BAB 2: SATU, DUA, TIGA, EMPAT, MEREKA BANYAK SEKALI!
-
Jehenson's Fair, atau nama lengkapnya Jehenson's Fun Fair of Good, adalah nama yang tua; pasar malam yang sudah ada sejak masa Depresi Besar, tepatnya berdiri pada 1936. Ia awalnya dirancang sebagai hiburan murah di zaman yang keras dan sarat akan bisnis, di sana jugalah ia menemukan kesuksesannya. Dikenal luas awalnya sebagai pasar malam keliling murah yang menyenangkan, walau dengan isi, wahana, dan fasilitas yang minim; berubah dan bertumbuh menjadi tempat hiburan besar di Kota Lurter dengan isi bervariasi, fasilitas lengkap, wahana beragam, namun tetap dengan harga yang lebih murah daripada tempat-tempat lain pada kelasnya di seluruh negeri. Dengan begitu, Jehenson's Fair berhasil menjadi salah satu tempat yang paling terkenal di seluruh Kota Lurter, bahkan menjadi kunjungan wajib ketika datang ke Negara Bagian Densen.
Penampilannya begitu megah, gerbang masuk yang menghadap barat berukuran begitu besar, penuh hiasan, dan loket pembelian tiket di jalan masuknya. Di sebelah selatan, ada gerbang lain untuk pengunjung keluar, itu lebih kecil dengan hanya dua jalan masuk untuk pemeriksaan tiket, namun dengan dekorasi yang tidak kalah meriahnya. Kedua gerbang itu berwarna merah. Dari luar juga sudah nampak wahana-wahana mereka yang terkenal: bianglala Langit yang menawarkan keindahan Kota Lurter dari ketinggian, puncak sebuah roller coaster bernama Boltenzap, dan sebuah drop tower bernama Angelic Falls yang menawarkan pengalaman seperti jatuh dari surga; semuanya menjulang tinggi dan terlihat sangat megah dan menyenangkan. Di dalam, dipenuhi tenda permainan dan kios-kios makanan, wahana-wahana juga ada di sana; tempat itu juga terang sekali, dengan lampu-lampu yang mereka punya, bahkan beberapa menyebutnya beratapkan cahaya.
-
Putri, Jack, dan Rene akhirnya keluar dari stasiun bawah tanah di dekat Jehenson's, dan setelah beberapa menit berjalan, akhirnya mereka sampai di depan pasar malam yang cantik itu. Saat itu masih musim dingin, dan beberapa jam lalu baru saja terjadi hujan salju, jadi aksen-aksen putih salju putih dan membeku masih menghiasi dan membuat tempat itu semakin indah dengan lampu-lampu pasar malam mereka yang berkelap-kelip. Cuaca dingin juga sangat terasa di luar, mereka sampai menggigil, walau sudah memakai pakaian tebal; Jack yang paling parah, dia bersin berkali-kali: hatchu! Haat...CHU!
"Hei, ada apa? Mulai menggigil? hihi.." Putri mendekati Jack dan berkata dengan nada mengejek.
"Heh, sekarang..." Jack berhenti sebentar untuk mengendalikan sesuatu (ingus) yang mengganjal di hidungnya. "Sekarang kalian tau betapa buruknya malam musim dinginku tanpa pemanas ruangan."
"Malang sekali! Sudah pakai jaket setebal itu, padahal." kata Rene yang ikut mengejek.
"Ya, miris!" kata Putri, menggandakan ejekannya
"Ah, sudahlah! Ayo beli tiketnya, sebelum antreannya makin panjang!" kata Jack yang kesal.
"Oh, ya. Berapa harga tiketnya?" tanya Putri, lupa.
"Lima dolar!" jelas Jack dan Rene berbarengan, menyebutkan harga yang terhitung sangat murah untuk tempat hiburan yang semegah itu; ini juga yang membuat pasar malam itu hampir selalu ramai dan antrean tiketnya hampir tidak pernah kosong. Antrean saat itu lumayan panjang, walau tidak sampai penuh sesak. Dengan begitu, mereka sekali lagi mendiskusikan apa-apa saja yang akan mereka kunjungi di tempat itu: wahana yang akan dinaiki dan apa-apa saja yang akan dibeli; mereka memutuskan roller coaster Boltenzap, bianglala Langit, dan Rumah Hantu sebagai destinasi utama. Setelah beberapa lama, akhirnya mereka sampai di loket, dan membeli tiket dengan uang mereka masing-masing; mereka kemudian masuk ke Jehenson's.
KAMU SEDANG MEMBACA
Freak Show: The Family
Детектив / ТриллерKeluarga, beberapa orang menyebutnya sebagai harta yang paling berharga dalam hidup mereka. Namun, bagaimana kalau semuanya telah terencana? Bagaimana kalau semua yang terjadi: tangis, tawa, gembira, dan sedih adalah skenario besar hasi rancangan pi...