3. Cool Duda.

5.3K 15 0
                                    

Happy Reading 🔞⚠️
Tau cerita ini darimana?

***

"Pak, Pak Ega! Tunggu!" Tea berlari mengejar-ngejar dosennya yang hot itu. Juga, sosok yang ditaksirnya. Tapi Ega terlalu dingin untuk didekati.

Ega berhenti dan menatapnya datar, "Kenapa Tea? Ada hal penting?" ujarnya bersikap profesional. Tak lupa menjaga jarak, karena Tea itu centil.

Penting banget malah. "Seperti rumornya, bapak beneran mau nikah lagi?" Tea akan patah hati jika itu benar.

"Itu sudah tahu jawabannya. Tidak ada lagi? Saya sibuk harus pergi," ucapnya.

Jika saja itu Mira, pasti akan ia terkam berjam-jam. Secinta itu pada Mira.

Tea menahan pria itu, "Ck. Padahal aku dari dulu udah tertarik sama bapak, tapi kenapa nggak pernah dilirik? Apa hebatnya calon istri bapak itu!"

Wanita itu mendekat ke arahnya dan menempelkan telapak tangannya di dada bidang Ega.

Ega menyentaknya, "Tolong jaga sopan santun kamu, jika tidak ingin mengulang semester!" peringatnya tegas.

"Kalo gak mau? Aku maunya main sama bapak!" jawabnya sembari berekspresi nakal.

"AKH!" kepala Tea tertarik ke belakang.

"ANJING YA LO! GATEL! GODAIN COWO ORANG!" itu Mira. Ia menjambaknya emosi dengan napas yang memburu.

"LO YANG ANJING, LEPASIN!" teriak Tea. Tangan sang lawannya itu begitu kuat tarikannya.

Mira menyeret rambutnya agar Tea menjauh dari Ega. Ia menghempaskannya begitu saja.

"Gak puas setelah one night stand bareng bapak gue? Ambil semua tuh tua keladi. Gue juga udah gak sudi!" Mira berkata begitu lantang dan angkuh. Kasian melihat wanita iblis di depannya ini. Setelah dipake Papanya dan merebutnya dari sang Mama. Tea dibuang. Haha, senang sekali mendengarnya.

"Oh atau punya lo yang murahan? Dimasuki burung sana sini," sambungnya lagi tak berhenti mencemooh Tea. Keluarganya sudah berantakan dan entah kemana karena kelakuan pelakor itu.

"Salah sendiri bapak lo kaya dan mau-mau aja gue rayu," ucapnya menyombongkan diri.

Sekarang Tea mengangguk paham, "Jadi lo yang jadi calon istrinya Pak Ega? Haha, lo sama aja menggoda punya orang,"

"Silakan mengulang mata kuliah kamu! Jangan sentuh calon istri saya!" Ega bergerak memeluk pinggang wanita itu. Saat ini Mira merasakan menang dan tentunya senang.

Ega membawanya pergi, sebelum pertengkaran selanjutnya lebih brutal. Perempuan bertengkar itu tidak pernah ada ujungnya. Sahut- menyahut tidak ingin kalah.

Tea menghentakkan kakinya kesal dan ingin sekali mencakar-cakar wajah songong Mira. Eits, tidak sedih. Melainkan senang, itu artinya ia masih bisa mencari dan bermain dengan pria lain. Ugh, bawahnya begitu gatal ingin digesek.

"Kamu juga ngapain sih mau-mau aja dipegang?" wanita itu terus membahasnya meskipun Ega sudah menjelaskannya.

"Aku kan dosen, harus tetap sopan dan profesional, sayang."

SHORTS STORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang