•
•
•
HAPPY READING⊂(◉‿◉)つ
Malam itu Laut kembali dihantui mimpi buruk yang tak lagi pernah ia harapkan itu, satu obat penenang kembali masuk ke tubuhnya, hanya itu yang ia bisa, ia tak punya siapa-siapa untuk tempat mengadu.
Pada Husna?
Laut tak mau membuat wanita paruh baya itu khawatir, cukup sudah penderitaan yang sudah Laut berikan, wanita itu terlalu mulia bagi Laut, Laut tak ingin melihat Husna merasa sedih, tak lagi.Tak mungkin juga ia dapat menceritakan ini pada Lucas, papa nya tersebut selalu sibuk, mungkin pulang pun hanya sesekali sebelum urusan bisnis akhirnya menjerit memangilnya kembali.
Temannya? Mungkin bisa saja Laut menceritakan tentang mimpi nya, tapi sungguh Laut tak ingin merepotkan siapapun, kalaupun Laut bercerita apa yang mungkin bisa mereka lakukan?
Laut hanya butuh waktu, ia yakin mimpi itu akan hilang, ya walaupun ia sendiri tak tau kapan pastinya itu akan terjadi.
Ia harap semuanya segera selesai, Laut tak ingin menjadi ke tergantung -an obat lagi, mungkin seseorang juga bisa membantu Laut, one day.
Mata itu akhirnya terpejam kembali, menyisakan jejak air mata bercampur keringat di bagian wajahnya.
Pemuda mungil itu memang dulu sempat ingin menyerah akan hidupnya, baginya semua sungguh tak adil, bagi bocah berusia lima tahun waktu itu.
Semuanya terasa berat bagi bocah yang seharusnya masih mendapat kasih sayang dan perhatian lebih.
Tapi Husna bisa
Keluarga ini bisa membuat Laut kembali merasa hidup, menginginkan kehidupannya, Laut sungguh bersyukur bertemu Husna.
Namun ia juga akan tetap mencintai alm. Ayah dan ibunya, selamanya.
──୨_🎀_ৎ──
Suara bel yang berbunyi berkali-kali seolah tak sabaran membuat Laut berjalan kesal menuju depan sembari menghentakkan kakinya kesal, seseorang itu baru saja menganggu tontonan seru Laut
"Iyaaa bentar..."
Laut terpaku, bagaimana tidak, jika seseorang yang kini berdiri disana berkacak pinggang menatap garang Laut
"Gitu sama Mama sekarang!"
"Huaa maaf Laut nggak tahu, Mama sih pulang nggak bilang-bilang" Laut berlari menubruk tubuh Husna
"Lain kali nggak usah dibukain pintunya, kamu kira mama nggak dengar kamu ngehentakin kaki gitu, udah kayak suara kaki gajah aja" omel Husna tak membalas pelukan Laut sama sekali
Laut yang merasa tak ada balasan dari Husna melepaskan pelukannya, mendongak melihat Husna menunjukkan puppy eyes seraya tersenyum manis pada wanita yang lebih tua.
Husna menyerah, Laut sangat tau apa hal yang membuat Husna luluh, anaknya itu terlalu manis, Husna tak bisa tak mencubit gemas pipi yang sedikit berisi itu.
"Aw Ma... Sakit tauk!" Laut merengek benar-benar seperti anak kecil
"Siapa suruh kamu lucu terus sayang"

KAMU SEDANG MEMBACA
WE CAN'T (On Going)
Teen FictionWARNING ⚠️ • • • Laut harus hidup berdampingan menjadi saudara untuk seseorang yang bahkan tak pernah menganggap kehadirannya. tapi kata orang benci dan cinta itu beda tipis... Laut selalu berusaha untuk mendekatkan dirinya dengan Althan, namun baga...