6

140 10 0
                                    

Hari ini, hari pertama gue ikut ekstra photography.

Gue udah banyak kenal sama kakak-kakak seniornya. Gue juga jadi makin deket sama kak Rafa.

Tia lagi ngobrol-ngobrol sama kecengannya dia. Dia sih dimana-mana punya kecengan. Dia juga player ngomong-ngomong, tapi saat ini dia lagi jomblo.

Dan siapa sangka? Kalo ternyata si Gio juga mengikuti ekstra ini. Apa gue punya salah sampe harus satu ekstra sama orang itu?

Hmmm it's gonna be a hard day

---

Pelajaran Sejarah.

Ini sangatlah membosankan. Mana istirahat lagi 30 menit. Itu lama banget kalo pelajarannya sejarah, apalagi gurunya adem ayem gini.

"Ti, gue tidur ya nanti kalo istirahat bangunin gue." Kata gue ke Tia sambil menoleh ke arah jendela.

Tidak terdengar jawaban.

1 detik

2 detik

3 detik

Gue penasaran dan menoleh ke arah Tia. Dan ternyata Tia sudah terlelap. Gue gak tega bangunin dia, dan kalo gue tidur, siapa yang bangunin kita nanti?

Akhirnya gue memilih untuk membaca novel yang gue bawa dari rumah tadi.

Kalo baca novel, waktu sangat tidak terasa. Sudah 30 menit terlewatkan dan bel berbunyi.

Gue bangunin Tia gak ya?
Kalo gue bangunin, kasian keganggu tidurnya.
Kalo gue gak bangunin, dia malah ngomel-ngomel lagi sama gue gara-gara gak bangunin dia, terus gak dapet istirahat.

"Tia bangun, udah istirahat." Ucap gue sambil mencet hidungnya.

"Duh, gabisa nafas gue. Lo ganggu tidur gue,Va!"

"Udah bagus gue bangunin. Lo mau gak istirahat emangnya?"

"Ya enggak sihh, ah yaudah deh makasi IVA!"

---

Gue sama Tia udah duduk manis sambil makan siomay di meja paling pojok kantin, yang berisi 4 kursi untuk di dudukin.

Setelah beberapa menit, dateng seorang cowo ke meja gue sama Tia.

Pertamanya, gue kaget. tapi setelahnya gue lega karena yang dateng itu kak Rafa.

Kak Rafa senyum. Gue baru sadar dia punya lesung pipi. Manis banget.
"Gue boleh bareng kalian? Semua meja penuh."

Gue menyapu pandangan ke seluruh kantin. Kantin memang sangat penuh di jam istirahat pertama.

"Gausah di cek juga kali, Va. Masa iya gue bohong." Kata Rafa sambil tertawa pelan.

"Yah, gak gitu maksud gue, kak. Yaudah duduk aja kak."

----

Istirahat kedua tiba, yeay.

Pas gue keluar dari kelas, tiba-tiba ada yang narik gue. Dia. Gio.

"Va, gue mau ngomong sama lo,"

"Emang gue mau ngomong sama lo?"

"Plis, Va. Jangan jutekin gue. Gue tau dulu gue selingkuh dari lo. Tapi lo gak tau alasan gue selingkuh itu apa."

"Gue gak butuh penjelasan dari lo." Sedikit sarkastik, tapi gue kalo kesel ngomongnya bisa kayak psikopat.

"Dengerin penjelasan gue, please?"

Gue menarik nafas panjang lalu menghembuskannya.
"Oke, gue kasi lo waktu 1 menit buat jelasin."

"Jadi--"

"Iva! Anak photography kumpul di ruang biasa. kita mau buat pameran!" Tiba-tiba kak Rafa datang sambil narik tangan gue. Makasih kak, lo penyelamat.

"Va! Gue belom selesai ngomong sama lo!" Ucap Gio berteriak

Gue hanya menaikkan bahu, sambil berjalan dengan kak Rafa.

Waiting for LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang