Sekolah Tinggi Altar Satu. Kalau denger nama itu, pasti langsung kebayang kampus dengan gedung tinggi, macet di depan gerbang, dan segala yang bikin Jakarta makin sesak. Tapi yang nggak banyak orang tau, di balik semua itu, ada dunia mahasiswa yang penuh dengan drama, ambisi, dan pastinya, kerja keras.Kampus ini nggak cuma tempat buat belajar teori atau ngumpulin nilai. Di sini, lo bakal nemuin banyak hal yang nggak ada di buku. Lo bakal ketemu orang-orang yang punya impian besar, kompetisi yang nggak ada habisnya, dan tentu aja, hidup yang penuh tantangan.
Di Altar Satu, nggak ada kata "gampang". Zayn, Kiara, Bram, Nara, dan Darren, mereka semua lagi cari tempat mereka di dunia yang penuh peluang dan jebakan ini. Tapi satu hal yang pasti, mereka bakal belajar banyak tentang diri mereka sendiri dan dunia luar yang nggak selalu sesuai ekspektasi.
Di tengah kampus ini, ada satu kafe yang jadi langganan anak anak seluruh fakultas untuk ngopi, namanya Kopi Satu Sore. Jam udah nunjukkin pukul 18.00 otomatis lingkungan kampus mulai sepi, cuma ada suara mesin kopi yang masih berdengung. Tapi, di meja paling ujung terdapat presensi Zayn yang lagi duduk di pojok, matanya kosong ngelihat ke luar jendela. "Semester terakhir, nih. Gila ya, rasanya kayak baru kemarin gue disuruh maju di kelas Pak Sakhyan buat presentasi, padahal nggak siap sama sekali," katanya sambil menghela nafas.
Kiara yang dari tadi asik sama ponselnya, mengangkat kepala, melirik Zayn kayak lagi mikir "Kok bisa sih?" "Ya, pasti berubah lah. Tapi yaudah terima aja. Hidup juga kan nggak bakal nunggu kita siap," jawabnya santai, sambil kembali fokus pada layar ponselnya.
Bram, yang lagi sibuk banget nge-check gamenya, nyaut tanpa ngelirik. "Ah, gue sih belum kepikiran banget soal masa depan. Fokus gue sekarang tuh harus nge-push rank. Biar apa? Biar biur." Senyumnya melebar, seakan-akan dunia ini cuma tentang Mobile Legends. "Life goes on, bro. Masa depan juga bisa tunggu."
Biasalah, pro-player. Apalagi baru naik naiknya karena juara MDL season kemarin, jadi masih star syndrome dikit. Tapi percaya, deh. Bram ini bakal jadi orang yang paling frustasi dalam ngerjain skripsi walau keliatannya sekarang santai santai aja. T-T
Darren, yang dari tadi diem aja, akhirnya ngomong juga. "Kalian nggak ngerasa kayak ada yang bakal berubah gitu? Kayak, ada sesuatu yang gede bakalan kejadian, nggak sih?" tanyanya sambil ngeliatin mereka satu per satu dengan serius, kayak lagi ngomongin teori konspirasi.
Pertanyaan Darren tidak direspon oleh ketiganya, sedangkan Nara, yang sejak tadi sibuk foto-foto di ponselnya, tiba-tiba nyelonong ngomong, "Udah lah, jangan terlalu dipikirin. Kita masih muda, masa depan itu nanti juga. Yang penting bisa foto bagus buat feed." Lalu dia ketawa kecil, kayak ngerasa kalimatnya tuh bijak banget.
Zayn cuma senyum kecil. "Gue rasa, sih, kita semua nggak siap. Tapi satu hal pasti, sesuatu bakal berubah, dan kita nggak bisa ngelarin itu."
___________
Selamat datang di-
SEKOLAH TINGGI ALTAR SATU
Kampus yang katanya sih oke buat belajar, tapi faktanya lebih sering jadi tempat buat mikirin "Kenapa sih gue kuliah?" Disini lo bakal ketemu sama orang orang yang lebih sibuk ngurusin hidup dibandingkan kuliah. Yuk, kenalan dulu dex.KIARA OLIVIA
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST SEMESTER
General FictionSatu semester lagi dan hidup mereka akan berubah selamanya. Zayn, Kiara, Bram, Nara, dan Darren-kelima mahasiswa ini udah lewatin banyak hal bareng. Tapi, di semester terakhir ini, mereka bakal menghadapi lebih dari sekadar ujian. Konflik, rahasia y...