Semua sisi ruang hatiku.. cantiknya dirimu membias di hidupku🎶🎵
Sepuluh tahun sebuah penantian panjang untuk memiliki seorang bayi bukan karena mandul namun mereka memang tak ingin memilikinya.
Pasangan ini adalah sepasang manusia bernama
Syabil Maryam Arthamedina dan Aksa Ahmad Parulian. Mereka dari awal memang bersepakat tak mau memiliki anak karena hanya ingin hidup berdua saja.Semua orang sudah menyerah tak mau lagi menentang prinsip itu. Mereka tak punya masalah reproduksi semua normal. Rumah tangga mereka pun cenderung stabil tak banyak masalah.
.............
Satu hari di bulan juni Syabil sedang melihat-lihat kalender biasanya tanggal tanggal ini adalah waktu period nya namun sudah lima hari ia belum kunjung datang bulan.
" Lian kok aku belum mens ya hari ini ? "
Tanyanya sambil meneguk segelas air di atas meja samping tempat tidurnya. Sementara Lian yang sibuk melirik laptopnya hanya diam dan mengangkat bahu lalu berbicara lagi
" Mungkin kamu lagi capek aja kali yang "
" Iya sihh akhir-akhir ini kerjaku numpuk banget jadwal di rumah sakit sama klinik bikin puyeng mereka yang punya anak jadi nggak profesional anak jadi alasan buat libur dan cuti "
katanya kembali menggebu-gebu. Pokoknya setiap membahas anak pasti Syabil terus merasa kesal dan tidak mood." Yahh yang udahlah nggak usah bahas orang lain mending sini kamu aku peluk biar mood nya baik"
Syabil berangsur naik ke atas kasur memeluk suaminya. Ya tempat pulang seorang anak pertama adalah suaminya. Ya memang hubungan Syabil dengan orang tuanya memburuk semenjak ia hampir di jodohkan dengan Sudirman anak saudagar buah di kampung neneknya hanya karena Sudirman orang berada.
Semenjak itu pula Syabil tak ingin punya anak karena tak mau menjadikan manusia lain sebagai sebuah ladang mencari kekayaan atau sekedar meletakkan sebuah ekspektasi pada manusia lain.Dan Lian sebagai suami hanya menginginkan kenyamanan untuk istrinya dengan tidak banyak melakukan protes. Sebab sejatinya yang akan menjalani kehamilan adalah Syabil. Jadi apapun itu syabil yanh akan memutuskan. Lian juga tak masalah jika harus hidup berdua saja dengan istrinya.
Walau tak ada tangisan bayi mereka juga terkenal selalu harmonis. Meski orang tua Syabil belum sepenuhnya menerima Lian sebagai menantu. Mereka masih berpikir kalau Lian kurang bisa membahagiakan Syabil karena lelaki ini hanya seorang staf kantor biasa sedang Syabil merupakan seorang dokter.
....
Sudah pertengahan bulan juni syabil tak kunjung mengalami period. Ia makin risau dan merasakan debar jantungnya makin cepat apalagi setelah Novi rekan sejawatnya beberapa hari menyoroti perubahan fisiknya dan bersikeras menyuruhnya melakukan tes kehamilan.
" Nov nggak gue nggak hamil " katanya masih tetap pada pendiriannya untuk tidak mengakui bahwa ia hamil.
" Ck ayo kalo gitu ikut ke ruangan gue" Yap Novi adalah spesialis obstetri dan ginekologi jadi ia akan memeriksa sahabatnya ini. Lebih tepatnya melakukan pemeriksaan paksa.
Novi meminta Syabil melepas jas putihnya dan membuka kancing kemeja perempuan itu
" Nihhh nggak perlu di USG juga keliatan sekitar puting lo menghitam panggul melebar lo juga telat udah hampir dua minggu ini nihh udah ada kerasa perut lo oke USG buat hasil fix nya.
Cur... Air mata Syabil meluncur bebas ia tidak ingin ada kehidupan di dalam rahimnya. Ia tak ingin punya perasaan jahat kepada manusia yang seharusnya ia sayangi. Ia tak mau seperti ibu dan ayahnya." Nov gue nggak mau hamil gugurin bayi ini nov hiks... Gue nggak mau... Gue nggak siap nov "
Plakkk........