Part 2

3.3K 260 11
                                    

             "Shh kepala gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Shh kepala gue...sakit bat gila...", Yuma memegang kepalanya, memfokuskan pandangannya yang buram.

"Lah gue dimana ini?!"

'Walah gue diculik kah?', Yuma cukup terkesan dengan kamar yang ditempatinya saat ini, sederhana dan tertata rapih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Walah gue diculik kah?', Yuma cukup terkesan dengan kamar yang ditempatinya saat ini, sederhana dan tertata rapih. Dia duduk bersandar pada head board kasur.

Ketika Yuma masih sibuk melihat lihat kamar itu, tiba tiba ada seseorang yang membuka pintu kamar tersebut.

Cklek...

Tampak sesosok perempuan cantik dengan rambut coklat susu ikal dan mata hazel masuk ke dalam kamar sambil membawa nampan berisi bubur dan air putih hangat. Perempuan tersebut berjalan perlahan mendekati kasur yang di tempati Yuma.

"Yuma? Kamu udah bangun, gimana kepala kamu? Pusing ga? Badan kamu ada yang sakit?", ucap perempuan itu dengan wajah yang khawatir.

Duduk di pinggir kasur dan menaruh nampan di meja sebelah kasur. Lalu perempuan itu mengecek suhu tubuh Yuma dengan tangannya.
"Hmm demamnya udah turun sedikit, jangan banyak gerak dulu ya biar kamu cepet sembuh okey...", perempuan tersebut tersenyum lembut menatap yuma.

"A-anuu...itu- kamu siapa ya? A-aku siapa? Trus aku dimana?"

.
.
.
.
.

Seketika hening melanda, Yuma menunduk sambil memainkan jari tangannya, tidak berani sang lawan bicara.

"Kamu beneran ga inget apa apa, Yuma?", ucap si perempuan memastikan dan mendapat anggukan kepala dari Yuma.

"Nama aku Yumisaki Nara, kamu Yumasaki Nara, kita kembar tapi aku yang lahir duluan jadi aku kakak kamu. Ayah kita namanya Ryuzaki Nara, ibu kita Keisha Ayunda. Mereka lagi dinas keluar kota 2 bulan dan minggu depan kita mulai masuk SMA. Kamu tadi pagi jatoh kepeleset di kamar mandi trus kakak langsung bawa kamu ke kasur", jelas Yumi dengan satu tarikan nafas panjang.

"Sekarang kamu paham? Ada yang mau di tanyain lagi?", lanjut Yumi.

Yuma menangguk dan menggelengkan kepala lalu memberi jari jempol tanda dia mengerti penjelasan dari Yumi.

"Makasih udah rawat Yuma, kak", Yuma menampilkan senyumnya.

Yumi tersenyum, menepuk nepuk pelan kepala adik kembarnya. Mengambil nampan berisi semangkuk bubur yang masih hangat, menyendok bubur tersebut dan mengarahkan ke depan bibir Yuma.

"Sekarang makan dulu ya, abis itu minum obat, pake baju, istirahat lagi"

Yuma mengangguk pelan, membuka mulut dan memakan bubur yang disuapkan oleh Yumi. Pipi Yuma terlihat tembam naik turun menerima suapan dari Yumi membuat Yumi gemas dan mencubit pelan pipi Yuma, sang empu yang menjadi korban cubitan hanya menatap dengan polos dan tatapan yang bertanya tanya.

'Ugh ga kuatt!! Mana tahann!!', batin Yumi berteriak meronta ronta ingin memeluk erat sang adik tapi dia tahan karena Yuma masih sakit.

"Utututuu~ lutunya adekku, bisa bisa diabetes ini mah", Yumi mengunyel unyel pipi Yuma.

"Uwee ka-kakk udwah jwangan di unyel unyel lwagi, pipi Ummaa shakitt!", Yuma lelah pipinya memerah dan terasa kebas akibat terkena unyelan Yumi.

Yumi melepaskan tangannya dari pipi Yuma dan tersenyum lebar. "Hehe maaf yah, abisnya kamu lucu banget imut gemes rasanya mau kakak karungin"

"Huhh iya deh Yuma maafin tapi jangan gitu lagi, sakit tau pipi Yuma sampe kesemutan ini loh", Yuma mendengus tanpa sadar mengerucutkan bibirnya s̶a̶m̶p̶e̶ ̶m̶o̶n̶y̶o̶n̶g̶ ̶5̶ ̶s̶e̶n̶t̶i̶.̶g̶ canda kawand.

Yumi yang melihatnya hanya bisa menahan gemas rasa ingin meng-UGHH gregetan pokoknya ya gitu deh, Yumi lekas membersihkan mangkok bubur yang sudah habis dan memberikan Yuma obat untuk diminum. Setelah Yuma selesai minum obat, Yumi meninggalkan Yuma di kamarnya untuk beristirahat.

'Ya Tuhan, dosa apa yang gue perbuat sampe masuk ke dalem novel. Sialnya gue malah jadi karakter yang bakal mati ngenes jirr yang bener aja, rugi dong!!', Yuma tertekan batin. Menghela nafas lelah, Yuma memilih untuk tidur, urusan alur nanti Yuma pikirin kalo udah selesai adaptasi sama ni novel.


... TBC ...

Transmigrasi menjadi Adik ProtagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang