tw // this chapter contains bullying, violence, verbal abuse. be wise!
•••
"Dharmars Festa udah tinggal hitungan hari, kapan kita mau latihan lagi?"
Luna yang baru selesai merapihkan barang bawaannya ke dalam tas menoleh pada Liana yang barusan berucap. Ruangan minimalis yang menjadi studio mereka untuk latihan dance itu dipenuhi sekitar empat sampai lima orang termasuk Luna.
Di sebelah Luna ada Ayana yang sedang meneguk air mineralnya, gadis berambut pendek itu menatap Liana, "Gue sih bisa kapan aja, makin sering makin bagus, makin mateng lagi hasil kita." Ia beranjak dari duduk, meletakkan botol minumnya di atas meja, Ayana kemudian duduk tepat di sebelah minumannya.
"Inget guys, practice makes perfect itu nyata. Menurut gue kita harus latihan tiga sampe empat kali lagi biar bagus," sahut Kyara yang lantas menoleh ke Luna dan Hagi bergantian, "Apalagi ini kali pertama Luna sama Hagi tampil di depan, it's their first debut."
Ayana mengangguk setuju, "Bener banget—" Dari posisinya ia bisa melihat jelas keberadaan teman-temannya yang duduk lesehan di lantai, "—Mungkin nanti bakal gugup banget, tapi dibawa santai aja, oke? Kita-kita dulu juga begitu waktu awal tampil di festival."
"Iya, Lun, Gi." Liana menoleh sepenuhnya ke Luna, "Luna kapan bisa latihan lagi? Lo kerja mulainya jam berapa?"
Luna mengerjapkan matanya ditanya seperti itu, "Oh, santai sih. Jam kerja gue baru mulai sore, kalo mau latihan dari siang sampe sore juga enggak masalah, paling gue ijin datang telat sama atasan gue."
"Jadi oke ya? Gak ada masalah, Lun?" ulang Ayana memastikan tak ada masalah. Luna mengangguk pelan mengiyakan.
Dharmars Festa adalah festival besar tahunan yang selalu diadakan BEM Universitas Dharmakara. Biasanya diadakan di awal menuju pertengahan tahun, selayaknya tradisi turun temurun, sudah tak diragukan lagi akan sesukses apa acara itu berlangsung nanti.
Selain bantuan dana dari universitas dan organisasi kampus pelaksananya, donatur dari Dharmakara juga ikut andil menyukseskan acara tiap tahunnya. Dana mengucur deras sesuai dengan apa yang dibutuhkan panitia Dharmars Festa untuk menyukseskan acara tersebut.
Wajar saja festival tahunan itu berlangsung sangat megah, banyak stan yang akan membuka lapaknya di area bazar—kebanyakan merk brand lokal ternama berebut ingin ikut andil bagian, belum lagi adanya kontes menyanyi dan berbagai kompetisi lainnya, lalu ditutup dengan konser band ternama di malam terakhir penutupan.
Sangat meriah. Ini kali pertama Luna menghadiri festival kampusnya itu sebagai pengisi acara. Sudah hal yang umum diketahui khalayak ramai kalau unit kegiatan seni mahasiswa juga akan mengisi jalannya acara, seperti biasa mereka akan menampilkan unit dancers mereka sebagai pembuka di hari pertama festival.
Tahun lalu Luna datang hanya sebagai mahasiswa biasa, mengunjungi stan-stan bazar dan menonton penampilan band kampus mereka dari sudut lapangan. Ia sendiri tak menduga kalau di tahun berikutnya ia akan bergabung memeriahkan acara hebat itu.
"Kemarin heboh lagi, ya gitu deh." Suara Kyara memecahkan lamunan Luna, ia reflek menoleh pada gadis berambut sebahu itu, ternyata Kyara sedang berbicara dengan Liana, "Seperti biasa, Li. Kasian deh gue liat tuh cowok ditimpukkin tepung sama Areska, katanya sih gara-gara Rio sengaja numpahin es jeruk ke bajunya, tapi harusnya jangan gitu gak sih? Dipermaluin di depan umum tuh enggak banget!"
Liana mengedikkan bahu, "Salah sendiri, siapa suruh berurusan sama Monsieur. Areska tuh kalem-kalem tapi mulutnya pedes kek cabe, tapi si Rio masih beruntung berurusannya sama si Areska, coba kalo sama Juan—besoknya pasti gak keliatan di kampus lagi tuh anak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Jenuh
Fanfiction[on going] Mikhayla Aluna, sebisa mungkin meneguhkan prinsip 'hidup tenang' dalam menjalani hidupnya. Mengabaikan segala macam bentuk permasalahan atau menghindari semua hal yang dianggap mempersulit sudah ia terapkan sebagai kebiasaan setiap detik...