Maaf jika typo bertebaran 🙏
-
-
-
Di suatu sore yang tenang, Zargo dan Shankara duduk di sebuah taman yang jauh dari keramaian kota. Suara riang burung berkicau dan desiran angin seolah menyanyikan lagu damai. Shankara, yang awalnya bersemangat untuk memasak makanan untuk Zargo, akhirnya membatalkan niatnya setelah mendengar penolakan dari Zargo. "Aku hanya butuh angin segar," kata Zargo singkat, matanya menatap ke arah langit yang mulai memerah oleh sinar matahari yang terbenam.
Shankara menatap Zargo dengan penuh rasa ingin tahu. "Kenapa kau menatapku begitu, manusia?" tanya Zargo, sedikit terganggu oleh tatapan Shankara yang penuh pertanyaan.
"Aku hanya heran," jawab Shankara dengan nada serius. "Kenapa kau mengorbankan dirimu untukku waktu itu, hingga membuatmu harus menjalani masa pemulihan yang cukup lama?"
Ucapan Shankara membuat Zargo terkejut. Ia menoleh dan memandang Shankara dengan tatapan bingung. "Dari mana kau tahu tentang itu?" tanyanya, suaranya sedikit melunak.
"Hyunsik," jawab Shankara. "Dia yang menceritakan semuanya padaku."
Zargo merasa jantungnya berdegup kencang mendengar nama itu. Hyunsik, saudara kembarnya yang selalu siap sedia saat ia membutuhkan bantuan. Namun, mengapa Hyunsik menceritakan hal itu kepada Shankara? Kenapa ia harus membuka rahasia yang seharusnya tetap tersembunyi? Rasa bingung bercampur marah muncul dalam dirinya.
"Mengapa ia menceritakan itu semua?" gumam Zargo, lebih kepada dirinya sendiri.
Shankara, yang bisa merasakan ketidaknyamanan Zargo, berusaha menjelaskan. "Dia hanya ingin aku mengerti betapa besar pengorbananmu. Betapa pentingnya dirimu dalam hidupku."
Zargo menatap Shankara, rasa skeptis menguar di dalam dirinya. "Jadi, sekarang kau merasa terpaksa berhutang budi padaku karena pengorbananku?"
"Tidak seperti itu, Zargo," Shankara menjawab dengan tegas. "Aku tidak merasa terpaksa. Justru, aku ingin memahami lebih jauh tentang dirimu. Kenapa kau berani mengambil risiko untukku?"
Zargo mengalihkan pandangannya ke arah bunga-bunga yang bermekaran di sekitar mereka. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Dalam hatinya, ia merasa bingung antara rasa terima kasih dan keinginan untuk menjaga jarak. Ia tidak ingin terikat oleh rasa yang mungkin membuatnya rentan.
"Manusia," ucap Zargo akhirnya, "aku bukanlah sosok yang layak untuk dipuja atau dijadikan pahlawan. Aku hanya melakukan apa yang menurutku benar saat itu."
Shankara tersenyum lembut. "Tapi, itu adalah tindakan yang berani. Kau tidak perlu merendahkan dirimu hanya karena kau merasa tidak layak. Setiap tindakan memiliki arti, dan aku menghargainya."
Di tengah keheningan yang kembali menyelimuti mereka, Zargo merasakan angin sepoi-sepoi yang membelai wajahnya. Ada sesuatu yang hangat dalam kata-kata Shankara, sesuatu yang membuatnya merasa dihargai. Mungkin, ia tidak perlu bersembunyi di balik dinding ketidakpastian.
Namun, bayang-bayang rahasia dan janjinya dengan manusia itu tetap menghantui Zargo. Ia tahu, perjalanan mereka belum berakhir. Ada banyak hal yang harus dihadapi, banyak rahasia yang harus terungkap. Dan di saat yang sama, Zargo juga harus berhadapan dengan perasaannya sendiri terhadap Shankara.
Apakah ia akan berani membuka hati dan membiarkan angin segar ini masuk ke dalam hidupnya, ataukah ia akan tetap terkurung dalam kegelapan masa lalu? Pertanyaan ini menggantung di udara, menunggu untuk dijawab dalam petualangan yang akan datang.
-
-
-
flashback Kehidupan dimasa lalu :

KAMU SEDANG MEMBACA
My Demon "Sing Zayyan Xodiac" END✔️
FantasyDi sebuah dunia di mana kehidupan dan kematian saling berhubungan, Shankara, seorang pemuda penuh impian, terjebak dalam janji yang mengikatnya pada malaikat kematian, Zargo Cardellion. Dalam suatu peristiwa tragis di masa lalu, Shankara dengan suka...