Coma

64 11 0
                                    

Pemain;

Pemain;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Genre: siblings-family-drama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Genre: siblings-family-drama




Terik matahari membuat Jove mengernyitkan wajah beberapa kali. Kepala pemuda tersebut menoleh ke kanan dan kiri, sudah banyak para penjemput anak-anak sekolah dasar di sana. Entah itu orang tua, tukang ojek, atau bahkan seperti dirinya yaitu seorang kakak. Kebetulan hari ini, ia sedang memiliki jadwal kosong. Ayah membawa Bunda ke salah satu acara tentang pekerjaan beliau sementara Mami Yuka meminta tolong sekalian menjemput Nushio untuk dibawa ke cafe.

Meski panas membuat keringatnya menetes tak membuat putra nomor tiga Melviano tersebut beralih dari sandaran pintu mobil. Maniknya mengamati gerbang sekolah yang sudah terbuka, hingga detik selanjutnya bel pulang telah berbunyi. Senyum Jove terukir, berdiri tegap sembari melongokkan kepala untuk melihat adik-adiknya yang keluar dari kelas.

Di antara kerumunan tersebut, Jove bisa melihat sepasang anak perempuan dan laki-laki berjalan sembari bergandengan tangan. Langkah mereka begitu bahagia karena senyum yang terukir indah di wajah keduanya.

Manik Chiquita berbinar seraya melambaikan tangan kanannya yang menganggur. "ABAAAANG!" panggilnya berteriak.

Kedua tangan Jove juga terangkat antusias sembari menggerakkan badan ke kanan kiri kemudian menunduk dan memeluk kedua adik kecilnya. Bersimpuh di hadapan mereka, ia menatap Nushio terlebih dahulu sembari berkata, "Cil, pulang sama abang. Terus kita ke cafe nyamperin Mami. Oke bro?"

"Okie dokiee!"

Setelahnya, mereka masuk ke dalam mobil. Dua bocah itu berada di kursi belakang. Saling bertukar cerita kembali padahal sudah sedari pagi keduanya tidak berpisah. Jove benar-benar tidak mengira bahwa kedekatan Chiquita dan Nushio bisa lebih dari sekadar saudara sepupu, bahkan layak dikatakan kembar karena setiap momen dalam hidup mereka selalu melibatkan satu sama lain.

Maniknya melirik pada kaca spion, fokusnya pada Nushio. Semakin tumbuh besar, Jove justru melihat sosok Gama dalam tubuh sepupunya tersebut. Ia menggelengkan kepala, kembali memperhatikan jalanan.

What If✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang