Ada tiga hal yang paling bara benci saat ia terlahir di dunia ini.
Pertama, saat melihat Niskala menangis ketika mengetahui ibunya telah meninggal.
Kedua, saat bara harus menerima fakta bahwa Niskala sudah jatuh cinta kepada orang lain.
Dan yang terakhir bara benci pada dirinya sendiri karena telah menjadi pengecut untuk menyatakan cintanya kepada Niskala. Bara harus jadi pengecut dan memilih mencintai Niskala dalam diam. Begitulah sekarang ia menyebutnya.
Dua Minggu telah berlalu, istilah waktu berlalu begitu cepat itu benar adanya. Semenjak kedatangan bima yang menjadi siswa pertukaran pelajar di sekolah ini, hubungan bara dan Niskala tidak sedekat seperti dulu.
Terkadang ada beberapa moment yang membuat bara benar benar merindukan sosok Niskala Arunika. Jika sudah seperti ini siapa yang harus di salahkan. Apakah bima? Bagaimana ia bisa membenci bima. Bara bahkan tidak mempunyai alasan yang kuat kenapa ia harus membenci bima, jika bara mengatakan bima telah mengambil Niskala darinya, memang apa hak nya untuk melarang Niskala? Bara sendiri sangat sadar bahwa dirinya dan Niskala adalah seorang sahabat. Sesama sahabat tidak boleh untuk memiliki perasaan yang lebih bukan.
Disinilah bara sekarang, berjalan gontai seakan energinya habis sisa 10% hanya untuk sekedar berjalan menyusuri koridor ke arah kantin.
Dikoridor bara tidak sengaja bertemu Alexa " hai bar, Elo lihat bima nggak?" Tanya gadis itu.Sialan! Lagi lagi soal bima, kenapa topik di sekolah ini hanya tentang bima, bima dan bima.
"Nggak tau! Gue bukan emaknya!" Ketus bara
Alexa menyerngit, ia memang tidak terlalu mengenal sosok pria didepannya itu. Tapi dari cara nadanya berbicara, sepertinya baraa saat ini sedang tidak baik baik saja.
"Santai dong! Jawab Alexa tak kalah ketus. Alexa mengamati wajah bara dalam. Benar dugannya, Susana hati lelaki ini memang sedang tidak bagus sekarang. " Are you okay?" Lanjutnya bertanya
"Gue?" Ucap bara seolah olah menunjuk dirinya sendiri. "Emang gue kenapa?" Bara malah balik bertanya dengan wajah tidak berdosa.
"Bego" umpat Alexa, gadis itu benar benar tidak mengerti isi otak laki laki dihadapanya itu. "Ditanya malah balik nanya, makanya kalau suka sama orang itu bilang jangan cuman dipendam" todong Alexa to the point tanpa ragu membuat gadis itu langsung dihadiahi tatapan tajam. Tidak tau saja bahwa yang Alexa sendiri barusan adalah seekor harimau yang baru kehilangan mangsanya.
"Sok tau Lo" jawabnya, bara masih berjalan santai dengan gaya khasnya, yaitu satu tangan di dalam kantong, terlihat sangat cold walau tadi sempat terlihat gontai sebelum kedatangan Alexa.
"Gue emang tau makanya gue ngomong"
"Ck, daripada elo udah ditolak berkali kali tapi ngejar ngejar," balas bara
"Sialan Lo!"
"Becanda"
"Gue tau"
Detik berikutnya mereka tertawa bersama sama. Hanya dengan tertawa bersama saja mereka berdua sudah bisa menyalurkan masalahnya masing masing. Bara dengan cinta dalam diamnya sedangkan Alexa dengan penolakan cintanya.
Mereka sama sama mengetahui apa yang tersimpan di balik tawa itu."Elo mau ke kantin?" Tanya Alexa
"Iya"
"Yaudah sekalian gue juga mau ke kantin"
"Karena lo udah bikin mood gue balik, gimana kalau gue traktir lo makan?" Ajak bara dan itu tentu saja membuat Alexa tersenyum senang.
"Boleh, sering sering juga gakpapa"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandikala (Senja Yang Hirap Dari Cakrawala)
Roman pour AdolescentsLo tau apa nama yang tepat untuk ciptaan tuhan yang sangat indah itu?" Ucap Bima mengarahkan pandangannya pada hamparan langit yang berwarna jingga "Apa?" Tanya Niskala melihat ke arah yang sama "Sandikala, gabungan antara nama kita" Niskala tersen...