1.

184 34 5
                                    

Typo bertebaran.

































Sinar matahari yang menembus tirai jendela tidak membuat seorang gadis cantik choi jisoo bangun dari tidurnya. Bahkan terdengar dengkuran halus dari mulut mungilnya.

Choi jisoo merupakan putri dari pasangan pengusaha ternama,choi soo hyun dan Bae jihyun. Walaupun begitu sejak dirinya menetap di seoul,jisoo berusaha menutupi jati dirinya. Jisoo ingin memiliki sahabat yang benar-benar tidak memandang kastanya,sahabat yang benar-benar tulus padanya. Sampai saat ini jisoo pun belum menemukan sahabat yang dia inginkan. Teman-temannya di luar negeri dulu kebanyakan bermuka dua. Apalagi mereka tau jati diri jisoo. Di depan jisoo,mereka bersikap baik tapi di belakang jisoo mereka sering membicarakan gadis cantik itu.

Kembali ke jisoo yang masih tidur pulas bahkan suara pintu di geser pun tidak membangunkan gadis itu.

Bae jihyun sang mama berjalan ke arah jisoo dan duduk di ranjang king sizenya jisoo. Tangannya terulur membelai puncak kepala jisoo.

"Sayang,ini mama. Sudah pagi. Bukankah hari ini kamu harus sekolah? Bagaimana di sekolah? Sudah menemukan teman barukah?"tanya jihyun dengan suara lembutnya. Jisoo yang merasa terusik pun melenguh dan merentangkan tangannya. Matanya berkedip lucu seraya menatap jihyun.

"Mama kapan ke seoul? Bukankah papa dan mama di auckland? Bagaimana proyek di sana ma? Sudah membaikkah?"

"Sudah sayang makanya papa dan mama ke sini. Kami rindu sama putri kesayangan kami ini"senyum jihyun. Jisoo pun kembali tersenyum lalu memeluk jihyun dengan erat.

"Aku juga rindu sekali sama mama dan papa. Sudah jam berapa ini? Aku harus mandi. Aku tidak mau terlambat ke sekolahnya"

"Bukankah mama selalu menekankan hal itu. Jangan datang terlambat ke sekolah dan...harus selalu mendapat peringkat pertama"

Jisoo pun mengulas senyum seraya menggenggam erat jemari sang mama.

"Bukankah aku juga selalu bilang sama mama,kalau aku akan jadi putri hebatnya mama. Selama ini aku juga selalu jadi peringkat pertama dan selalu menjadi kebanggaan papa dan mama"

"Anak pintar. Baiklah sekarang kamu mandi lalu kita sarapan. Papa dan mama akan menunggu mu di ruang makan. Juga...sayang,sepupu kamu bae joohyun akan tinggal di sini.  Dia sudah menunggu kita di ruang makan"

"Ah iya ma. Aku senang joohyun eonni lebih memilih tinggal bersama kita dari pada tinggal di apartemen sendiri. Aku jadi punya teman mengobrol"

"Iya sayang. Ya sudah mama keluar dulu ya." Jihyun pun keluar dari kamar jisoo. Menyisakan jisoo yang tengah menghela nafas pelan. Bagaimana dia bisa mengecewakan papa dan mamanya sedangkan selama ini kedua orang tuanya bekerja keras untuk memenuhi semua kebutuhannya.

"Oya sayang. Nanti mama yang akan mengantarmu ke sekolah"gerling jihyun. Jisoo pun hendak protes tapi jihyun sudah menutup pintu kamarnya jisoo. Lagi-lagi jisoo menghela nafas kasar. Susah payah dirinya menyembunyikan tentang jati dirinya eh hari ini malah jihyun yang mau mengantarnya ke sekolah.

"Lebih baik aku mandi lalu sarapan"hela jisoo. Gadis itu pun berjalan ke kamar mandi.


















"Kenapa kamu tiba-tiba mau tinggal di sini bae joohyun? Bukankah selama ini kamu getol sekali menolak tawaran kami untuk tinggal di sini?"tanya jihyun tanpa menoleh ke arah joohyun.

"Aku tidak mau menghambur-hamburkan kekayaan papa dan mamaku hanya untuk menyewa sebuah apartemen. Bukankah kalau tinggal di sini bersama kalian lebih mengirit biaya?"cengir joohyun.

Still With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang