.
.
.
.
Yuma menepuk pelan pundak sang pria yang tingginya hampir setara dengan tiang listrik.g
"Permisi om, tolong budayakan antri", ucap Yuma yang berada di belakang pria tersebut.Pria yang pundaknya ditepuk oleh Yuma membalikkan tubuhnya, menatap Yuma dengan datar.
"Maaf saya tidak melihat, kalian terlihat seperti 2 botol yakult"'Wahh bener bener nih om om blom pernah nyobain bogem mentah gue ya!💢', batin Yuma dengan senyum ala kumon menahan rasa kesalnya.
Bisa bisanya cowo seganteng Yuma ini dibilang botol yakult, itu om om harus pake kacamata deh kayaknya.(Hoax banget cuih) -Author
Yuma melirik Yumi disebelahnya yang tampaknya tidak mendengar percakapan dia dengan pria di depannya, Yumi masih sibuk melihat sekelilingnya yang dipenuhi oleh barang barang aesthetic (kata Yumi).
Yuma menghela nafas pelan, suara penjaga kasir mengalihkan perhatian mereka.
"Permisi, mohon selesaikan pembayaran agar antrian tidak terhenti dan kalian bisa melanjutkan percakapan kalian sesaat setelah pembayaran selesai agar tidak memperpanjang antrian", ucap sang penjaga kasir."Ah, ya. Baiklah", ucap Yuma dan si pria bersamaan. Mereka berdua menoleh satu sama lain secara bersamaan dan terdiam menatap sang lawan bicara beberapa detik lalu memutus pandangan dan menyelesaikan pembayaran di kasir.
Beberapa menit kemudian
Yuma segera membawa Yumi keluar toko setelah mereka selesai membayar karena tidak ingin berlama lama lagi berada di dalam toko. Saat ingin ke tempat parkir menuju sepeda mereka, mereka berdua di tahan oleh tangan besar.
"Tunggu-", ternyata om om eh maksudnya pria yang ada di toko tadi.
'Orang mau pulang ada aja halangannya aishh shibal sekiya!!', batin Yuma.
Yuma menatap datar pria tersebut. "Kenapa lagi om?", ucap Yuma dengan nada kesal.Pria yang dipanggil om om itu mengernyitkan dahinya, setua itukah dirinya? (yntkts) -Author
Sang pria kembali membuka suara.
"Siapa nama kalian berdua?""Nama saya Yumi dan ini kembaran saya namanya Yuma, om siapa namanya?"
Kali ini Yumi yang bersuara karena dia merasa kalau Yuma tidak akan menjawab pertanyaan om om yang ada di depan mereka ini."Nama saya Rizar, dan tidak perlu memanggil saya dengan embel embel om, saya masih muda", jawab si pria yang ternyata namanya adalah Rizar.
"Ohh okey salam kenal emmm kak(?) Rizar", ucap Yumi ragu.
Rizar mengangguk pelan lalu mengelus kepala si kembar.
"Salam kenal juga, kalau begitu saya pergi dulu-", Rizar menggantung kalimatnya lalu menatap Yuma sesaat.
"-sampai jumpa lagi."Yumi mengangguk angguk sambil tersenyum manis.
Sedangkan Yuma yang kepalanya di elus secara tiba tiba terkejut, bola matanya membulat lucu.
Yuma menepis tangan Rizar yang ada di kepalanya, menatap marah ke sang pelaku yang membuat rambutnya berantakan, bukannya seram malah terlihat sangat imut seperti anak kucing. 'Apasih sksd ni om om', batin Yuma.Rizar terkekeh kecil lalu pergi meninggalkan twins Y.
Yuma mendengus, di dalam hatinya sudah mengucapkan berbagai macam sumpah serapah untuk Rizar. Yuma mengambil sepedanya lalu berhenti di samping Yumi dan menyuruh Yumi untuk naik. Tidak ada yang membuka percakapan selama di perjalanan pulang, bukan karena canggung tapi mereka sedang menikmati suasana sore menjelang malam hari dan sambil melihat pemandangan matahari terbenam atau biasa disebut sunset.
Sesampainya Dirumah
Setelah memarkirkan sepeda di garasi, mereka lalu masuk ke dalam rumah, kemudian pergi ke kamar masing masing untuk membereskan belanjaan yang tadi mereka berdua beli di toko peralatan sekolah.
Seperti dugaan Yuma, beberapa menit setelah selesai menyiapkan keperluan sekolahnya, turun hujan dengan deras di sertai cahaya petir petir kecil dan suara gemuruh.
Tok tok
Yumi mengetuk pintu kamar Yuma.
"Masuk aja, pintunya nggak dikunci", ucap Yuma dari dalam kamar.
Yumi membuka pintu kamar Yuma dan masuk ke dalam, tidak lupa menutup pintu kamar Yuma kembali. Yumi berjalan ke kasur Yuma dan duduk di pinggir kasur Yuma sambil melihat Yuma yang sedang duduk merapihkan meja belajarnya.
"Nggak kerasa yah, besok kita udah masuk SMA hehe, padahal Uma masih inget dulu waktu SD Uma sama Umi ngambek gamau masuk sekolah gara gara takut ketemu temen temen.", ucap Yumi teringat saat masa masa kecil mereka.
Yuma hanya diam mendengarkan cerita Yumi, dia (Yuma Rikko) juga ingin mengetahui masa kecilnya Yuma (Yumasaki Nara). Yuma berbalik menatap Yumi lalu tersenyum, "Iya yah, sekarang kita udah dewasa, udah mandiri juga, padahal dulu sering banget manja ke mama papa"
Yumi ikut tersenyum melihat Yuma tersenyum. "Hehe iya...makasih ya Umaa"
Yuma memiringkan kepalanya, bingung.
"Makasih buat apa?""Makasih karena udah mau nerima Umi, jadi sodara kembarnya Umi, sabar ngeladenin kelakuan Umi yang agak agak, ngelindungin Umi dari orang orang jahat, Umi sayang Umaa", jelas Yumi.
Yuma sekali lagi tersenyum sampai matanya membentuk bulan sabit.
"Apasih lebay", Yuma sedikit terharu dengan ucapan Yumi tadi, ternyata sebesar itu rasa sayangnya Yuma (N) ke Yumi.
Yuma (R) termenung, bagaimana reaksi Yumi jika dia tau bahwa jiwa yang menempati tubuh kembarannya saat ini bukanlah kembaran aslinya, melainkan jiwa dari dunia lain. Apakah Yumi akan bersedih, kecewa, marah, atau malah menerimanya dengan lapang dada.
"Mau peluk gak?", tanya Yuma sambil membuka tangannya lebar, memberi peluang untuk Yumi.Yumi yang mendapat kesempatan itu tentu saja tidak akan menyia nyiakannya. Yumi segera menerjang Yuma, berhambur ke dalam pelukannya Yuma dan memeluknya erat.
"Huweee Yumaaaaa", Yumi tidak menangis, hanya merengek saja. Sebenarnya ia ingin menangis tapi Yumi tidak ingin terlihat cengeng di depan Yuma."Yosh yosh, daijoubu", sebelah tangannya Yuma gunakan unuk menepuk nepuk punggung Yumi dan sebelahnya lagi untuk mengelus kepala Yumi.
Beberapa menit berlalu dan Yumi masih berada di pelukannya Yuma. Yuma yang merasa tangannya semakin memberat menopang tubuh Yumi dan tidak ada pergerakan dari Yumi pun terheran, ia mengintip ke bawah dan melihat bahwa Yumi sudah tertidur di pelukan Yuma. Yuma tersenyum kecil melihat kembarannya tertidur pulas pun menggelengkan kepalanya, sepertinya kembarannya ini sangat kelelahan sampai tertidur dengan posisi yang masih memeluk dirinya.
Yuma mengangkat tubuh Yumi dan menaruhnya di kasur.
(Kuat juga ternyata kau Yum) -Author
(Yeeh jangan salah, kurus kurus gini gue bisa ngangkat orang tau) -Yuma
(Iyain dah_-) -Author"Good night, my little sunshine", Yuma tersenyum dan mengecup dahi Yumi.
Yuma lalu berbaring di sebelah Yumi, menutup mata dan tertidur menyusul Yumi ke alam mimpi.TBC
.
.
.
.
.
Aaaaaaaa maaf para readers ku tercingtah, baginda ini sedang sangat sangat syibukk sama projek sekolah jadi ga sadar hampir nelantarin cerita ini, ku usahakan up lagi deh tapi semampu aku yaw, makasih juga buat readers yang masih bertahan nungguin update an akuuu, lopyu all banyak banyakkk❤
Bantu diperbaiki klo aku ada typo yaw. See you in the next chap!
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi menjadi Adik Protagonis
Romance"wtf, gue transmigrasi jadi adeknya mc?!" Yuma Rikko meninggal karena terjatuh terpeleset di tangga sekolah, bertransmigrasi ke dalam novel yang baru selesai dia baca semalam dan menjadi adik dari protagonis wanita yang bernama Yumasaki Nara. Namun...