Bab 13 : Bayang dari Masa Depan

1 0 0
                                    

Dari dalam portal misterius, muncul seseorang yang sangat tidak mereka duga. Sosok itu melangkah keluar dengan tenang, membuat semua yang hadir terpaku. Dia adalah Ayatsuri Ningyo, pemimpin Shadow Killer yang terkenal.

Namun, yang lebih mengejutkan adalah saat Ayatsuri melepas topengnya. Di baliknya, terpampang wajah yang sangat familiar—wajah Shiro, hanya saja lebih dewasa dan penuh bekas luka.

Hening seketika. Tak ada yang mampu berkata-kata. Bilqis dan Gizza saling berpandangan, kemudian menatap Shiro dari masa depan dengan tatapan tak percaya.

Akhirnya, Bilqis memberanikan diri bertanya, suaranya bergetar, "Shiro? Bagaimana... bagaimana mungkin?"

Shiro dewasa—atau Ayatsuri—tersenyum tipis. Penampilannya begitu berbeda; rambut hitamnya kini panjang dan diikat, bekas luka melintang di pipi kirinya, dan tatapan matanya tajam namun menyimpan kesedihan yang dalam.

"Ceritanya panjang," jawab Ayatsuri, suaranya lebih berat dari Shiro yang mereka kenal. "Tapi kita tidak punya banyak waktu."

Gizza, masih shock, bertanya, "Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kau... maksudku, Shiro... menjadi seperti ini?"

Sementara itu, Naura sibuk mengobati Akira dengan kekuatannya. Kaito berdiri tak jauh, matanya menyipit seolah sedang memikirkan sesuatu.

"Kau tahu sesuatu, kan, Kaito?" tanya Ayatsuri, menatap tajam ke arah sahabat lamanya.

Kaito mengangguk pelan. "Aku... punya dugaan. Tapi sulit dipercaya."

Ayatsuri menghela napas. "Baiklah, akan kujelaskan. Beberapa tahun lalu, aku berduel dengan pemimpin Shadow Killer yang sesungguhnya. Tapi dia tewas secara misterius, seperti terkena kutukan."

"Aku tidak ingin melewatkan kesempatan ini. Jadi, kutukar pakaianku dengannya dan kugunakan topeng untuk menyembunyikan identitasku. Anggota Shadow Killer tidak terlalu akrab dengan pemimpin mereka, jadi mudah bagiku untuk memanipulasi mereka."

Bilqis mengernyit. "Tapi... kenapa? Dan kenapa kau menyerang Icha saat itu?"

pada saat itu kupikir jika membunuh Icha, di masa ini, rencana Icha gagal, tapi ternyata ku salah.

Ayatsuri menunduk, rasa bersalah terpancar di wajahnya. "Aku minta maaf untuk itu. Aku... tidak punya pilihan lain. Aku datang dari masa depan di mana dunia sudah di ambang kehancuran. Kalian semua terbunuh oleh Shiro, kecuali Akira."

Gizza terkesiap. "Apa? Tapi bagaimana mungkin?"

"Shiro memiliki dua kepribadian," jelas Ayatsuri. "Aku mengirim kepribadian yang baik ke masa lalu untuk mengubah masa depan. Tapi sepertinya... sesuatu telah salah."

Kaito melangkah maju, matanya berkilat penuh tekad. "Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang?"

Ayatsuri menatap mereka satu per satu. "Aku butuh bantuan kalian. Kita harus menyelamatkan Shiro dari energi jahat yang mengendalikannya. Ini mungkin satu-satunya kesempatan kita untuk mengubah masa depan."

Bilqis dan Gizza saling berpandangan, kemudian mengangguk mantap. "Kami siap," ujar Bilqis.

"Tapi... kita bahkan tidak tahu ke mana Shiro pergi," kata Naura, yang baru saja selesai mengobati Akira.

Ayatsuri tersenyum tipis. "Aku tahu. Karena aku pernah mengalaminya. Tapi sebelum kita berangkat, kalian harus memulihkan kondisi kalian dulu."

Tiga minggu berlalu. Mereka berlatih keras, mempersiapkan diri untuk menghadapi apapun yang mungkin mereka temui. Sebelum berangkat, Ayatsuri memberikan peringatan penting.

"Jangan sampai Shiro tahu identitas asliku," ujarnya serius. "Jika dia tahu, aku akan menghilang beserta semua kenangan yang kalian dapat dariku. Tanpa informasi ini, tak ada yang bisa menghentikannya. Berhati-hatilah."

Mystery Secret Code Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang