Di sebuah dunia di mana kehidupan dan kematian saling berhubungan, Shankara, seorang pemuda penuh impian, terjebak dalam janji yang mengikatnya pada malaikat kematian, Zargo Cardellion. Dalam suatu peristiwa tragis di masa lalu, Shankara dengan suka...
Pagi itu, Shankara terbangun dengan perasaan berat di dadanya. Sejak malam pertemuannya dengan Zargo, segala sesuatu terasa berbeda. Entah kenapa, pikirannya dipenuhi dengan berbagai pertanyaan yang tak terjawab. Kenapa ia merasa begitu terikat dengan Zargo, sosok yang mengaku sebagai malaikat kematian? Apakah ini pertanda buruk? Apakah ajalnya semakin dekat? Sejak kapan ia menjadi begitu emosional?
Rasa tidak nyaman itu membuatnya memutuskan untuk membolos pelajaran hari ini. Ia butuh waktu untuk merenung dan menenangkan pikirannya. Sambil berjalan di sepanjang koridor kampus yang sepi, Shankara merasakan tatapan bingung dari beberapa teman sekelasnya. Ia tidak peduli saat ini, ia hanya ingin menjauh dari keramaian.
Tak lama, Leo, sahabatnya yang selalu ceria, muncul dengan ekspresi yang sulit dijelaskan. “Hei, Shankara! Sejak kapan kau jadi pemuda pemalas dan membolos begini?” ucapnya, nada suaranya mencerminkan kekesalan.
“Maaf, Leo, aku sedang banyak pikiran. Tak mungkin bagiku untuk mengikuti mata kuliah itu,” jawab Shankara, mengalihkan pandangannya ke jendela.
Leo menghela nafas, mencoba memahami. “Apa yang kau pikirkan, Shankara? Aku sudah bilang padamu, jika kau ada masalah, beritahu aku saja.”
“Maaf, Leo. Untuk saat ini, aku ingin menyelesaikan masalahku sendiri,” jawab Shankara, merasakan beban di dadanya semakin berat.
“Baiklah, Shankara, tapi ingat, kau punya sahabat, dan itu aku. Jadi jangan terlalu dipendam.” Leo menepuk bahunya dengan lembut sebelum pergi, meninggalkan Shankara dalam kesendiriannya.
Setelah seharian merenungkan perasaannya, Shankara memutuskan untuk pulang ke rumah lebih awal. Ia butuh istirahat sebelum acara malam nanti di kafe tempatnya. Meskipun ia merasa cemas, ia berharap acara itu akan berjalan lancar dan bisa mengalihkan pikirannya dari semua yang mengganggunya.
Sesampainya di rumah, Shankara langsung merebahkan tubuhnya di sofa. Ia ingin melupakan semua pikiran yang mengganggu, tetapi sebelum ia sempat menutup mata, sosok Zargo muncul di hadapannya.
“Kau mengejutkanku, Zargo,” ucap Shankara, kesal karena kedatangan tiba-tiba itu. “Kenapa kau selalu muncul di saat-saat tidak tepat?”
Zargo menatapnya dengan serius. “Jangan datang ke kafe nanti. Aku sudah memperingatkanmu.”
“Kenapa?” Shankara tidak terima. “Nanti akan ada acara di sana. Mana mungkin aku tidak datang.”
“Pokoknya, jangan datang jika kau masih mau hidup,” Zargo mengucapkan kata-kata itu dengan nada kesal sebelum menghilang dari hadapan Shankara.
“Hei, kau kenapa sih? Ah, sial!” Shankara menggerutu, merasa marah dan bingung. “Kenapa aku tidak boleh datang ke acaraku sendiri?” pikirnya, menggelengkan kepala.
Zargo yang muncul dan menghilang begitu cepat membuatnya semakin frustrasi. Ada sesuatu yang aneh dengan peringatan Zargo. Apakah benar ada bahaya yang mengancam? Shankara merasa terjebak antara keinginan untuk menghadapi acara dan ketakutan akan apa yang mungkin terjadi.
Malam itu, saat Shankara tetap nekat datang ia bersiap-siap untuk acara di kafe, pikirannya dipenuhi oleh kata-kata Zargo. Meskipun ia merasa ragu, rasa ingin tahunya mengalahkan ketakutannya. Kenapa Zargo begitu khawatir? Apa yang sebenarnya terjadi?
Setelah berdandan dan mengenakan pakaian terbaiknya, ia melangkah keluar rumah dengan tekad. “Aku tidak akan membiarkan siapapun mengatur hidupku, termasuk Zargo,” gumamnya pada diri sendiri. Namun, di dalam hatinya, ada rasa cemas yang menggelayuti.
Di kafe, suasana sudah ramai. Musik mengalun merdu, dan teman-teman Shankara sudah berkumpul, menyambutnya dengan hangat. Namun, di balik senyuman mereka, Shankara merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Ia terus memikirkan Zargo dan peringatannya.
Ketika acara dimulai, tiba-tiba suasana berubah. Lampu berkedip-kedip dan suara musik terhenti sejenak. Shankara merasakan getaran aneh di sekelilingnya. Semua orang tampak bingung. Dalam kerumunan, ia melihat sesuatu yang gelap bergerak di sudut mata.
Tanpa berpikir panjang, ia terbawa oleh rasa ingin tahunya dan melangkah ke arah sumber getaran itu. “Apa yang terjadi?” teriaknya, mencoba mencari tahu.
Dan di sanalah ia melihatnya bayangan gelap yang menyeramkan, mengelilingi tempat itu. Shankara merasakan jantungnya berdegup kencang. “Zargo, di mana kau?” pikirnya, berharap sosok malaikat kematian itu muncul.
Dengan keberanian yang tersisa, Shankara berusaha berteriak untuk memperingatkan teman-temannya. “Ayo, pergi dari sini! Ada yang tidak beres!” Suaranya terdengar panik, tetapi tidak ada yang memperhatikannya. Mereka semua terhipnotis oleh bayangan yang semakin mendekat.
Tiba-tiba, dari kegelapan, Zargo muncul di hadapan Shankara. “Aku sudah bilang, tidak seharusnya kau di sini!” ucapnya dengan nada marah, tetapi Shankara dapat melihat kekhawatiran di matanya.
“Apa ini semua, Zargo? Kenapa kau tidak memberitahuku?” Shankara merasakan kemarahan dan ketakutan bercampur aduk.
“Karena ini bukan tempatmu! Kau tidak seharusnya terjebak dalam dunia ini!” Zargo berusaha menarik Shankara menjauhi bayangan itu.
Tetapi Shankara menolak. “Tidak! Aku tidak akan pergi. Aku tidak akan membiarkanmu mengatur hidupku!” Ia berdiri tegak, berusaha melawan ketakutannya.
Zargo menghela napas, dan dalam sekejap, bayangan itu mulai menghilang. “Kau ini keras kepala sekali...Baiklah, jika kau tetap di sini, kau harus siap menghadapi semua konsekuensinya,” ucap Zargo serius.
Shankara merasakan pergeseran di dalam dirinya. Ia ingin melawan, tetapi di saat yang sama, ia tahu Zargo tidak bermaksud buruk. “Apa yang harus aku lakukan?” tanyanya, suaranya bergetar.
Zargo menatapnya dalam-dalam. “Kau harus memilih. Apakah kau ingin melanjutkan hidup dalam ketidakpastian ini, ataukah kau akan kembali dan melindungi dirimu dari kegelapan yang ada?”
Shankara merasakan beban pilihan itu. Ia tahu bahwa apapun yang ia pilih, hidupnya tidak akan pernah sama lagi. Dalam keraguan dan kekuatan, ia mengambil keputusan yang akan mengubah segalanya.
-
-
-
Apa yang terjadi sama shankara ya?
Apa shankara bisa kembali lagi ?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
wah jangan galak galak mas zargo, kasian dedek shankara 🤭