Maaf jika typo bertebaran 🙏
-
-
-
-
flashback Kehidupan dimasa lalu
Zargo melihat adiknya, Sagara, duduk di sudut ruangan dengan tatapan murung. Rasa empati menyelimuti hatinya. Ia tahu betapa berat beban yang harus ditanggung Sagara. Dalam hati, Zargo ingin sekali menghibur adiknya.
Akhirnya, sebuah ide muncul di kepalanya. “Sagara, mau ikut dengan kakak?” tanya Zargo dengan senyuman manis yang selalu bisa menghangatkan hati Sagara.
“Mau ke mana, Kak?” Sagara menatap Zargo dengan rasa ingin tahu, meskipun raut wajahnya masih menunjukkan kesedihan.
“Ke taman! Ikut saja, nanti kakak akan menunjukkan sesuatu yang indah,” jawab Zargo, berusaha semaksimal mungkin untuk mengajak Sagara keluar dari kegelapan yang menyelimuti hatinya.
Sagara merasa senang mendengar ajakan kakaknya. Ia berusaha melupakan amarah bibinya yang sempat membuatnya kesal. “Baiklah, Kak! Ayo berangkat!” serunya dengan semangat baru.
Sesampainya di taman, senyum manis Sagara tak pernah luntur. Ia terpesona melihat keindahan taman yang penuh dengan bunga-bunga berwarna cerah. Di sana, bunga lili yang cantik dan mawar berduri terlihat begitu menawan, menciptakan suasana yang romantis.
“Wah, tempat ini indah, Kak!” seru Sagara, matanya berbinar-binar melihat semua keindahan di sekelilingnya.
“Apa kau menyukainya, Sagara?” tanya Zargo, merasa bahagia melihat adiknya kembali bersemangat.
“Tentu saja, Kak! Aku suka sekali!” jawab Sagara, dan dengan riang berlari mengelilingi taman. Ia merasakan kebebasan, seolah semua beban di pundaknya menghilang seiring langkahnya.
Di tengah kegembiraannya, Sagara menemukan bunga matahari yang indah. Ia berhenti sejenak, lalu mencabutnya dan berlari kembali ke arah Zargo. “Ini buat kakak!” ujarnya, menyerahkan bunga matahari dengan senyuman yang tulus.
Zargo tertegun sejenak, menerima bunga itu dengan lembut. “Kakak seperti bunga matahari ini, ya?” tanya Zargo, mencoba memahami makna di balik ucapan Sagara.
“Iya Selalu menyinari hidup Sagara yang gelap ini, Kak. Sagara nggak tahu kalau nggak ada kakak… pasti Sagara sudah lama menyerah,” kata Sagara, matanya bersinar penuh harapan.
Kata-kata Sagara menyentil hati Zargo. Ia merasakan ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar ucapan. “Kau kesayangan kakak, Sagara. Kebahagiaanmu adalah kebahagiaan kakak,” jawab Zargo, mengusap surai hitam adiknya dengan lembut.
Mendengar kata-kata kakaknya, Sagara tersenyum lebar. Senyumnya adalah cahaya yang diharapkan Zargo, menandakan bahwa adiknya mulai menemukan kembali kebahagiaannya. Zargo merasa lega melihat Sagara kembali ceria, meskipun di dalam hatinya, ia masih merasakan ketidakpastian akan masa depan.
Mereka terus berjalan-jalan di taman, menikmati keindahan alam dan berbagi tawa. Setiap langkah terasa lebih ringan, dan dalam hati Zargo, ia berjanji akan selalu mendampingi Sagara, apapun yang terjadi.
Saat senja mulai menyapa, Zargo dan Sagara duduk di bangku taman, menikmati pemandangan langit yang berubah warna menjadi merah keemasan. “Kak, aku sangat bersyukur ada kakak di sisiku,” ucap Sagara tulus, mengalirkan rasa syukur yang mendalam.
Zargo tersenyum, merasakan kehangatan dari ucapan adiknya. “Kita akan selalu bersama, Sagara. Kakak akan selalu ada untukmu. Ingatlah, di setiap kegelapan, selalu ada cahaya yang bisa kita temukan.”

KAMU SEDANG MEMBACA
My Demon "Sing Zayyan Xodiac" END✔️
FantasyDi sebuah dunia di mana kehidupan dan kematian saling berhubungan, Shankara, seorang pemuda penuh impian, terjebak dalam janji yang mengikatnya pada malaikat kematian, Zargo Cardellion. Dalam suatu peristiwa tragis di masa lalu, Shankara dengan suka...