Pagi menyapa, sinar matahari menerobos masuk lewat kaca jendela sehingga membuat Laksana terbangun dari tidurnya
Laksana turun dari tempat tidurnya lalu keluar kamar menuju dapur di lantai bawah untuk mengambil minum di kulkas
"Udah jam berapa ini? Lo gak pergi ngantor?"
Laksana dikejutkan oleh kehadiran kakaknya yang sedang masak di dapur
Laksana menuang air ke sebuah gelas lalu meneguknya sampai habis
"Gue lagi cuti kak" Bohong Laksana
"Oh enak banget ya lagi cuti" Sahut Sasa tanpa curiga
Laksana berdiri disamping Sasa lalu mencomot pisang goreng yang baru saja matang
"Jorok lo, sikat gigi dulu sana" Omel Sasa tapi Laksana tidak peduli ia tetap saja makan tanpa dosa
"Lo tumben kesini pagi-pagi gini?" Tanya Laksana
"Iya mampir aja, sekalian nengokin ayah" Jawab Sasa sambil mengiris-iris wortel
Laksana manggut-manggut "dimana bang Hildan kak?"
"Mas Hildan lagi ada proyek ke Tangerang, ntar sore baru pulang"
Pandangan Laksana teralihkan pada luka lebam yang ada pergelangan tangan Sasa
Laksana mengernyit kan dahinya "tangan lo kenapa kak?"
"Oh, gak sengaja kena pegangan tangga kemarin" Jawab Sasa agak gugup
"gapapa luka kecil, ntar sembuh sendiri" imbuh Sasa
Laksana bisa menerimanya dan tidak mau menaruh rasa curiga apapun
Ceklek
Ayah baru saja keluar dari kamarnya"Pagi Ayah" Sapa Sasa
"Pagi Sa" Jawab Ayah lalu duduk di kursi yang ada di meja makan
"tumben kemari gak ngabarin ayah dulu?" Tanya Ayah
Sasa menghampiri Ayah sambil membawakan segelas kopi panas "iya, tadi anterin mas Hildan, terus sekalian mampir kesini" Jawab Sasa lalu mencium tangan ayahnya
Ayah manggut-manggut "gitu ya"
"Ayo kita sarapan sama-sama, Sasa udah masakin buat kita semua" Ujar Sasa yang diangguki Ayah
"San bantuin gue siapin sarapan" Seru Sasa
"Ya" Jawab Laksana tanpa minat
***
Selesai sarapan, Laksana duduk-duduk didepan teras sambil melamun dan merokok. Mentang-mentang pengangguran
Laksana mengecek ponselnya, melihat riwayat chatnya dengan Anjani. Dari semalam ia mengirim pesan kepada Anjani, tapi tidak ada satupun yang dibalas
"Mikirin apa?" Sasa menghampiri dan duduk di sebelahnya
Laksana menghembuskan asap rokoknya yang terakhir lalu membuang puntungnya di asbak "gaada kak, lagi ngelamun aja gue"
Beberapa menit suasana hening. Sasa dan Laksana hanya diam menikmati suasana
"San" Panggil Sasa. Laksana menoleh
"Lo sebenarnya gak lagi cuti kan?" Terka Sasa
Laksana membelalakan matanya. Bagaimana bisa tebakan kakaknya benar
"Tadi pagi, gue ketemu Anjani" Kata Sasa
Flashback
Tadi pagi, Anjani sedang sarapan bersama orang tuanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Laksana (3rd)
FanfictionKetika Impian dan masa depan membuat hubungan Laksana dan Anjani selalu dalam masalah. Akankah hubungan mereka tetap bertahan?