juga dari refleksi pengalaman pribadi." - Dinda Elmira -
. . . .
Yuhuu Happy Reading Guys ❤️❤️❤️ ___________
Berdiri tegap di atas bukit menatap sekelilingnya. Netranya tak berhenti menelisik setiap bagian dari tempatnya berdiri. Pepohonan yang menjulang tinggi dengan udara segar.
Setelah perdebatan yang berujung kesepakatan kemarin antara keduanya di kafe, kini keduanya berada di tempat ini. Sebuah tempat yang jarak tempuhnya tak jauh dari tempat tinggalnya. Jauh dari hiruk pikuk selayaknya di kota, tempat tinggalnya.
Risa akui perjalanan menuju ke tempat ini sangat menyenangkan. Perjalanan yang membawa banyak momen tawa dan kebersamaan yang mengingatkannya akan hal-hal sederhana yang pernah ia lupakan seperti hal-hal yang membawa kebahagiaan tanpa perlu alasan.
Flashback on
Beberapa saat kemudian, Dinda menatap Risa dengan tatapan penuh semangat. "Kamu tahu Sa, aku ada ide gila."
Risa menatapnya penasaran. "Ide apa?"
"Bagaimana kalau kita pergi ke luar kota akhir pekan ini? Cuma aku dan kamu. Kita bisa jalan-jalan, menjelajahi tempat baru, dan mengisi hati kita dengan hal-hal yang menyenangkan. Mungkin itu bisa membantu kamu melupakan kesedihan, setidaknya untuk sementara."
Risa tersenyum, sedikit terkejut dengan saran itu. "Ke luar kota? Bukannya kita sibuk di kampus?"
"Justru karena kita sibuk, Sa! Sekali-sekali kita perlu waktu untuk diri sendiri. Aku yakin, perjalanan ini akan membantu kamu melihat hidup dari perspektif yang baru," jawab Dinda dengan antusias.
"Tapi Din aku sibuk di kampus. Kamu tau sendiri dong. Aku ikut organisasi ini itu. Belum lagi nanti di kita ada event. Apa tidak ada ide lainnya?" tanya Risa dengan nada lesunya.
"Ayolah Sa, sekali ini saja. Lagipula masih lama event itu diadakan. Untuk organisasi, emang nggak ada lainnya? Kan ada," kekeuh Dinda terus meyakinkan.
Risa tertawa kecil. "Baiklah. Mungkin memang sudah saatnya aku merelakan sebagian dari kenangan itu, dan mengisi hidupku dengan hal-hal baru."
Dinda tersenyum lebar. "Yes! Itu semangat yang aku tunggu dari kamu Sa. Percayalah, ini akan jadi perjalanan yang nggak akan kamu lupakan."
Flashback off
"Melamun lagi" suara dari belakang membuat Risa menolehkan kepalanya.
Risa tersenyum, "Din, makasih ya udah bawa aku ke tempat seperti ini" ucap Risa sambil menatap ke arah Dinda.