[2] . Wellcome to Panti Family

82 24 70
                                    

Pak San mengangkut Anna Belle ke mobil Alphard nya, tiga puluh menit berlalu, mereka belum juga sampai di tempat tujuan.

"Kalian butuh selimut?" Tanya Pak San dari kursi depan, meskipun tangan nya fokus menyetir, namun kedua mata nya tidak bisa beralih, memperhatikan Anna Belle lewat kaca spion dalam, terlihat jelas tubuh mereka yg saling memeluk satu sama lain. Memang cukup dingin udara nya, karena di luar hujan gerimis.

"Lo mau pake selimut, Bel?"

Yg ditanya mengangguk manja.

"Mau katanya, Pa" ujar Anna.

"Minta tolong ambilin ke kak Anna, ya sayang? Papa gak bisa ambilin, lagi fokus soalnya." Titah Pak San dengan sangat lembut. Meskipun ini kali pertama mereka bertiga bertemu, tapi Pak San sudah menyayangi mereka layaknya anak hasil reproduksi nya sendiri.

"Selimutnya di taro dimana, Pa?" Anna celingukan.

"Di belakang, sayang. Coba cek dulu"

Anna menurut, di periksa lah kursi belakang mobil Pak San. Ketemu! Diambillah selimut bulu berwarna hitam tersebut.

"Item banget bulu nya, dari jembut gasi?"

"Heh!" Anna menggeprek pala si Belle.

"Ih Eonnie! Jangan geprek - geprek dong, nanti otak aku pindah lagi" seru Belle.

"Kan otak lu adanya disitu" Anna menunjuk ke arah pantat si Belle.

"Ih itumah otak Eonnie, otak aku mah disini!" Belle menunjuk ke arah dengkul nya.

"Dongo." -Anna.

Belle pundung. "Lagian aku gamau selimut yg ini!"

Anna memutar bola mata nya jengah, "Ya terus mau yg gimana?"

"Maunya... Selimut bernyawa." si Belle nge wink ke arah Pak San. Anna mual. Huekk.

Pak San yg sedaritadi mendengarkan ocehan anak - anak pungut yg gak tau diri itu hanya bisa tertawa. Rasanya seperti Bernostalgia, kembali ke masa - masa dimana dirinya masih menjadi Suami sekaligus Ayah untuk Isteri dan Anak Tercinta.

"Kalian memang persis, seperti Almarhumah Isteri dan Anak saya." Suasana udah mulai sedih nih. Segera ambillah tissue, kalo bisa sama pabrik - pabriknya.

"Papa ga mau ceritain gitu ke kita tentang Isteri dan Anak papa, kan kita penasaran." tutur Belle, membuat Anna menginjak kaki nya.

Pak San memperlambat laju mobil nya, supaya Anna Belle lebih nyaman dalam mendengarkan ceritanya.

"Dulu Papa nikah dengan Cinta Pertama Papa. Maya namanya. Dia cantik sekali, mirip dengan Kak Anna. 1 Bulan masa pernikahan, akhirnya kami di karuniai seorang malaikat kecil yg cantik bernama Luna. Wajahnya imut mirip dengan Belle."

Pak San berhenti disitu, menarik nafas panjang, kemudian melanjutkan cerita nya lagi.

"Ketika Luna berusia Dua tahun, dia bilang ingin merayakan pesta ulang tahunnya di Pantai Selatan. Sehabis pesta, Papa & Mama sangat kelelahan, tidak sadar kami tidur duluan. Tanpa sepengetahuan kami, Luna yg tidak bisa berenang malah memutuskan untuk berenang, dengan bikini warna hijau yg di pakainya. Dalam rekaman CCTV terlihat jelas bahwa Luna di culik oleh Nyi Roro Jonggrang. Berbagai cara telah Papa lakukan untuk menemukan nya, namun sampai saat ini belum ada titik terang dimana kah keberadaan Luna."

"Si Luna kan jadi transgender pa" si Anna nyaut.

"Itumah Lulope Luna, Eonnie!"

Ibarat pipa rucika, air mata Papa San mengalir sampai jauh. Dia tuh paling gak bisa nahan tangis kalo udah bahas soal Anak dan isteri. Bertemu dengan Belle yg seratus persen mirip dengan Luna, anaknya, adalah anugerah terindah yg diberikan Tuhan untuk kedua kalinya. Yg tidak akan ia sia - sia kan. Paling di maneh - maneh kan.

Panti Spesial - [THE BOYZ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang