Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
°°°
Normal P. o. v
Tiga bulan telah berlalu sejak kepergiannya, namun Rin masih terjerumus dalam lautan duka. Jiwanya bagai terombang-ambing, tak kunjung menemukan titik temu atas rasa frustasinya. Siapakah yang pantas disalahkan atas kepergian sang pujaan hati? Takdirkah yang telah merenggut nyawa (Name)? Ah, manusia memang fana, tak luput dari kematian.
Akhirnya, Rin memberanikan diri untuk membuka lembaran-lembaran buku harian yang diwariskan (Name). Dengan hati-hati, ia menelusuri setiap goresan tinta, berusaha meraba emosi yang tersembunyi di balik setiap bait, setiap baris, dan setiap kalimat yang terukir di atas kertas halus itu.
Rin membaca dalam hening, sesekali bibirnya tergerak, menanggapi catatan yang ditulis hari demi hari.
Hari ini, Rin datang lagi. Aku memakan jeruk yang manis bersamanya. Sangat manis... Sepertinya? Aku suka!
"Aku senang kau menyukainya," gumam Rin.
Cuaca nya dingin, napas ku sungguh sesak. Ini sangat tidak nyaman..
"Maaf karena aku tidak bisa peka terhadap hal itu," sesal Rin.
Seingat ku tadi dia bilang aku cantik saat tersenyum? Entahlah aku tidak terlalu mengerti.
"Ya, itu benar adanya. Aku menyukai senyum mu,"
Hari ini sepi sekali, Rin tidak datang. Para perawat terus keluar masuk kedalam kamar rawat ku, padahal aku tidak apa-apa.
Rin terdiam, tak tahu harus menanggapi apa.
Hari-hari disini sungguh bosan, aku ingin keluar dari sini. Dan pulang... Kerumah.
"Rumah...? Rumah mana yang kau maksud?" tanya Rin, hatinya tersayat.
Rin tadi memelukku, rasanya hangat sekali.. Sudah lama aku tidak merasakan kehangatan itu, tubuhku rasanya sangat ringan.
"Syukurlah, meski hanya sesaat kuharap itu berarti banyak," ucap Rin, air matanya mulai menetes.
Rin lagi-lagi sibuk latihan, aku bisa mengerti itu. Hanya saja aku ingin bersama Rin untuk waktu yang lama. Bukan berarti aku memaksanya untuk tetap disini menemaniku, justru sebaliknya aku memaksa diriku sendiri agar bisa sehat dan menemani Rin lagi.