Hiraeth ; Delusi dan Halusinasi

95 20 17
                                    

Happy Reading ^^

Happy Reading ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°

°

°

°

°

°

─┉┈◈◉◈┈┉

Ada delusi yang tanpa sadar dirasionalisasi sebagai bentuk penerimaan luka abadi pada tiap pribadi

─┉┈◈◉◈┈┉

Zayyan berdiri disebuah taman yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Semilir angin ringan yang menggoyang dedaunan hijau serta anakan rambutnya yang juga ikut diterbangkan. Satu kata yang dapat Zayyan deskripsikan, indah.

Tak jauh didepannya, sosok remaja tanggung dengan senyumnya yang polos dan rambutnya yang sedikit berantakan berlari kecil menghampiri Zayyan yang tengah berdiri diam.

Zayyan sadar, ini adalah mimpinya. Mimpi yang sama yang selalu datang setiap memejamkan mata. Tapi ini tampak terasa nyata.

Apalagi saat sebuah tangan diulurkan kehadapannya, Zayyan seakan terhipnotis dan menyambut hangatnya tangan asing. Kakinya dibawa berlari riang seirama dengan langkah si remaja yang terlihat lebih tinggi darinya.

Ini Sing.

Sing kecil yang sudah tumbuh menjadi sosok remaja jangkung.

Langkah keduanya berhenti dibawah satu pohon rindang yang menyejukkan jiwa. Rasanya ada banyak hal yang pernah dirasakan namun seakan hilang.

" Kak... "

" Iya ? "

Sing memberi senyum teduh, " Kakak bahagia sekarang ? "

Zayyan mengangguk, pun dengan senyum mengembang,
" Tapi...kakak kangen jalan-jalan, main-main lagi kayak gini bareng kamu, dek... "

Yang lebih tua menatap lamat-lamat pada sang adik. Ada perasaan rindu yang tak dapat dijelaskan, dan Zayyan sadar mungkin ini terjadi karena intensitas kebersamaannya bersama Sing di dunia nyata tidak lagi seintens kala Sing belum beranjak dewasa layaknya sekarang.

" Aku juga, kak " Jawab Sing yang belum sedikitpun melunturkan senyumnya.

" Kamu inget gak, dek ? Dulu kita sering main petak umpet terus kamu manjat-manjat pohon buat sembunyi tapi akhirnya jatoh terus nangis " Zayyan tertawa kecil, mengingat memori yang tiba-tiba terbersit dalam kepala.

Sing mengangguk semangat, senyumnya masih terpatri tapi ada perasaan lain yang tersembunyi saat Zayyan menatap mata kecil itu.

" Aku inget. Kita bertiga pasti bakal seneng-seneng sampe lupa waktu.... "

ZALESING ; HIRAETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang