Bab 1 : The Death

20.3K 569 40
                                    


Bab I The Death
--------------------------
"untuk liburan musim dingin kali ini, aku akan memberikan tugas
tambahan! Tugas yang aku maksudkan adalah membuat penelitian dengan langkah-langkah yang telah aku jelaskan tadi! Ada pertanyaan?" Tukas Dr. Kelvin, seorang dosen ilmiah yang terkenal disiplin di kampus itu
"Aku ada!" Terlihat seorag pria mengangkat tangan kanannya lalu
langsung bertanya kepada dosen itu "objek penelitiannya apa?"
"objeknya bisa kalian tentukan sendiri, pokoknya tugas ini aku percayakan seutuhnya pada kalian semua dan karena tugas ini berkaitan dengan nilai akhir semester kalian, maka kerjakanlah dengan serius!" Jelasnya kembali
Kkkkkrrrriiiinnngggggg... Akhirnya bel panjangpun berbunyi, menandakan kelas telah usai, dalam sekejap ruang kelas pun menjadi kosong, pria yang bertanya tadi itu segera menuju ke tempat parkir. Adalah Raisa, seorang pria tampan yang sangat pintar dan beriman, ia juga seoang anak konglomerat yang memiliki fasilitas lengkap, namun kehidupannya yang begitu sempurna sangat berbeda dengan perjalanan cintannya yang selalu gagal.
Siang itu ia langsung pergi ke gereja untuk meminta bantuan kepada TUHAN dalam membimbingnya mengerjakan penelitian itu hingga akhir.

Selesai berdoa, ia segera kembali ke rumah untuk beristirahat.
Sesampainya dirumah,
"Papa, mama aku pulang!" Sambil menaiki tangga ke kamarnya
"Oh iya Raisa, sebentar mama sama papa ke rumah nenek, nenekmu sedang sakit, mungkin kita akan tinggal beberapa hari disana, kau bisa jaga rumah kan?"
"tentu saja ma, asalkan kebutuhan sehari-hari sudah tersedia!"
"sudah mama siapkan semua, tinggal dipergunakan seperlunya saja!"
"Oke, kalau begitu papa dan mama tidak perlu cemas lagi! Sampaikan salamku buat nenek yah, Raisa akan selalu mendoakannya supaya cepat sembuh!" Kemudian menaruh tasnya dan langsung mengganti baju
"huh kenapa hari ini aku lelah sekali, padahal biasanya juga seperti ini, apa aku sakit? Tidur sebentar pasti juga sudah sembuh!" Bicaranya sendiri sembari melempar tubuhnya itu di atas tempat tidur yang begitu empuk dan langsung terlelap

Dalam mimpinya Raisa sedang berjalan di sebuah taman yang dipenuhi dengan keluarga dan juga semua kenalannya dengan berpakaian hitam, disana terdapat bazar yang menjual beraneka ragam benda dan ia pun mampir ke salah satu bazar.
"Apa anda ingin membeli sesuatu?" Tanya pemilk bazar tersebut
"Ah maaf, aku tidak membawa uang!" Jawabnya
"Pilihlah apa pun yang kau suka!" Muncul seseorang dengan pakaian merah yang menawarkan sebuah benda
"Tidak, terima kasih!" Jawab Raisa
"Ini hadiah untukmu!"
"Apa maksudmu?" Tanyanya heran
"Bukankah hari ini adalah peringatan hari kematianmu?"
"Kematianku? Apa maksud.."
"Raisa, kau sedang apa disini?" Tiba-tiba muncul seseorang lagi berbaju putih
"Nenek, apa nenek baik-baik saja? Kata mama, nenek sedang sakit."
"Nenek sekarang sudah lebih sehat, kau sedang apa Raisa, kau tidak seharusnya berada disini!"
"Memangnya kenapa nenek?"
"Karena ini tempat orang yang sudah meninggal!"
"Nenek kenapa berkata seperti itu?"
"Karena memang seperti itu!"
"Berarti yang dikatakan pria tadi," perkataanya terhenti ketika
menoleh ke belakang dan ditemukannya tak ada apapun disana, baik itu bazar, orang-orang berbaju hitam dan pria berbaju merah ia segera berpaling kembali ke arah nenek
"Dimana semua orang ne..."
Ia juga tidak mendapati nenek disana
"Nenek.. Nenek.. Nenek?" Teriaknya dan membuat ia terbangun dari tidurnya
"Huh, ternyata cuma mimpi!" Serunya seraya beranjak dari tempat tidurnya
"Kenapa langit begitu gelap? Aku kan hanya tidur beberapa menit saja! Apa hari ini terjadi gerhana matahari? Tidak mungkin, bukankah baru terjadi bulan lalu! Memangnya sekarang sudah jam berapa?" Sambil melirik ke arah jam dinding

Betapa terkejutnya ia ketika mengetahui bahwa waktu telah menunjukkan pukul 12 malam.
"hah, bagaimana ini? Masa aku tidur selama itu! Aku kan sudah berdoa kepada TUHAN untuk membantuku melakukan penelitian hari ini!" Bicaranya sendiri seraya beranjak dari kamarnya dan pergi ke ruang tamu
Saat ia menuruni tangga, samar-samar ia melihat seorang pria yang sedang membaca koran di ruang tamu.
"eh, papa belum pergi?"
"kau sudah bangun? Tidurmu nyenyak sekali!" Sembari menurunkan koran yang dibacanya
"kau siapa? Sedang apa kau dirumahku?" Tanyanya kaget
"kau pasti lapar, mau makan apa? Biar aku yang masak!" Hendak
melangkahkan kakinya ke dapur
"siapa bilang kau boleh masuk dapurku?" Mencegatnya ke dapur
"sudah kau duduk saja sana, tidak sampai satu menit, makanan yang kau pesan akan segera kuhidangkan!" Seraya mengedipkan mata kanannya
"apa kau koki yang disuruh ibu?" Tanyanya gugup
"katakan saja apa yang mau kau makan!" Berjalan ke dapur dan segera menyalakan kompor
"huh sikap seperti apa itu!" Dengan nada sedikit kesal kemudian duduk disana sambil membaca koran yang sebelumnya dibaca pria itu, disana tertulis : 17 November 1863, Drakula Terlihat di Kanada; Drakula, Vampire Penghisap Darah ini Menjadi Ancaman Bagi Masyarakat; Drakula bla bla bla bla
"apa ini? Kenapa koran kuno ini semuanya memuat tentang Drakula?" Sembari menurunkan koran yang dibacanya dan "boo!"
"arrrgggghhh! Dasar, mengagetkanku saja!"
"makanannya sudah siap! Aku tidak tahu kau mau makan apa, jadi ku masak saja semuanya!" Sambil bejalan bersaa ke ruang makan
"apa kau bercanda? Beli dimana tengah malam begini?"
"sudah kau makan saja, ini rasanya lezat kok, cepat buka mulutmu!" Sembari menyodorkan sebuah hidangan
Splaaasshhh.?....
"apa yang kau mau dariku?" Tepisnya hingga membuat sendok perak itu jatuh ke lantai
"jadi kau tidak suka stik?" Tanyanya dengan menutupi perasaan kecewanya
"Ah, maafkan aku, bukan itu maksudku, tapi apa yang sedang kau lakukan di rumahku?"
"tidak perlu minta maaf, aku datang kemari hanya untuk melihat
bagaimana kehidupan manusia!"
"Apa maksudmu? Apa kau bukan manusia? Hah lucu sekali!"
"Iya karena aku ini adalah drakula, vampir penghisap darah!"
"Ha. Ha. Ha. Kalau kau itu drakula, maka aku pasti adalah vampire asistant, apa kau anggap aku ini bodoh?"
"koran yang kau lihat tadi dan makanan-makanan yang kusiapkan ini kau masih belum mempercayainya?"
"huh, percaya apa?"
"akan kubuktikan padamu!" Seraya mengeluarkan sayapnya sehingga membuat bajunya sobek
"A... A... Apa?"
Bruuukkk. Raisa kemudian tersungkur di lantai.

15 menit kemudian. Raisa pun sadar dari pingsannya
"huh kepalaku? Kenapa aku merasa seperti habis terjatuh?" Tanyanya sendiri
"ah iya drakula itu! Tidak mungkin! Pasti tadi aku sedang bermimpi!" Seraya berjalan menuruni tangga ke arah meja makan, berharap ada sesuatu yang bisa ia makan
"makanan ini? Siapa yang memasakannya untukku? Mungkinkah ini... Ah tidak mungkin! Mungkin sebelum pergi ibu menyiapkannya untukku! Tapi kenapa makanan ini masih tetap hangat padahal hari ini dingin sekali! Buah dan saladnya juga masih segar. Ditambah lagi dengan sebuah surat untukku yang ditulis dengan penaku?" Lanjutnya dengan sedikit tidak sadar
"apa? penaku?" Kali ini ia terkejut dalam keadaan sadar
Segera ia membaca surat itu, disana tertulis : "untuk Raisa, maaf
jika aku mengejutkanmu tadi, aku sungguh tidak bermaksud untuk itu. Aku mempunyai sebuah misi untuk mengetahui kehidupan manusia. Ku mohon untuk tidak memberitahu siapapun tentang diriku.
Terima kasih,
tertanda Revil de Vampire"
"tidak mungkin! Bagaimana bisa ada seorang vampir di dunia ini?" Serunya masih tidak percaya sambil membuang surat itu dan bergegas ke
ruang santai
"apa ini? Seperti sobekkan kain." Seraya memungut sobekan tersebut
Tiba-tiba ia menyadari akan sesuatu yang telah terjadi padanya,
matanya melotot besar sambil memegang kepalanya. Kini ia tahu kenapa kepalanya begitu sakit.
"jadi dia itu nyata?" Sambil berlari keluar rumah

Di depan halaman rumahnya,
"hei apapun kau keluarlah! Aku ingin bicara denganmu! Apa kau pikir memasak semua makanan orang lain itu tindakan yang sopan? Keluarlah! Kau pikir kau bisa memakai penaku yang kudapatkan dari Dr. Kelvin karena berhasil menjawab kuisnya? Apa kau bisa mengotori rumahku semaumu? Hei...! Huhh, apa yang sedang kulakukan!" Serunya sambil membalikan badannya hendak kembali ke rumahnya
Tiba-tiba terdengar suara dari belakang,
"hei Raisa bisakah kau memberikanku pakaianmu?"
"Revil?" Sembari membalikan badannya
"bisakah kau mendekatkan tubuhmu ke arahku? Kumohon aku bisa mati beku kalau terus bertelanjang dada!"
"kau pikir kau bisa pergi tanpa pamit dari rumahku?" Seraya mendekat ke arah Revil
"bisakah kau memelukku?"
"Apa? Eh, kalau begitu pakai saja bajuku!" Sembari melepaskan kaosnya
"apa cuacanya sedingin itu bagi Drakula?" Lanjutnya
"aku juga tidak tahu kenapa tiba-tiba jadi sedingin ini." Jawabnya berbohong seraya mengenakan kaos itu
"apa kau merasa sedikit lebih baik?"
"terima kasih Raisa, sekarang kembalilah ke rumahmu, kau bisa terkena flu dengan bertelanjang dada seperti itu!" Pinta Revil
"maukah kau masuk ke dalam denganku? Ada yang harus kutanyakan padamu!" Balasnya
"tidak, maksudku tidak untuk malam ini, karena jika mereka tahu aku berteman denganmu maka nyawamu dalam bahaya!"
"apa maksudmu? Siapa yang kau maksud mereka?"
"keluargaku, de Vampire clan. Aku melakukan kesalahan, seharusnya misi ini dijalankan tanpa sepengetahuan manusia."
"jadi sekarang kau sedang membahayakan nyawaku?"
"tidak, akulah yang telah menyelamatkanmu! 5 jam yang lalu kau seharusnya sudah meninggal tapi karena kau adalah objekku maka aku melakukan perjanjian terbuka dengan de Black Feather!"
"apa kau pikir itu masuk akal? Apa kau pikir kau TUHAN yang bisa dengan mudah mengatur hidup orang lain?"
"aku tahu kalau TUHAN yang mengaturnya, aku juga tidak bisa
dibandingkan denganNya, aku hanya seperti seorang dokter yang telah membantumu agar tetap hidup dengan melakukan perjanjian itu. Percayalah, itu juga bukan hal yang mudah, aku harus melakukan pertukaran." Jelasnya
"pertukaran? Apa maksudmu?" Tanyanya dengan hati yang masih ragu-ragu
"saatnya akan tiba, kau akan mengetahuinya nanti." Hendak meninggalkan tempat itu dengan wajah sedikit kecewa
"apa kau akan kembali dan menjelaskannya lagi padaku?" Pintanya
"kau memiliki sebagian dari diriku, jika kau menginginkanku, maka aku akan datang, aku cuma butuh setetes darahmu." Seraya membalikkan badannya dan mencium bibir Raisa
Namun, Raisa segera mendorongnya,
"apa yang kau lakukan?" Tanyanya heran
"maafkan aku, aku harus pergi sekarang!" Jawab Revil dan segera menghilang dalam kegelapan
"apa yang ada dalam pikirannya?"
Raisa pun segera beregegas ke dalam rumahnya.

Di sana...
Kriinnngggg... Kriinnngggg... Bunyi telepon
"Halo?" Tanya Raisa seraya mengangkat telepon
"Ah Raisa, ini mama, apa kau belum tidur?"
"Ah mama, Raisa baru bangun. Ada apa ma? Bagaimana kabar nenek?"
"Mama menelpon untuk memberitahumu tentang kabar nenek, nenek baru saja meninggal."
Mendengar hal itu, Raisa langsung terjatuh di atas lututnya.
"Apa itu benar ma? Apa Raisa sudah tidak punya nenek lagi?" Tanyanya sembari menahan air matanya
"Iya Raisa." Dengan nada sedih
"Apa mama bilang kalau Raisa selalu mencintai nenek?" Tanyanya tersendat-sendat sembari meneteskan air mata dengan emosi yang sangat dalam
"Iya, mama bilang semuanya, mama bilang kalau Raisa selalu mendoakan nenek, mama juga bilang kalau Raisa juga selalu mencintai nenek. Nenek juga selalu mencintai Raisa. Jadi jangan sedih yah, mama sudah pesan tiket pesawatmu besok, jadi Raisa bisa datang kesini!"
"Andai saja Raisa ada di samping nenek." Masih menangis
"Meskipun nenek sudah tidak ada di sisi kita, nenek akan tetap selalu ada di hati kita."
Malam itu Raisa terus meneteskan air matanya, ia tertunduk dan terus berdoa supaya diberikan kekuatan untuk dapat menerima kepergian neneknya.
Bab I End

My Object is Dracula (BoyXBoy) ●2 BAB TERAKHIR●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang