PART 13 : KEKHAWATIRAN

12 0 0
                                    

Pintu salah satu ruangan di ruang bawah tanah pada rumah dua lantai milik Yoongi terbuka. Dengan suara mesin otomatis yang tidak terlalu berisik, pintu terbuka semakin lebar dan semakin lebar. Yoongi melangkahkan kaki lebih dulu dengan wajah yang masih ditekuk, Seokjin mengikutinya dari belakang dengan senyuman tipis.

“Jangan marah - marah terus Yoongi, cepat tua kau,” kata Seokjin.

“Aku tidak suka melihat Hyunbin nunna menderita,” kata Yoongi.

“Siapa memangnya yang suka melihat Hyunbin menderita?” tanya Seokjin yang kemudian duduk di depan meja. Di atas meja banyak sekali barang - barang aneh yang Seokjin tidak tahu semua nama dan jenisnya, jika hanya baut kecil atau paku - paku kecil atau bagian seperti kunci inggris dia tahu, tapi meja ini dipenuhi banyak barang aneh yang sepertinya hanya Yoongi saja yang tahu.

“Aku khawatir dengan sesuatu hyung,” kata Yoongi yang menatap serius pada Seokjin.

Seokjin balas menatap pada Yoongi.

“Beberapa kali aku melihat Hyunbin nunna melunak ketika bersama dengan Jaehyun. Dia bahkan tidak kambuh ketika Jaehyun memegang tangannya, padahal… aku yang sudah mengenalnya selama 5 tahun tidak pernah memegang tangan Hyunbin nunna sekalipun,” kata Yoongi.

“Coba saja kau pegang tangan Hyunbin, tidak akan kambuh kok, aku juga terkadang merangkul Hyunbin dan baik - baik saja,” kata Seokjin, “Hyunbin akan teringat trauma masalalunya jika gerakannya terlalu cepat dan dia tidak siap, seperti sebuah…. hmmm serangan.”

“Hyung… kau tahu kan bukan itu maksud dari ucapanku,” kata Yoongi.

Seokjin menganggukkan kepala, “Aku paham.. tapi bukankah bagus jika Hyunbin tidak kambuh ketika ada seseorang yang menyentuhnya. Dokter bilang, Hyunbin sudah benar - benar berdamai jika dia bisa bersentuhan tanpa ada rasa takut. Tapi kan buktinya kambuh juga ketika Jaehyun menyentuhnya, jadi… kekhawatiranmu itu tidak perlu. Kau.. khawatir Hyunbin nyaman dan jatuh cinta pada Jaehyun kan.”

Yoongi terdiam menatap pada Seokjin yang biasanya terlihat suka bermain - main, tidak serius dan suka sekali bercanda, tetapi pemikirannya yang tajam, analisisnya yang luar biasa nyaris membuat Seokjin seperti dukun yang bisa memprediksi sesuatu.

“Jika Hyunbin nunna sampai jatuh cinta pada Jaehyun….” Yoongi terdiam sebentar, “Bukankah itu akan menambah penderitaannya… mereka tidak akan bisa bersatu kan.”

“Yoongi… jangan mengkhawatirkan sesuatu yang belum terjadi. Dan kalaupun itu terjadi, ya sudah… biarkan saja,” kata Seokjin, “Kita tidak akan bisa mencegah Hyunbin untuk jatuh cinta pada siapapun. Dan, bisa aku ambil barangnya? Kalau kelamaan, eksekusinya bisa terlambat, dimarahi nanti kita oleh Hyunbin.”

Yoongi melangkah menuju lemari kaca yang menyimpan berbagai macam barang - barang aneh. Seokjin ikut mendekat, ia mengamati isi dari lemari kaca. Di dalam lemari kaca ada 10 set lensa kontak mata yang ketika di pasang di mata memiliki kemampuan merekam yang datanya langsung masuk ke komputer utama yang ada di markas Joker. Kemudian ada juga robot tikus dalam berbagai ukuran yang digunakan Hyunbin untuk meledakkan mobil Changmin seminggu lalu.

“Ini…” Yoongi menyerahkan kotak hitam yang ketika dia buka tutupnya terlihat beberapa cerutu yang terlihat biasa saja, “Kali ini bukan robot, tidak ada barang - barang elektronik yang aku masukkan ke benda ini. Sesuai dengan pesanan Hyunbin nunna, semua yang ada di dalam sini adalah bahan murni.”

Seokjin menganggukkan kepala, ia menerima kotak dari tangan Yoongi.

“Eksekusi kali ini, cukup berbahaya jika sampai gagal,” kata Yoongi.

“Tapi seharusnya tidak akan gagal kan bahan murni ini,” Seokjin tersenyum lebar, “Dan justru eksekusi kali ini yang paling aman, karena semua Joker tidak akan berada di lokasi.”

Yoongi tidak berbicara atau berkomentar apapun lagi, dia hanya menatap sejenak pada Seokjin dan melangkah untuk duduk di depan meja kerjanya. Yoongi memakai helm pelindung dan mulai me - las barang ciptaan yang ada di hadapannya.

“Kau sepertinya mau berkarya lagi, aku pergi dulu kalau begitu,” pamit Seokjin, “Jangan lupa makan Yoongi dan jangan terlalu khawatir dengan sesuatu yang belum terjadi.”

Yoongi masih tidak menjawab apapun, dari balik helm pelindungnya dia menatap serius pada robot berbentuk boneka kelinci di hadapannya ini.

JokerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang