Bab 9 : Lady in The Water

2.2K 140 2
                                    

Bab IX : Lady in The Water
--------------------------
Di tempat kedua, tempat yang berjendela dan memiliki pintu.
"Kau pikir kekuatan airmu itu masih bisa mengalahkanku!" Teriak ANNA
"Air? Jadi selama ini kau pikir air adalah kekuatanku?" Balas Yan
"Apa maksudmu?" Tanya ANNA lagi
"Persahabatan! Itulah kekuatanku!" Jawab Yan
"Huh, bagaimana bisa kau masih berpikir tentang sahabat setelah aku menghianatimu?" Balasnya sinis

Di suatu senja, 48 tahun yang lalu, di sebuah sekolah musik di Villa deViel, terlihat 2 orang gadis berbeda benua sedang bernyanyi bersama, diiringi lantunan merdu, suara piano dari seorang pria berkebangsaan Jerman. Seorang gadis, berusia setahun lebih tua dari yang lain, dengan kulit yang begitu kuning dan mata yang sipit terlihat sangat senang saat itu. Sedangkan gadis yang lainnya dengan penampilan layaknya seorang putri bangsawan, terlihat begitu merona dan berbunga-bunga kala itu. Ternyata ia sedang jatuh hati dengan pria yang memainkan piano tersebut.

Sore itu, setelah selesai latihan, ia berencana untuk menyatakan perasaannya pada pria yang kerap disapa Berto itu. Rupanya ia sudah menyiapkan sepucuk surat cinta yang telah ia buat beberapa hari sebelumnya bersama Yan, gadis bermata sipit yang merupakan sahabat karibnya.
"ANNA, kenapa kau terlihat begitu gugup?" Tanya Yan seraya meletakkan tangannya di pundak ANNA
"Ah, Yan, aku.... aku.... Apakah Berto akan menerimaku?" Tanya ANNA dengan wajah yang cukup penasaran
"Tentu saja ANNA, sejak kau pindah ke Villa deViel, kau adalah gadis tercantik disini, suaramu juga begitu merdu. Apalagi yang kurang darimu ANNA!" Balas Yan
"Tapi... aku...."
"Tenanglah ANNA, hanya orang bodoh yang tidak menyukaimu dan aku yakin Berto bukanlah orang yang bodoh!" Potong Yan dengan senyumnya yang cukup menawan
"Yan, kau adalah sahabat terbaikku!" Sambung ANNA yang semakin percaya diri saat itu
"Kalau begitu aku duluan ya! Aku harus segera mengemasi barang-barangku, selama beberapa hari kedepan aku akan berlayar bersama ayahku dan teman-temannya untuk menangkap lobster yang banyak." Pamit Yan yang terlihat begitu tergesa-gesa

Beberapa menit setelah kepergian Yan, Berto pun keluar dari tempat latihan, ANNA segera berlari menemuinya.
"Berto!" Sapa ANNA
"Ah, ada apa ANNA?" Tanya Berto yang langsung berhenti tepat setelah ANNA berdiri di depannya
"Ah, apakah kau punya waktu kosong hari ini?" Tanya ANNA penasaran
"Tentu saja ANNA. Apa ada hal yang ingin kau katakan?" Tanya Berto penasaran
"Eh, aku ingin bertanya apakah kau sudah mempunyai seorang kekasih?" Tanya ANNA yang terlihat begitu gugup
"Kekasih? Ah. Aku belum begitu memikirkannya." Jawab Berto
"Lalu, apakah ada seseorang yang kau sukai?" Lanjut ANNA yang begitu penasaran
"Orang yang aku sukai? Tentu saja ada. Eh, mengapa kau menanyakan hal ini ANNA?" Kini, Berto yang sedikit curiga terhadap ANNA
"Ah, tidak seseorang yang kukenal ingin aku menayakan hal ini padamu." Jawab ANNA sedikit panik
"Ah, apakah itu Yan?" Tanya Berto penasaran
"Ah, bukan, maksudku....."
"Yan, dialah orang yang kusukai, ANNA." Potong Berto
Mendengar hal itu ANNA begitu terkejut. Wajahnya berubah seketika, ia langsung menundukkan wajahnya.
"Tapi kau harus merahasiakan hal ini darinya. Aku belum mau memberitahukannya dulu."
"Tentu saja!" Jawab ANNA yang begitu sedih
"Tapi, mengapa kau menyukainya?" Lanjut ANNA penasaran
"Dia adalah seorang pekerja keras dan sangat baik, dia juga memiliki suara yang merdu. Sama sepertimu ANNA." Jawab Berto
"Lalu, mengapa kau tidak menyukaiku?" Tanya ANNA seraya memalingkan wajahnya ke arah Berto dengan penuh air mata, ia lalu menjatuhkan suratnya dan langsung berlari meninggalkannya
Berto begitu terkejut mendengar ucapan ANNA, namun saat itu ia tidak dapat berbuat apa-apa.

Hari berganti hari. Musim saljupun tiba, kini Yan telah kembali ke Villa deViel, namun semua tidak lagi sama. Villa deViel lebih terlihat seperti kota mati saat ini, terlihat beberapa orang terkapar tak berdaya di dekat pelabuhan. Yan dan beberapa orang di kapal begitu terkejut.
"Yan kau tetap tinggal disini, ayah dan yang lainnya akan mencari tahu apa yang sudah terjadi disini."
"Tapi ayah," Potong Yan, menarik tangan ayahnya
"Ayah janji, segera setelah ayah tahu apa yang terjadi di tempat ini, ayah akan membawamu keluar dari sini." Balas ayahnya dengan penuh keyakinan dimatanya
"Iya ayah." Lanjut Yan, segera setelah itu, ayah dan awak kapal lainnya telah menghilang di dalam kabut yang dingin itu

My Object is Dracula (BoyXBoy) ●2 BAB TERAKHIR●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang