Bagian 6

125 31 8
                                    

Pagi menyapa, sinar matahari menerobos masuk lewat kaca jendela sehingga membuat Laksana terbangun dari tidurnya

Laksana turun dari tempat tidurnya lalu keluar kamar menuju dapur di lantai bawah untuk mengambil minum di kulkas

"Udah jam berapa ini? Lo gak pergi ngantor?"

Laksana dikejutkan oleh kehadiran kakaknya yang sedang masak di dapur

Laksana menuang air ke sebuah gelas lalu meneguknya sampai habis

"Gue lagi cuti kak" Bohong Laksana

"Oh enak banget ya lagi cuti" Sahut Sasa tanpa curiga

Laksana berdiri disamping Sasa lalu mencomot pisang goreng yang baru saja matang

"Jorok lo, sikat gigi dulu sana" Omel Sasa tapi Laksana tidak peduli ia tetap saja makan tanpa dosa

"Lo tumben kesini pagi-pagi gini?" Tanya Laksana

"Iya mampir aja, sekalian nengokin ayah" Jawab Sasa sambil mengiris-iris wortel

Laksana manggut-manggut "dimana bang Hildan kak?"

"Mas Hildan lagi ada proyek ke Tangerang, ntar sore baru pulang"

Pandangan Laksana teralihkan pada luka lebam yang ada pergelangan tangan Sasa

Laksana mengernyit kan dahinya "tangan lo kenapa kak?"

"Oh, gak sengaja kena pegangan tangga kemarin" Jawab Sasa agak gugup

"gapapa luka kecil, ntar sembuh sendiri" imbuh Sasa

Laksana bisa menerimanya dan tidak mau menaruh rasa curiga apapun

Ceklek
Ayah baru saja keluar dari kamarnya

"Pagi Ayah" Sapa Sasa

"Pagi Sa" Jawab Ayah lalu duduk di kursi yang ada di meja makan

"tumben kemari gak ngabarin ayah dulu?"  Tanya Ayah

Sasa menghampiri Ayah sambil membawakan segelas kopi panas "iya, tadi anterin mas Hildan, terus sekalian mampir kesini" Jawab Sasa lalu mencium tangan ayahnya

Ayah manggut-manggut "gitu ya"

"Ayo kita sarapan sama-sama, Sasa udah masakin buat kita semua" Ujar Sasa yang diangguki Ayah

"San bantuin gue siapin sarapan" Seru Sasa

"Ya" Jawab Laksana tanpa minat

***

Selesai sarapan, Laksana duduk-duduk didepan teras sambil melamun dan merokok. Mentang-mentang pengangguran

Laksana mengecek ponselnya, melihat riwayat chatnya dengan Anjani. Dari semalam ia mengirim pesan kepada Anjani, tapi tidak ada satupun yang dibalas

"Mikirin apa?" Sasa menghampiri dan duduk di sebelahnya

Laksana menghembuskan asap rokoknya yang terakhir lalu membuang puntungnya di asbak "gaada kak, lagi ngelamun aja gue"

Beberapa menit suasana hening. Sasa dan Laksana hanya diam menikmati suasana

"San" Panggil Sasa. Laksana menoleh

"Lo sebenarnya gak lagi cuti kan?" Terka Sasa

Laksana membelalakan matanya. Bagaimana bisa tebakan kakaknya benar

"Tadi pagi, gue ketemu Anjani" Kata Sasa

Flashback

Tadi pagi, Anjani sedang sarapan bersama orang tuanya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Laksana (3rd)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang