20

79 10 3
                                    

Maaf jika typo bertebaran🙏

-

-

-

Di kastil megah itu hyunsik terkejut saat melihat kepanikan di wajah zargo. “Zargo, ada apa?” tanya Hyunsik dengan wajah cemas.

“Shankara dalam bahaya! Aku harus menyelamatkannya!” jawab Zargo, nada suaranya menunjukkan ketegangan.

“Zargo, kau boleh menyelamatkannya, tapi ingatlah, kau juga harus ingat tentang sumpahmu pada dunia malaikat kematian,” ucap Hyunsik, menahan Zargo sejenak.

“Aku mengingat itu, tenang saja,” balas Zargo sebelum bergegas pergi, meninggalkan Hyunsik yang masih khawatir.

Dengan semangat yang membara, Zargo berlari menjelajahi kegelapan malam. Dia merasa terhubung dengan Shankara, dan dengan mudah menemukan tempat di mana shankara terjebak. Namun, saat ia mendekat, dia merasakan aura hitam yang menyelimuti tempat itu. Dia tahu bahwa ini adalah jebakan yang dipasang Leo untuknya. “Aku tak akan biarkan kau menyentuh Shankara sedikitpun,” gumam Zargo dengan tekad.

Di dalam gudang, Leo menunggu dengan senyum jahat. “Wah, akhirnya kau datang, Zargo. Aku sudah tak sabar melihat kau menyaksikan penyiksaan Shankara tanpa bisa berbuat apa-apa,” ejek Leo.

“Di mana Shankara?” gertak Zargo, suaranya menggetarkan.

“Tenanglah, anak buahku akan mengeluarkannya,” jawab Leo, dengan nada penuh kepuasan.

Tak lama kemudian, anak buah Leo menyeret Shankara yang sudah babak belur. Darah mengalir dari hidung, mulut, dan dahinya. Melihat kondisi mengenaskan shankara, kemarahan Zargo meledak. Alam pun ikut merasakan amarahnya; angin berhembus kencang dan petir menggelegar di langit.

“Zargo…” lirih Shankara, sambil memberikan senyum tipis ke arah Zargo. Melihat senyuman itu, kemarahan Zargo semakin membara. Namun, dia ingat janjinya untuk tidak menghancurkan manusia. Kini, dia berada di persimpangan yang sangat sulit.

“Lihatlah Shankara yang malang! Bahkan Zargo-mu ini tak bisa berbuat apa-apa,” teriak Leo, puas dengan situasi itu.

Namun, saat Zargo melihat lebih dekat, dia bisa melihat pancaran Sagara pada diri Shankara. Kenangan masa lalu yang menyakitkan pun kembali terbayang. Dia tak bisa membiarkan kejadian yang sama terulang lagi. Dengan segenap kekuatannya, Zargo melancarkan serangan, membunuh para suruhan Leo dalam sekejap. Hal itu mengejutkan Leo.

Leo, yang dibekali ilmu hitam oleh seseorang, mencoba melawan Zargo, tetapi Zargo lebih kuat. Dalam sekejap, Leo terpentalkan tinggi dan dijatuhkan ke tanah dengan keras.

“Zargo, tidak! Stop!” teriak Hyunsik, berlari menghampiri. “Kau tak bisa melanggar janjimu, Zargo!”

Zargo tak mendengarkan, amarahnya telah menguasai diri. Dia terus menyiksa Leo dengan kekuatannya hingga Leo tak bernyawa. Rasa puas menjalari hati Zargo, tetapi ada sesuatu yang hilang dalam dirinya.

Setelah semua itu, Zargo bergegas menghampiri Shankara. Dia menggenggam erat tangan shankara, berusaha menghilangkan rasa sakit yang dialami Shankara. “Kau harus baik-baik saja,” lirih Zargo, menatap Shankara dengan penuh perhatian.

Shankara, setelah merasakan tubuhnya mulai membaik, menatap Zargo dengan bingung. Setelah beberapa saat, tubuh Zargo memancarkan cahaya yang terang. Di tengah kebingungan, Shankara mendengar teriakan Hyunsik dan Lintang.

“Zargo… kenapa kau melakukan ini, ha? Kau tega meninggalkan kami!” teriak Hyunsik, wajahnya penuh kesedihan.

“Maafkan aku, Hyunsik, Lintang… aku tak bisa menepati janjiku, sebab Shankara sudah sangat kesakitan tadi. Aku tak ingin melihat adikku mengalami hal yang sama di kehidupan keduanya ini,” ucap Zargo dengan suara bergetar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Demon "Sing Zayyan Xodiac" END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang