Bagian 2

160 24 0
                                    

Anjani beserta mama papanya pulang terlebih dulu, sedangkan Laksana masih disana sampai acara selesai.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam, mereka akhirnya tiba di rumah

Mama dan papa Anjani langsung masuk ke rumah, berbeda dengan Anjani yang memilih duduk-duduk di teras

"Lho Jani, kenapa gak masuk sayang?" Tanya mama sambil membelai kepala Anjani

"Jani mau tungguin Laksana ma" Jawab Anjani

"Bukannya tadi udah ketemu? Masa udah kangen lagi" Ledek mama

"Ihhh.. Bukan gitu ma, ada yang mau Jani omongin penting sama Laksana" jawab Anjani

Mama terkekeh "oh.. Gitu.. Penting banget ya sampai ditungguin terus"

"Ma, udah deh ngeledeknya"

Mama tertawa kecil melihat putrinya itu kesal "iya.. Iya.. Mama masuk dulu ya kalau gitu" Pamit mama. Anjani mengangguk

Setelah ditunggu lama, akhirnya Laksana pulang juga. Anjani melihat mobil yang ditumpangi Laksana dan Ayah melintas didepan rumahnya lalu masuk ke garasi rumah Laksana

"Ayah masuk aja dulu, aku mau nemuin Anjani" Kata Laksana seraya melepas seatbeltnya

Ayah mengangguk "yaudah, jangan lama-lama ngobrolnya. Gak enak sama tetangga kalo diliat"

"Hm" jawab Laksana singkat lalu bergegas keluar dari mobil kemudian ia berjalan kaki ke rumah Anjani

"San" Sapa Anjani sumringah

"Kenapa kamu gak masuk?" Tanya Laksana

"udah malem, udaranya gak baik buat kesehatan kamu" kata Laksana sambil mengusap lengan Anjani yang terbuka

"Ada yang mau omongin sama kamu" Kata Anjani

"Tentang?"

"Tentang tadi. Tentang kamu yang selama ini aku gatau San"

Laksana menghembuskan nafas berat lalu mengusap wajahnya "aku bingung harus mulai dari mana Jani"

"Terlalu banyak dan complicated untuk diceritain" Sambungnya frustasi

Anjani menghembuskan nafasnya "yaudah, gimana kalau besok kita dinner diluar?"

"Memangnya kamu gak sibuk?" Tanya Laksana "bukannya kamu masih ada project?"

"Aku bisa kok. Aku bakal kosongin jadwal buat kita. Udah lama juga kita gak pernah quality time bareng"

Laksana tersenyum simpul "yaudah kalau gitu"

"Yeay, thank you sayang" kata Anjani senang sambil memeluk Laksana

Laksana terkekeh "iya Anjani"

Seketika wajah Anjani berubah sendu "aku minta maaf ya, kalau aku gapernah ada waktu buat kamu San. Aku bahkan sampai gatau kalau kamu ada masalah"

"Aku ngerti kok sayang. Kamu juga sibuk karena pekerjaan, bukan karena kamu gak peduli" Kata Laksana sambil mengelus surai rambut Anjani

"Tapi tetep aja, aku ngerasa gak becus jadi pacar kamu San"

Laksana melonggarkan pelukannya agar dapat melihat wajah Anjani "kamu jangan ngomong kayak gitu. Itu gak bener"

Laksana meraih kedua tangan Anjani lalu menggenggamnya "bagaimanapun, aku yang seharusnya bersyukur punya pacar kamu. Aku justru bangga sama kamu karena kamu udah dipercaya banyak hal di perusahaan kamu"

Laksana mengelus kepala Anjani "jangan mikir gitu lagi ya Jani" Anjani mengangguk lemah

"Anjani" Laksana segera menarik dirinya dari Anjani karena yang memanggil Anjani barusan adalah Om Surya (papa Anjani)

Laksana (3rd)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang