Happy Reading 🔞
Kalau suka coba komen dong!***
“LO APAIN GUE?!" Mira mereog tidak karuan. Hari sudah semakin siang. Tetapi tak ada tanda-tanda darinya untuk mandi. Ya, mereka berdua masih di atas kasur dan sama-sama telanjang.
“Sial, pussy gue sakit, bangke!” umpat wanita itu. Wajahnya merunduk ke bawah untuk melihat apakah bentuk Vaginanya masih aman atau tidak.
Kemarin malam Ega benar-benar menusuknya dengan brutal di berbagai gaya.
Inilah hasilnya sekarang. Mira merasakan miliknya yang perih, sakit, panas. Belum lagi tubuhnya yang sangat-sangat remuk, seperti habis dijatuhkan dari langit.
Ega menyeringai, setelah merasakan enaknya vagina perawan.
“Yang sopan kamu, Mira. Aku ini calon suami kamu!” Ucap Ega. Sepertinya hukumannya itu sedikit menjinakkan wanitanya. Kapan-kapan Ega akan memikirkan hukuman selanjutnya, yang tentunya tetap enak.
“Jalur pemaksaan,” Mira tidak bisa mengelak lagi. Tinggal menunggu dinikahi duda itu dan kehamilannya. Sudah seks tidak mungkin tidak hamil kan? Lagian dirinya juga ogah punya anak tapi nggak ada bapak!
“Gimana? Enak atau kurang enak?” tanya Ega penasaran. Sudah lama sekali ia tidak melakukan hubungan badan. Bisa jadi performanya menurun kan?
“Iya enak,” jawab Mira ketus. Wanita itu masih gengsi aslinya untuk mengaku. Nanti Ega bisa besar kepala dan ngaceng lagi. Untuk saat ini kondisinya tidak memungkinkan untuk digenjot secara brutal. Ega itu sangat brutal di ranjang.
Ega tersenyum puas. Pria itu mendekat ke arah Mira. Mengangkat tubuhnya dan ia sandarkan pada dada bidangnya juga kekar. Sama-sama merasakan kulit yang hangat itu.
Mira hanya menurut, menyandarkan kepalanya dan memeluknya. Tenaganya sudah hilang.
“Ajarin gue cinta sama lo!” gumamnya dengan mata yang terpejam.
“Ganti gaya bicaranya. Yang sopan, sayang!” Ega mengelus rambutnya dan tentu saja tangannya berkelana kemana-mana.
“Iya iya!” ujarnya terpaksa.
“Good, baby girl.”
“Aku pengen pipis,” kata Mira. Ia bergerak gelisah.
“Ayo sayang kita pipis enak bareng,” Ega menilai ucapan Mira sebagai ajakan bermain.
Mira berdecak sebal dengan tingkah mesumnya. “Bukan itu ih, aku kebelet pipis tapi takut jalan,”
Tanpa menjawab, Ega segera menggendong tubuhnya seperti koala. Setelah itu, dia mendudukkannya di toilet.
Tangan Mira bertumpu di bahu Ega. “Astaga, perih banget,” katanya setelah mencoba memberanikan diri untuk mengeluarkan kencingnya.
“Jadi, kamu beneran nggak bisa jalan?”
“Masih tanya. Kan kamu udah lihat sendiri!” balas Mira ngegas. Ega mengangguk dan bersorak gembira.
“Bagus!”
Mira melongo, “Apanya yang bagus? Bisa-bisanya malah seneng bikin nggak bisa jalan anak orang,” ujarnya tidak habis pikir lagi.
“Itu kan emang hukuman buat kamu,”
“Ayo cebok dulu,” sambungnya lagi.
“Pelan-pelan ih takut!” Tangan Ega bergerak membersihkan miliknya yang sangat-sangat becek. Rasanya enak juga ketika dianuin gini. Ia tidak perlu capek-capek.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORTS STORY
Short StoryIni khusus 21++🔞 Yang di bawah umur jangan maksa. Yang gak suka gak usah baca dan jangan direport! Langsung baca aja dijamin nggak nyesel.