Malam ini, keluarga bima sedang berkumpul untuk makan malam bersama. Canda tawa terdengar di meja makan rumah berukuran besar itu. Marrisa- ibu bara memasak banyak sekali hanya untuk menyambut suaminya yang baru datang dari Jakarta.
"Kenapa kamu enggak mengajak Niskala kesini sih bara?" Tanya Raditya- ayah bara
"Iya loh mama kan kangen sama dia, lagian kan Niskala juga lama enggak kesini" timpal Marissa
"Rencananya sih gitu, tapi dia enggak mau. Katanya sih mau fokus belajar" jelas bara sambil mengunyah makanan di mulutnya. " Mau bersaing sama bara," lanjutnya terkekeh di akhir kalimat
"Kalau memang mau belajar kan bisa sama kamu disini, tapi kamu lagi enggak berantem kan sama Niskala?" Marrisa menatap Bara curiga
"Enggak kok, mama kok nanya nya gitu? Bara baik baik aja sama kala."
"Yaudah kalau begitu, besok mama mau bikin kue kamu tolong minta antarkan kerumah Niskala ya!" Pinta Marrisa
"Iya ma" sahut bara singkat
Saking dekatnya hubungan diantara mereka, Marrisa selalu menanyakan tentang Niskala jika satu Minggu saja bara tidak mengajaknya kerumah.
Marrisa sangat menginginkan anak perempuan tapi setelah melahirkan bara, rahimnya terpaksa di angkat karena menderita kanker. Sehingga membuat dirinya tidak lagi bisa mempunyai anak, itulah sebabnya Marrisa sangat menyayangi Niskala seperti anaknya sendiri bahkan ia berharap kelak bara akan berjodoh dengan Niskala
***
Di belahan bumi lainya, Niskala tengah duduk di balkon kamarnya, menikmati angin malam yang menerpa wajahnya. Menatap bintang dan bulan yang seolah siap sedia menampakan sinarnya untuk menerangi malam
Suara pintu terbuka, Niskala menoleh menampilkan Raka yang sedang berdiri disana, menatapnya dengan perasaan iba. Raka menghampiri Niskala dan duduk tepat disampingnya
"Elo kenapa?" Tanya Raka saat melihat raut kesedihan di wajah adiknya.
Niskala menatap Raka dalam, air mata yang ia bendung lolos begitu saja, Isak tangis mulai terdengar. Tanpa menunggu waktu lama, Raka membawa Niskala dalam dekapannya
"Hei, cerita dong sama gue!" Lanjut Raka saat tidak menemukan jawaban dari mulut niskala. "Elo ada masalah disekolah?"
Niskala masih tidak bergeming, ia hanya ingin meluapkan semuanya lewat tangisan dan pelukan hangat dari seorang kakak nya karena hanya itu yang dia punya.
Baru saat ia sudah merasa lebih baik, gadis itu akan bercerita.Masih diposisi yang sama hanya saja Raka tidak lagi bertanya perihal permasalahan adiknya. Raka kini ikut diam tapi otaknya terus berputar, melihat kondisi adiknya yang seperti ini, bagaimana caranya ia mengutarakan semuanya kepada Niskala. Raka sempat berfikir mengurungkan rencananya bahwa lusa ia akan pergi keluar negeri untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi dan menjalankan bisnisnya disana. Tapi tidak, bagaimanapun ia harus jujur karena ini hal yang sangat penting baginya .
"Gue kangen mama bang" ucap Niskala pelan
Setelah merasa cukup lega akhirnya gadis itu mengeluarkan suara walaupun sedikit terdengar serakRaka mengusap rambut Niskala lembur
"Mau sampai kapan elo kek gini? Mama udah bahagia disana, tapi kalau elo sedih mama juga bakalan ikut sedih"
"Gue benci sama ayah bang"
"Sttttt, elo nggak boleh ngomong gitu, mau kek gimanapun didalam tubuh kita masih mengalir darah ayah, jadi elo enggak boleh membenci ayah"
Niskala mengangkat kepala dan memperlihatkan matanya yang sudah bengkak. Niskala sedikit tersenyum mendengar ucapan Raka, gadis itu kemudian menghapus air mata yang masih tersisa di pipinya.
"Udah ah jangan sedih sedih lagi, muka Lo jelek kalau lagi nangis"
Niskala mengubah posisinya jadi duduk
" Ah Abang nggak ada akhlak Lo, bukanya menghibur adeknya yang lagi sedih juga"
Rehan terkekeh" kal, gue mau ngomong sama elo"
Niskala menyerngit bingung " bukannya dari tadi elo sudah ngomong ya?"
"Kali ini serius, ada yang mau gue omongin sama elo"
.
"Apa?"" Lusa gue akan berangkat keluar negeri"
"Setelah mama apa elo juga mau tinggalkan gue?" Sahut Niskala terkesan merengek
Raka kembali diam sembari memijat kepalanya, ia terpaksa melakukan ini. Baginya ini adalah langkah untuk membuat perusahaan Liberti warisan ibunya kembali berkembang setelah mengalami penurunan 40%
"Gue minta maaf, gue terpaksa kal, mungkin Lo juga akan melakukan hal yang sama kalau elo berada di posisi gue," tukas Raka
"Emang enggak ada pilihan lain?"
Raka menggeleng " ini demi perusahaan kita karena itu satu satunya aset peninggalan mama dan gue melakukan ini semua demi Lo demi kita"
Sejenak kemudian hening kembali menyelimuti keduanya, Niskala menghela nafas berat dan beralih menatap ribuan bintang yang bertaburan di langit Raka pun tanpa sadar mengikuti arah pandang adiknya.
"Seandainya ada mama disini, mungkin gue nggak akan merasa kesepian kek gini," Niskala berujar tanpa menoleh. Matanya masih menatap ke atas berharap di antara ribuan bintang itu ada ibunya yang juga menatap ke arah mereka.
" Jangan pernah merasa kesepian Lo enggak sendirian, ada gue, bara dan temen" elo yang lainya."
"Elo benar juga, selama ini bara selalu ada disamping gue," Niskala akhirnya menoleh menatap Raka lalu tersenyum hangat membayangkan betapa pedulinya bara dengan dia walau terkadang sering membuat Niskala kesal
"Apa elo menyukai bara?" Tanya Raka tiba tiba
Niskala menghembuskan nafas lelah, kenapa jika seorang laki laki bersahabat dengan seorang perempuan harus selalu ada kata suka. Tidakkah cukup kata sahabat untuk menggambarkan ikatan diantara mereka.
"Gue menyukai orang lain,"
"Siapa?" Raka sedikit terkejut, sejauh yang Raka ketahui tidak ada cowok yang dekat dengan Niskala selain bara, jadi cowo mana yang berhasil membuat adiknya jatuh cinta.
"Teman sekelas gue"
"Iya siapa?" Seru Raka terkesan menuntut
"Dia sepupu Luna, siswa pertukaran pelajar dari jakarta" jelas Niskala. "Sebenarnya gue masih ragu sih sama perasaan gue, gue baru beberapa hari ketemu dia. Tapi setiap kali melihat dia, selalu ada perasaan aneh di dada gue, kayak perasaan gak nyaman tapi nyaman. Saat dia menatap gue entah kenapa jantung gue selalu mau copot," Niskala memberi jeda, menatap Raka yang tengah menyimak penjelasan Niskala dengan seksama. "Gue bingung, gue selalu merasakan hal yang aneh saat dekat dengan dia"
"Cih, adek gue udah main cinta - cintaan"
"Apa itu bisa dibilang cinta? Tapi gue baru ketemu dia beberapa hari"
"Ada namanya jatuh cinta pada pandangan pertama adikku sayang"
"Emang di dunia nyata kek gini masih ada namanya jatuh cinta pada pandangan pertama?"
"Elo buktinya"
Kemarin saat bara mengatakan ia telah jatuh cinta Niskala sedikit mengelak tapi sekarang gadis itu telah yakin bahwa apa yang ia rasakan sekarang itu adalah cinta.
Jadi gini rasanya jatuh cinta pada pandangan pertama? Lalu apa bedanya cinta dengan suka?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandikala (Senja Yang Hirap Dari Cakrawala)
Teen FictionLo tau apa nama yang tepat untuk ciptaan tuhan yang sangat indah itu?" Ucap Bima mengarahkan pandangannya pada hamparan langit yang berwarna jingga "Apa?" Tanya Niskala melihat ke arah yang sama "Sandikala, gabungan antara nama kita" Niskala tersen...