Bagian 03 ~ boleh ku panggil sandi?

43 18 1
                                    

"baaang!! Lo liat sepatu gue gak?"
Teriak perempuan yang sedang berlari kesana kesini membuat sang Kakak merasa kesal. Mengganggu suasana pagi hari yang cerah.

"Kalaaa! Bisa gak sih gak usah teriak teriak. Gue gak tau sepatu Lo di mana!" Balas Raka - kakak Niskala ikut berteriak dari lantai atas dengan earphone menempel di leher yang akan digunakan untuk menemaninya jogging pagi ini.

"Yah bang, bantuin nyariin dong gue udah mau telat nih!" Ujar Niskala yang kini kembali berlari naik kekamarnya.

"Lo cari aja sendiri gue ada urusan. Lagian kenapa gak di siapin dari malam sih?" Balas Raka balik menyalahkan Niskala

"Lo bukanya bantuin kek malah ngomelin adeknya yang lagi kesusahan ini," ujar Niskala lagi yang kini sedang menghamburkan isi kamarnya. Dalam hitungan menit, kamar yang semula rapi kini berubah seakan baru di terpa gempa magnitudo yang dahsyat. Niskala berkacak pinggang ketika tidak menemukan sepatu sekolah disudut manapun, sedang jam dinding terus saya berputar dan hampir menunjukan angka 07.00.

"Mau satu tahun pun Lo nyari gak bekalan ketemu!"

Ucap bara yang tiba tiba muncul dari balik pintu sambil menenteng sepatu berwarna hitam putih

"Bara? Kok sepatu gue ada di Lo?" Tanya Niskala mengambil sepatu itu dari tangan Bara dan langsung mengenakannya sambil menggerutu, berapa melelahkannya ia mencari benda itu ke seluruh penjuru rumah

"Bukannya terimakasih kek udah dibawain," bara berdecak kesal

" Terimakasih banyak bapak Bagaskara. Puas Lo!" Balas Niskala bahkan menambahkan embel bapak saat menyebutkan nama bara

"Terserah Lo deh," ucap bara yang sudah kelewat kesal

Tom and Jerry adalah sebutan yang cocok untuk kamus persahabatan mereka dan keduanya sudah terbiasa dengan situasi seperti itu. Perdebatan tidak akan terhenti jika tidak ada salah satu pihak yang mengalah dan tentu saja itu akan di lakukan oleh bara.

******

Belum juga duduk di kursinya, Niskala dan bara sudah disambut oleh suara bising kelas II IPA 2 yang terkenal dengan siswanya yang nakal. Seperti yang terlihat sekarang, para siswa siswi saling melempar canda satu sama lain, melempar bola kertas, mencoret papan tulis, bermain gitar serta tindakan lainya. Membuat guru yang datang ke kelas mereka selalu naik darah

" Wiis pak ketua dan tuan putrinya datang nih," Rico menghentikan petikan gitarnya saat melihat Niskala dan bara muncul dari balik pintu.

"Lo tau sebutan apa yang cocok untuk menggambar kan mereka berdua?" Tanya Luna yang saat ini juga sedang menatap kedatangan mereka.

"Apa?"

"Bodyguard dan majikannya,"

Tawa keduanya pecah, diikuti oleh Niskala yang sempat mendengar perbincangan dari Luna dan Rico, sedangkan bara hanya cuek dan berjalan santai melewati tempat duduk mereka seakan candaan teman temannya hanya angin lalu yang tidak harus di perpanjang. Begitulah bara Bagaskara sifatnya yang sedikit dingin dan tegas membuat ia dipilih menjadi ketua kelas. Tapi seorang bara akan berubah drastis jika hanya berdua dengan Niskala.

" Oh ya lun, Lo udah ngerjain pr fisika belum? Gue belum nih hmm boleh nyalin punya Lo gak?" Bukan pertanyaan melainkan permintaan dengan wajah memohon yang dilakukan Niskala kepada Luna. Niskala tau Persis Luna yang memiliki otak jenius setara dengan Bara itu pasti sudah menyelesaikan pr fisika yang di berikan kemarin

"Yaelah, muka doang cakep otak nya sama aja kek gue," Rico yang tepat duduk di samping Luna ikut nimbrung.
" Iya lun gue juga belum nih ikutan nyalin dong!"

Sandikala (Senja Yang Hirap Dari Cakrawala)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang