- 6 - Fokus, Jepri

64 8 0
                                    

Jepri duduk di meja makan sambil memutar sendok di mangkuk serealnya yang sudah mulai lembek. Hari ini dia punya rencana, meski sederhana: ngegym. Tapi, tiba-tiba, muncul ide lain di kepalanya. 

Matanya melirik Tiwai, yang sedang menikmati roti bakarnya dengan santai. "Dek, kamu nganggur kan hari ini?" tanya Jepri tiba-tiba, memecah keheningan. 

Tiwai mengangkat alis, bingung. "Iya, Bang. Emang kenapa?" 

"Temenin abang ngegym." 

Tiwai berhenti mengunyah dan menatap Jepri seperti baru mendengar hal paling aneh. "Hah? Aku? Ngegym? Aku aja nggak tahu bedanya dumbbell sama barbel." 

Jepri nyengir. "Makanya, biar tahu. Lagian, abang bosen kalau sendirian. Serius, nemenin aja. Abang bakal ajarin yang gampang-gampang." 

Tiwai mendengus kecil, tapi akhirnya menyerah. "Iya deh, tapi jangan nyuruh aku angkat yang berat-berat ya, Bang. Aku nggak mau pas selesai nanti bawa badan remuk." 

Jepri tertawa kecil. "Santai aja, dek. Nggak bakal abang siksa kok." 

--- 

10.00 pagi

Matahari sudah mulai masuk melalui jendela besar di ruang gym rumah Jepri. Alat-alat gym tersusun rapi, terlihat seperti tempat latihan profesional. Jepri mulai pemanasan dengan stretching, sementara Tiwai berdiri di tengah ruangan sambil mengamati alat-alat itu dengan wajah bingung. 

"Abang serius ngajak aku ngegym di tempat kayak gini?" tanyanya sambil menunjuk mesin angkat beban yang terlihat berat. "Ini kayak buat atlet, Bang." 

Jepri menghentikan stretching dan menoleh sambil nyengir. "Santai aja, dek. Kita mulai dari yang gampang dulu." 

Tiwai akhirnya memilih treadmill, karena menurutnya itu alat yang paling 'aman'. Dia mulai berjalan pelan, berusaha terlihat serius. Tapi dari sudut matanya, Jepri malah salfok. 

Kaos oversized warna krem yang dipakai Tiwai sedikit tersingkap setiap kali dia bergerak. Rambutnya yang diikat asal-asalan menambah kesan kasual yang… bikin dia kelihatan manis. 

Jepri cepat-cepat mengalihkan pandangan ke alat lain. "Fokus, Jepri. Fokus. Kamu ke sini buat latihan, bukan buat ngelihatin dia."

"Bang, cara pakai dumbbell ini gimana?" tanya Tiwai tiba-tiba, memecah lamunan Jepri. 

Jepri menoleh dan langsung berusaha menormalkan ekspresinya. "Angkat aja yang ringan dulu. Jangan langsung yang berat, nanti keseleo." 

Tiwai mencoba mengangkat dumbbell kecil, tapi gerakannya kaku. "Kayak gini, kan?" Dia menatap Jepri sambil mencoba gaya serius, tapi malah kelihatan lucu. 

Jepri tertawa kecil sambil mengangguk. "Iya, dek, bener. Tapi jangan lupa atur napas." 

Sambil terus mencoba, Tiwai mulai terbiasa, tapi Jepri masih berusaha keras supaya nggak salfok lagi. "Kenapa sih dek Tiwai belajar pakai baju yang bikin abang susah fokus?" batinnya sambil pura-pura sibuk mengatur alat gym. 

"Bang, kenapa diem?" tegur Tiwai. 

"Eh, nggak! Abang lagi mikir set latihan selanjutnya," elak Jepri cepat. 

Tiwai cuma menggeleng sambil tersenyum. "Ya udah, abang serius aja. Aku nggak mau jadi gangguan." 

--- 

Sesi latihan berjalan cukup lancar, meskipun ada beberapa insiden kecil. Tiwai hampir menjatuhkan dumbbell ke kakinya sendiri, dan Jepri langsung refleks menahan. Saat itu, tangan mereka sempat bersentuhan. 

"Eh, maaf, Bang," kata Tiwai sambil menunduk. 

"Nggak apa-apa, dek. Yang penting nggak luka." Jepri berusaha bersikap santai, tapi dalam hati dia merasa jantungnya berdebar lebih kencang dari biasanya. 

--- 

Setelah selesai, mereka duduk di sofa kecil di sudut ruangan. Keduanya terlihat kelelahan, tapi puas. 

"Makasih, ya, dek, udah mau nemenin abang," kata Jepri sambil meminum air putih. 

Tiwai menatapnya dan tersenyum. "Sama-sama, Bang. Ternyata seru juga, walaupun aku capek banget." 

Jepri mengangguk pelan, tapi senyumnya nggak hilang. "Kapan-kapan kita ngegym bareng lagi, ya." 

"Masa, Bang? Jangan nyuruh aku angkat yang aneh-aneh lagi, ya." 

Jepri tertawa kecil sambil berdiri. "Ya udah, abang mandi dulu. Kamu balik gih, nanti bau keringatnya nempel di kamar." 

Tiwai mencebik. "Ih, sombong banget, Bang. Ya udah, aku balik duluan." 

Jepri hanya menatap punggung Tiwai yang pergi, lalu tersenyum kecil. 

"Bener-bener, dek Tiwai. Kamu bikin abang ngegym tapi gagal fokus."

TBC

MAAF BANGET BUAT UP CHAP BARUNYA SUKA SUKA AKU😔😭. Semoga enjoy yaa, 40 vote + 15 comment buat lanjutt

btw buat bubu aku ganti tiwai yaa biar sama sama enak

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

loving (step) brother | JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang