7

132 8 0
                                    

Jadi gue sama anak-anak photography yang lain udah di dalem kelas.
Di depan, kak Rafa lagi ngumumin tentang pameran yang akan kita buat.

Kenapa kak Rafa? Gue belum bilang ya?

Kak Rafa itu ketua ekskul ini. Dia jadi ketua karena dia wakil ketua osis. Waka osis pasti sudah biasa mengatur sebuah organisasi.

Dan kenyataannya kak Rafa emang sangat lincah mengatur ekstra ini.

....

Bel pulang telah berbunyi, semua siswa merapikan buku dan meninggalkan kelas.

Gue berjalan menyusuri koridor yang sangat ramai. Tiba-tiba Kak Rafa sudah disamping gue, menyamakan langkahnya agar sejajar.

Dia tersenyum. "Pulang bareng yuk, Va?"

Gue balas senyumnya, "gue bawa mobil kak, Tia juga ikut sama gue. sorry kak, mungkin lain kali."

"Oh okay, hati-hati ya, Va"

--

Handphone gue berbunyi. Tanpa melihat caller ID gue langsung angkat.

"Halo?"

"Va, gue kerumah lo ya."

Ini suara Tia.

"Ya sini aja, gue lagi sendiri dirumah. Mama gue lagi pergi, nanti kalo udah sampe langsung masuk aja. Jangan lupa bawa cemilan." Kata gue sambil terkekeh

"Okay jalan sekarang, gue bawa marshmallow."

.

Gue anak sematawayang. Bokap gue kerja di luar negeri. Pulangnya setaun sekali. Itupun kalau sempat.

"Hai Va, gila gue males banget dirumah. Temen-temen adek gue dateng banyak banget ngerusuh disana. Ribut." Omel Tia yang sudah terbaring di tempat tidur gue.

"Rumah lo mah rame terus. Rumah gue sepi terus."

"Gimana lo sama kak Rafa?"

"Gimana? Gak gimana-gimana, gue sama dia biasa-biasa aja."

"Gue seneng ngeliat kalo lo jalan berdua sama dia. Kayak kemarin pas di koridor di sekolah, gue sebenernya ada di belakang lo." Ucap Tia terkekeh.

Gue juga merasa cocok.

"Biasa aja kali, Va."

Waiting for LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang