Pharita kembali menutup pintu kamar saat tahu apa yang dilakukan Asa dan Ahyeon dikamar itu. Dua gadis itu tampak sedang berlatih, terdengar dari Asa yang kerap kali memperbaiki pengucapan Ahyeon.
Pharita memilih pergi, menjauh dari kamar yang awalnya ingin disinggahinya untuk malam ini. Dari ujung tangga, Pharita sudah mendengar keributan dari bawah, dipastikan itu suara Rami dan Rora, dua gadis yang tidak pernah ada hari tenang.
"ANDWEEE!!" Rami berteriak frustasi. Ponselnya direbut saat baru saja akan mencetak kemanangan.
"Cukup untuk kau bermain game hari ini, Eonnie." Rora menyembunyikan ponsel Rami yang terasa panas dibalik punggungnya. Mengabaikan Rami yang menatap penuh permusuhan padanya.
"Aniyo, kembalikan!" Rami berlari pada Rora yang seketika berlari kabur menghindarinya.
"Lee Dain!"
"Berhenti bermain game dan bantu aku membuat dakgalbi sesuai permintaan Asa Eonnie!" Rora tak kalah berteriak tanpa menghentikan lari kakinya.
"Yak! Asa Eonnie menyuruh kita membuatnya besok!" Rami dengan kesal menghentikan kakinya, dengan nafas terengah menatap pada Rora yang juga menghentikan larinya.
Rora menepuk keningnya dengan gumaman, "benar juga," Rora dengan cengiran berbalik dan meringis menatap Rami. "Aku lupa, Eonnie."
Rami mendengus, tanpa memperdulikan ponselnya lagi, Rami berlari turun kebawah. Menduselkan diri pada Chiquita yang juga tengah bermain game diponselnya.
"Canny~"
Chiquita tidak menjawab, masih sibuk dengan gerakan tangannya pada ponsel.
Rami mendengus, memilih menjauhkan diri dan mengambil remot untuk menyalakan televisi.
"Aku pulang~"
Rami menoleh semangat, belum juga tubuhnya beranjak, sudah didapati satu Eonnie-nya yang pergi sejak tiga jam lalu itu berjalan kearahnya. Rami kembali mendudukan dirinya.
"Lama sekali," Rengut Rami, tetapi matanya berbinar saat mendapati banyak kantong plastik yang dibawa oleh Ruka. "Kau bawa apa, Eonnie?"
Ruka mendudukan dirinya pada karpet lembut dibawah, membuka kantong plastik yang banyak menyimpan makanan yang ia beli.
"Woah!" Ahyeon berlari semangat dari lantai atas saat hidungnya mencium aroma makanan lezat, disusul oleh Asa yang mengekorinya.
Chiquita berteriak tertahan dan membanting ponselnya pada sofa saat permainannya kalah. Kepalanya menoleh pada mereka yang sudah menyamankan diri dikarpet bawah, Chiquita mengikutinya, menatap pada Ruka yang terlihat lelah.
"Kau habis darimana, Eonnie?" Chiquita ikut mengambil satu odeng saat bibirnya mulai mengeluarkan tanya.
"Belanja." Jawab Ruka singkat yang kini sudah mulai bergabung setelah membereskan belanjaannya.
Chquita hanya mengangguk, menikmati dengan kesenangan makanan yang sengaja dibeli oleh Eonnie tertuanya itu.
"Jangan tidur kemaleman, besok kita ada jadwal recording, jangan lupa untuk berlatih mandiri lagi jika besok kalian ingin cepat pulang, biar rekamannya juga cepat selesai." Ujar Ruka menatap satu persatu wajah yang terlihat bahagia saat dibebaskan makanan seperti ini.
"Iya-iya, tenang saja, aku pastikan besok kita pulang cepat." Chiquita berujar, maknae itu terlihat yang paling lahap makan, membuat Pharita dan Asa yang meilhatnya tertawa kecil.
"Habis ini kalian langsung tidur. Besok pagi aku tidak ingin mendengar alasan apapun jika dibangunkan. Cukup tidur dan bangun pagi atau kami tinggal." Peringat Ruka.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOND
FanfictionHanya tentang mereka dengan segala usaha mereka untuk tetap terikat satu sama lain. Dalam persahabatan yang mengikat hubungan kerja, pertengkaran sudah lebih dari kata biasa dalam ikatan jalinan tersebut. Tetapi hubungan mereka lebih dari itu. Mere...