Berminggu-minggu telah berlalu, dan hari demi hari berjalan sebagaimana telah direncanakan oleh James.
Bisnis berjalan dengan lancar, tak ada yang merusuh di Barrier, kasino milik Tuan Finney sudah diperbaiki, dan keluarga Elzy mendapat jalur masuk untuk mengirim barang ke Duckfield, semua lancar dan tak ada sedikitpun gangguan.
Dengan ini, mereka berhasil menjalankan ekspansi bisnis mereka agar dapat berkembang.
Harry dan Carole berencana untuk mengadakan perayaan kecil-kecilan di Barrier atas segala keberhasilan yang datang silih berganti.
Harry sudah menunggu kedatangan para saudara kandungnya di Barrier, Harry kemudian berpesan kepada Erik agar menyiapkan sebotol champagne yang memang di simpan di rak paling bawah lemari.
Sambil membungkukkan badannya agar dapat dengan mudah mengambil botol tersebut.
Setelah itu, Erik kembali menegakkan badannya kembali kemudian berbalik ke arah Harry berada sambil membawa sebotol champagne di tangan kanannya lalu meletakkan botol itu di hadapan Harry.
Tak berselang lama Theo datang bersama Carole yang baru saja membuka pintu bar dengan memasang muka penuh bahagia karena mereka tahu bahwa kakaknya, Harry, akan mengajak minum-minum.
Theo dan Carole pun berjalan ke arah di mana Harry sudah menunggu sejak lama, dan langsung menempatkan diri untuk duduk di sebelahnya.
Masing-masing dari mereka menuangkan champagne ke dalam gelas secara mandiri, tak seperti biasanya, mereka amat terlihat bahagia hari ini, senyum dan tawa terpapar pada wajah mereka.
Singkatnya, setelah menegak beberapa gelas yang berisikan champagne, mereka mulai terlihat kehilangan kesadaran.
Di saat Theo dan Harry berbicara ngelantur gak karuan, Carole nampak tak sadarkan diri dengan menempelkan kepalanya di atas meja sambil tangan kanannya memegang gelas yang sudah kosong.
Harry kemudian naik ke atas kursi kemudian berlagak bak sedang berpidato atas kemenangan sementara ini yang tentunya mereka tak tahu apakah kemenangan ini akan berlanjut hingga seterusnya atau tidak.
"Kemenangan milik kita! Kemenangan milik kita!"
Pekik Harry sambil menggenggam gelas berisikan champagne yang tumpah kemana-mana saat kata-kata itu terlontar dari mulutnya.
Theo dengan keadaan setengah sadar membalas pidato Harry dengan berteriak,
"Yeah! Yeah! Kau benar, kita telah menang!"
Esoknya, Erik memberitahu James kalau saudara-saudara kandungnya sedang tak sadarkan diri di Barrier akibat terlalu banyak meminum alkolhol.
James yang saat itu sedang buru-buru untuk menuju suatu tempat tidak banyak berkomentar mengenai keadaan para saudaranya di Barrier.
Ia hanya menyuruh Erik untuk membangunkan mereka dengan paksa sambil berkata bahwa pekerjaan sedang menunggu mereka.
James tak ingin hanya karena mereka sedang asik merayakan pesta, bisnis jadi terlantar.
Singkat cerita, James kemudian melanjutkan perjalan menuju gudang di West End untuk bertemu dengan marco, seorang Italia, yang nampaknya merupakan anak buah dari Robert Pigliucci.
Marco mengenakan jas abu-abu begaya Italia yang sangat Khas, sehingga membuatnya tampak seperti bos ketimbang si Robert Pigliucci itu.
James berjalan ke arah Marco dengan menenteng koper di tangan kanannya, berjalan perlahan menujun arah Marco.
Saat itu Marco nampak menuggu sambil menydekapkan tangannya ke depan.
James saat ini tepat berdiri di depan Marco, mereka saling menatap satu sama lain.
"Aroma asap yang sangat khas, Tn Elzy."
Ucap Marco kepada James sebagai pembuka percakapan di antara mereka berdua.
"Selamat datang di West End, Tn Marco Benigno."
Orang Italia itu tak mengucapkan sepatah kata pun dan setelah betukar koper dengan James dan kemudian langsung pergi dari hadapan James.
James merasa aneh melihat orang-orang Italia yang ada di sini, terutama si Pigliucci itu sendiri.
Entah memang mereka tidak di ajarkan sopan santun atau bagaimana, tetapi seharusnya budaya mereka sangat kuat dengan sopan santun dan kehormatan.
Tetapi sepertinya tidak berlaku bagi Pigliucci dan orang-orangnya.
Atau sebenarnya memang begitu cara mereka memperlakukan orang asing, entahlah.
pikir James dimikian.
Koper itu ia bawa menuju kamar miliknya dan berniat ingin membukanya di sana, tetapi di tengah tengah perjalanan James melihat dengan kedua matanya sendiri.
Seorang wanita bersama anaknya sedang ditodong menggunakan pisau oleh lelaki yang tampak asing bagi James.
Jika dilihat dari gerak-geriknya, orang itu sedang merampok wanita dan anak tersebut.
"Hei, kau sedang apa?!"
Teriak James kepada perampok tersebut.
"Oh sialan, Aku ketahuan. Persetan dengan kau Elzy biadab"
Perampok tersebut mengatakan demikian kemudian berlari dan menghilang dalam gang-gang kecil.
"Kalian baik-baik saja?"
Tanya James.
"Kami baik-baik saja, Tuan"Jawab wanita itu sambil memegang erat tubuh sang anak.
"Kalau begitu berhati-hatilah kalian."
"Kalau begitu kami permisi."
Melihat wanita tersebut ia jadi teringat dengan Ibunya, James sudah lama tidak mengunjungi rumah Ibunya, mungkin sudah hampir dua tahun.
Sesampainya di rumah, James duduk di meja kerjanya dan mulai mengambil sebuah kertas, lalu mulai menulis pada secarik kertas untuk Ibunya.
Untuk Ibu, bagaimana kabarmu, Bu?
Aku harap semuanya baik-baik saja selama Aku tidak di sana.
Aku tahu Aku merindukanmu, Bu, dan Aku yakin kau juga merasakan hal yang sama.
Maafkan putra kecilmu ini karena tidak pernah memberi kabar kepadamu, Bu.
Tapi aku yakin Harry lebih sering mengabari mu ketimbang adik-adiknya.
Kakak-kakak merawatku dengan baik, Bu.
Jadi kau tidak perlu khawatir.
Mereka adalah kakak-kakak yang bertanggung jawab.
Aku berjanji setelah semua ini selesai, Aku akan mengunjungimu, Bu.
Aku ingin merasakan kembali masakan yang kau buat, Aku ingin merasakan kembali pelukan hangatmu seperti hari lalu ketika kau selalu memelukku ketika badai petir datang.
Aku akan segera menyelesaikan semua ini, Bu.
Mohon tunggu aku.
Aku akan segera kembali.
Dengan cinta; James Elzy
Begitulah kira-kira isi dari surat yang ditulis James malam itu.
Ia melihat kembali kertas yang telah ia tulis, mengamati dengan jelas, takut merasa ada yang kurang.
Kemudian ia membuka loker meja di dekat kasurnya, kemudian mengambil amplop dan memasukkan kertas tadi ke dalam amplop tersebut.
Ia lalu duduk di atas kasur, merasakan kehampaan dalam dirinya, tetapi ia mencoba untuk tidak terlalu memikirkannya, karena semua ini tidak berarti apa-apa pikirnya.
Ia pun beranjak tidur dengan membaringkan tubuhnya di atas kasur, sambil mencoba untuk tidak memikirkan segala ketidakmasuk akalan yang telah terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lebrand
AcciónGeng Lebrand yang didirikan oleh Elzy bersaudara yang diketuai oleh Harry Elzy sebagai yang tertua dari 4 Elzy Bersaudara. Lebrand didirikan guna menjaga keamanan bisnis yang dijalankan oleh keluarga Elzy yaitu membuka bar, Keluarga Elzy menguasai d...