Eps 2: Different

261 46 9
                                    

"Happy anniversary sayang" orang orang akan menganggap aku sudah gila, karena masih saja mempertahankan hubungan yang tak seharusnya ini.

Beberapa hari belakangan ini, hatiku dibuat cukup gembira. Karena perlakuannya yang lembut. Seperti saat awal kita berpacaran. Untuk beberapa waktu, aku juga mencoba untuk tidak membahas tentang 'keseriusan' dia tentang pekerjaan.

"I love you so much" dia sama seperti saat kita pertama berpacaran. Aku sangat senang.

"I love you too" aku berharap semua ini akan bertahan seterusnya. Meskipun kemungkinan itu sangat kecil untuk jadi nyata.

Aku dan pacarku sekarang berada dimobil miliknya. Dia memberikanku kejutan berupa kue anniversary dan juga kado yang entah apa isinya. Sebelum aku keluar dari mobil, untuk melangkah pulang. Karena kita sekarang berada didepan rumahku. Dia telah mengantarkanku.

Setidaknya pertengkaran kita yang panjang itu, untuk sementara waktu telah berakhir. Entah sampai kapan perdamaian ini berlanjut. Aku belum berpikir kesana. Yang ku pikirkan hanyalah perasaan gembira, atas perlakuan dia yang menghangatkan hati akhir akhir ini.

***

Suasana hatiku yang sedang bahagia ini bertambah lagi, saat langkahku sudah berada di dekat pintu utama rumahku. Aku mendengar putriku tertawa lepas didalam. Aku bersyukur karena mendengar hal itu.

"Mas Freya?"

"Dek?" Dia tersenyum lebar. Saat melihatku berdiri ditengah pintu. Aku melihat putriku yang sedang berada duduk dibahu mas Freya. Mereka seperti sedang bercanda ria.

Aku melihat ke belakang dengan ragu ragu, namun untungnya mobil pacarku sudah tidak berada disana. Hampir saja diriku ketahuan. Untungnya juga hari ini pacarku tidak masuk kedalam rumah. Karena, mas Freya pulang?

"Mas, kamu pulang?" Aku mendekat kearahnya dan anakku. Ada perasaan bahagia juga melihatnya, setelah berhari hari tidak melihatnya. "Kamu kenapa pulang mas? Inikan masih pertengahan, dari jadwal kamu seharusnya pulang"

Dia hanya tersenyum, lalu menurunkan alana dari bahunya. Seketika anak itu langsung berjalan ke arahku dengan langkahnya yang tidak seimbang, karena masih berusia satu tahun setengah.

"Aku mau kerja kantoran aja dek" aku membelalakkan mata mendengar itu. Perasaan bahagia pun bertambah satu lagi. Beruntungnya aku hari ini.

"Beneran mas?" Mas Freya mengangguk, dan itu terlihat sangat meyakinkan. Akupun berlari ke arah mas Freya, lalu memeluknya dengan erat. Aku sungguh bahagia mendengar keputusan dia.

Aku tidak bisa mendeskripsikan bagaimana perasaanku sekarang. Kebahagiaan menimpa ku berturut turut hari ini. Aku seperti mendapatkan hujan uang dari langit saja. Sekarang aku dan mas Freya berada dikamar. Aku sedang duduk bercermin dikursi dekat tempat tidur kami, setelah membersihkan diri beberapa menit lalu.

Tiba tiba sebuah tangan melingkar dileherku. Aku tidak terkejut, karena aku sudah tau siapa pelakunya. Mas Freya yang tersenyum, tapi kali ini senyumnya sedikit berbeda. Dan aku tau maksudnya.

"Dek... Alana udah tidur lho" ciri khas mas Freya yang tidak mau langsung to the point.

"Lalu?" Aku sengaja menggodanya, dia terlihat mulai suka menggodaku sekarang. Semakin sering juga. Mas Freya tidak langsung menjawab, dia justru menciumi leherku dari belakang. Sampai, akupun merasakan tarikan yang kuat. Aku tertarik dengan godaan dan ajakannya. Untuk yang pertama kalinya dalam hidupku selama menikah dengannya.

Mungkin terdengar egois, tapi aku tidak mau melepas kedua lelaki yang sekarang mempunyai ikatan denganku. Pacarku yang aku cintai dan juga mas Freya, ya meskipun aku tidak mencintainya. Tapi aku sangat butuh dia, butuh kelembutan seorang seperti dia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm not that badTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang