Malam itu, waktu menunjukkan pukul 23.25.
"5 menit lagi mereka akan tiba" kata seorang pria yang berasal dari Keluarga Elzy bersaudara.
Ia sendiri bersama 2 orang nampak berdiri di sebuah pertigaan jalan yang kanan kiri nya dipenuhi dengan pohon jati yang daunnya sedikit demi sedikit nampak berjatuhan ke tanah. Dari jalan arah timur nampak mobil berwarna hitam sedang menuju ke arah mereka, dan benar saja mereka datang pada pukul 23.30 tepat.
"Itu mereka" kata James Elzy yang merupakan yang termuda diantara Elzy bersaudara sambil menunjuk kearah mobil yang semakin dekat kearah mereka.
James dengan 2 rekan nya nampak bersiap dengan kehadiran tamu yang akan mereka temui, James nampak menyalakan sepuntung rokok yang diambil dari saku jaket sebelah kanannya. Mobil itu nampak berhenti sejauh 5 meter dari tempat berdirinya James Elzy dengan kedua rekannya. Taklama kedua pintu depan mobil tadi terbuka dan keluarlah 2 orang berbadan seperti seorang tamtama dengan berpakaian kemeja, celana kain, bersepatu pantofel bak seorang pengawal bos besar. Kemudian salah seorang pria tadi membuka pintu belakang bagian kiri, dan turunlah seorang pria dengan setelan jas lengkap dengan topi bulat, saat ini mereka benar-benar terlihat seperti bos besar yang sedang dikawal 2 orang yang barusan lulus pendidikan militer.
Orang yang terlihat seperti bos besar itu nyatanya benar-benar seorang bos besar dari perusahaan setempat, lebih tepatnya mereka menjalankan bisnis perjudian. Ketiga orang yang baru turun tadi berjalan mendatangi James beserta 2 rekannya yang masih menghisap rokoknya.
Mereka bertemu, saling memberi tatapan tajam, James masih menghisap rokoknya, begitupun rekannya. Setelah keheningan yang cukup lama, James memutuskan untuk mengawali percakapan malam itu.
"Seorang pemilik bandar judi, yang konon kekayaannya tak terhitung jumlahnya, datang kepada Elzy bersaudara. Tuan Morgan dari Keluarga Finney, katakan! Apa yang kalian inginkan?"
"Tuan James anda nampak bersemangat malam ini." Jawab Morgan Finney.
"Jujur saja Tuan Morgan, kami menghargai kedatanganmu malam ini, tetapi kami tak memiliki banyak waktu, jadi katakan saja apa maumu, Tuan"
"Kau tau keluarga kami menjalankan bisnis perjudian, dan itu membuat keluarga kami kaya. Kau juga paham dengan bisnis, keluargamu sendiri juga memiliki bisnis bukan? Bisnis yang berkembang dengan pesat atas nama Elzy Bersaudara, akhir-akhir ini kami dengar kalian menguasai daerah sini, dan kalian menjamin seluruh keamanan bar, atas perlindungan Lebrand, geng yang dipimpin oleh Elzy Bersaudara."
James nampak mendengarkan sambil sibuk menghisap rokok yang sudah habis setengah. "Jadi apa yang kau inginkan, Tuan Morgan?"
"Aku membutuhkan bantuan Lebrand"
"Bantuan seperti apa yang kau butuhkan?"
"Akhir-akhir ini kasino tempat bisnis kami sering diserang oleh sekelompok orang, dan kami menduga serangan itu berasal dari Keluarga Lian."
James mengeluarkan sebatang rokok lagi dari saku kanan jaketnya, dan kemudian menyalakannya, sambil bertanya "Imbalan apa yang kami terima? Kau tau Keluarga Lian bukan keluarga yang sembarangan, mereka memiliki akses untuk dengan mudah memiliki senjata api"
"Kau akan dibayar 5% dari pendapatan tiap kasino, kami memiliki 5 kasino di daerah Shed lane. Dan untuk senjata api, kau tak perlu khawatir, kami, Keluarga Finney yang kaya raya mempunyai koneksi dengan penyelundup senjata."
James menghisap rokoknya, kemudian diam sejenak, Ia nampak berpikir dan kemudian menerima tawaran dari Morgan Finney. "Senang berbisnis denganmu, Morgan Finney."
Ada rapat keluarga di West End tempat Keluarga Elzy menetap, dan rumah itu sekaligus menjadi kantor pusat bisnis mereka. Seluruh anggota Elzy Bersaudara datang disana, Theo Elzy, James Elzy, Harry Elzy, dan Carole Elzy yang masing-masing dari mereka sedang menghisap rokoknya.
Rapat ini bertujuan untuk membahas mengenai kesepakatan antara Lebrand dengan bisnis Keluarga Finney. James tak meceritakan banyak hal, dia hanya bilang bahwa mereka ingin Lebrand memberikan perlindungan kepada kasino milik Keluarga Finney yang berada di Shed Lane.
"Jika kita menyatu dengan Keluarga Finney, maka Keluarga Lian akan ikut memusuhi kita, dan orang-orang bengis itu akan menembaki anggota kita satu-persatu. Bukankah itu terdengar menyenangkan bagimu, James?" ucap Carole Elzy yang nampak tak setuju dengan ikut campurnya mereka dengan persteruan antara Keluarga Finney dengan Keluarga Lian.
"Tenanglah, Carole. Kita sedang berbisnis dengan keluarga paling kaya di kota ini, bukankah jika kita mengerjakan pekerjaan yang beresiko tinggi maka kita akan mendapat bayaran yang tinggi juga? Lagipula ini bisnis saudaraku, jika kita tak mengambil resiko maka kita tak akan mendapatkan cuan." Theo menyela perkataan Carole dengan memberikan senyuman licik dan dengan persaan penuh ambisi.
"Para bajingan itu memiliki senapan yang siap menembak siapa saja yang melawan mereka!" teriak Carole kepada Theo dengan sangat meyakinkan.
"Kita juga punya bodoh jika masalah senjata."
"Ya kita memang memilikinya, tapi mereka punya yang lebih berkualitas, dengan kaliber yang lebih besar."
"Ya, itu akan jadi masalah bagi kita." ujar Theo yang mulai menurunkan suaranya kepada sang adik.
"Bagaimana Harry? Kaulah yang memutuskan" tanya Theo kepada sang kakak tertua sekaligus bos mereka.
"Bagaimana pun juga kesepakatan telah dibuat, dadu sudah dilemparkan, kita ikuti saja apa yang mereka minta, toh juga bayarannya lumayan. Kita sudahi saja rapat kali ini." Harry mengatakan ini sambil melihat ke mata seluruh anggota rapat.
Satu persatu dari Elzy Bersaudara keluar dari kantor, tetapi tidak dengan Theo karena ialah yang mengotrol bisnis pusat dikantor itu.
Entah kemana perginya Carole dan juga Harry, namun, James memutuskan tuk pergi ke sebuah bar di daerah West End, bar itu bernama "The Barrier Pub", di situlah tempat biasanya Lebrand berkumpul.
James membuka pintu, kemudian masuk kedalam bar. Disana orang-orang menatap dirinya, sebagian ada yang menyapanya. James menjawab sapaan itu hanya dengan membungkukkan kepalanya.
James berjalan menuju kearah bartender, kemudian memesan segelas wiski, kemudian sang bartender bertanya
"Irlandia atau Skotlandia, Tuan James?"
"Irlandia" jawab James yang sedang merogoh-rogoh sakunya untuk mengambil rokok dan juga korek, sang bartender yang kemudian nampak mengambil sebotol wiski dan juga gelas, lalu menuangkannya kedalam gelas tersebut sambil menanyakan
"Bisnis berjalan dengan baik, Tuan James?" James tak langsung menjawab pertanyaan dari sang bartender, melainkan ia meminum segelas wiski yang telah disiapkan didepan matanya
"Tentu, tentu saja, Erik. Bisnis kami semakin berkembang." jawab James seusai menghabiskan segelas wiski dengan sekali tegukan.
kemudian mereka berbincang-bincang kuarang lebih sekitar 10 menit, mereka tak membicarakan hal-hal penting kecuali wanita, benar, mereka gila wanita.
"Namun wanita disini tak lebih hanyalah seorang pelacur, jarang menemukan wanita yang baik masa kini, Tuan."
"Tentu saja, wanita baik mana yang ingin tinggal ditempat seperti ini."
James pulang dari bar, dan bergegas untuk pulang kerumahnya karena hujan sedang turun malam itu. Di jalan ia banyak bertemu dengan orang yang sedang mabuk-mabukan, malam hari di West End tak jauh beda dengan malam biasanya.
James membuka pintu, lalu masuk ke kamarnya. Ia terdiam sejenak, menatap lukisan karya teman perempuannya yang indah, dan kemudian tersenyum. Kemudian ia duduk di atas ranjangnya, melepas alas kaki dan juga jaket, serta jas hitamnya, menaruh topi diatas meja, kemudian bersiap untuk tidur dan berharap bahwa semuanya akan berjalan sesuai rencananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lebrand
AksiGeng Lebrand yang didirikan oleh Elzy bersaudara yang diketuai oleh Harry Elzy sebagai yang tertua dari 4 Elzy Bersaudara. Lebrand didirikan guna menjaga keamanan bisnis yang dijalankan oleh keluarga Elzy yaitu membuka bar, Keluarga Elzy menguasai d...