𝐿 𝑖 𝑚 𝑎

112 14 5
                                    

•••

Now or later, she's still her

•••

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


°°°

Rin's P. o. v

Hari ini, entah kenapa (Name) tampak lebih sehat dari biasanya. Aku cukup senang dengan itu, meskipun dia tak banyak bicara, dia mampu berjalan-jalan di sekitar taman rumah sakit sambil membawa buku hariannya. Buku harian itu- aku penasaran bagaimana isinya, tapi aku yakin itu berisi tentang karangannya maupun kesehariannya.

Dia tersenyum bahagia sambil mengitari taman beberapa kali. Dia mencoba bicara, meskipun sedikit kesulitan, tapi aku mencoba memahami setiap kata-katanya.

Aku juga membawakannya cheesecake kesukaannya. Sudah lama juga dia tidak memakan ini. Aku yakin dia sudah muak dengan makanan rumah sakit.

Dia melihatnya dengan mata berbinar. Saat dia mengambil krimnya dan memakannya, ekspresinya berubah aneh.

"Rin, maaf. Ini bagus, tapi... a-aku s-kesulitan menelan. Jadi kau saja yang habiskan," begitulah ucapnya.

Setelah itu, dia meraih botol minum yang dia bawa dan minum air dari sana. Aku sedikit bingung, bukankah tadi yang dia makan hanya berupa krim? Bahkan krim sekalipun? Apa dia kesulitan menelan itu? Tidak. Bukan. Selain itu, kurasa penyakit ini juga mempengaruhi indra pengecapnya.

Kau sangat hebat, (Name). Bahkan kau masih menunjukkan senyuman manis setelah hampir memuntahkan krim itu.

Cheesecake itu, akhirnya aku yang menghabiskannya. Sedangkan (Name), dia hanya terus berkutat di bukunya, mencatat sesuatu dengan pena-nya. Aku akhirnya memberanikan diri untuk bertanya, "Kau sedang menulis apa?"

Dia menoleh ke arahku, menghentikan kegiatan menulisnya sejenak lalu menjawab, "N-naskah. Ya! Aku sedang m.. Men.. Buat naskah!"

Aku menaikkan alis ku. "Naskah? Apa kau masih menulis?" Dia diam sejenak, matanya kembali tertuju pada buku hariannya. Aku melirik ponselku, beberapa pesan masuk dari rekanku. Aku menekan tombol mute untuk membisukan notifikasi. Aku tidak ingin terganggu saat bersama (Name), bahkan untuk sekedar notifikasi.

"Um. Aku rasa m.. Hanya ini yang bisa aku lakukan, hanya untuk mengisi waktu.." jawabnya lirih. Aku tidak tahu apa yang harus kukatakan. Aku bukan orang yang pandai menghibur. 

"Kau dari dulu memang menyukai sastra ya, kalau boleh nanti aku ingin membacanya," kataku sambil mengacak rambutnya pelan.

Dia hanya terkekeh lalu bergumam. "Aku senang melakukan ini, t-tapi mungkin ceritaku akan eum..bosan.. Kan.."

"Tidak akan membosankan, kau menulisnya dengan sungguh-sungguh bukan?" jawabku. Mencoba meyakinkan nya.

Dia mengusap buku-nya, hanya berdeham pelan sebagai jawaban.

𝗢𝘂𝗿 𝗗𝗶𝗮𝗿𝘆 ➣𝐈𝚝𝚘𝚜𝚑𝚒 𝐑𝚒𝚗 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang